Prolog

1.5K 43 3
                                    

"Na-na.." suara imut-imut menggemaskan dari bibir seorang gadis kecil berumur 4 tahun lewat 4 bulan memanggil namaku dengan susah payah,

Gadis kecil itu memainkan replika mainan kue donat ditangannya.

"Duh! Nggak usah pake ngeces segala bisa kan sayangku loli!" Ku bersihkan air liur yang menetes dari bibir mungilnya dengan tisu basah khusus bayi.

Serius! ketika ku bilang gadis mungil ini ngeces dia benar-benar mengeluarkan air liurnya, lalu memainkannya hingga membuat gelembung-gelembung air kecil.

"Ini nih! Sewaktu mama mu hamil pasti ada deh hal yang nggak terpenuhi, jadinya kamu ileran begini!" gerutuku tanpa sadar yang membuat gadis kecil dihadapanku ini menghentikan ocehannya.

Ups.

"Ma-ma.." Gawat.

Hanya mendengar satu kata itu dari bibir mungil Loli, sambil ia memandang wajahku dengan kedua mata bulatnya berhasil membuatku salah tingkah.

"Emm, Loli, dengar sayang, emmm.." Aduh, aku jadi kelabakan sendiri seperti ini.

Harusnya aku nggak menyebutkan kata itu! Kenapa sih dengan mulutku ini.

"Aku-mau-Nana-jadi-mama Loli!" Serunya terbata-bata dengan bibir merekah menampilkan gigi-gigi putih yang bisa dihitung.

Mendengar nada suaranya yang gembira aku merasa lega dan membuatku mengelus dada. Puji Tuhan, kirain tadi mau menangis.

Tunggu.

Tadi dia bilang apa?

"Dia mau kamu jadi mamanya." Suara itu seakan menjawab pertanyaan dalam pikiranku.

Ben, yang tiba-tiba sudah ada di ambang pintu memperhatikan kami.

Maksudnya?Aku hanya diam memperhatikan ayah dan anak ini bergantian dengan heran.

"Hello Loli! Daddy Home!" Ben menghampiri gadis kecilnya, sembari melemparkan tas kerjanya ke atas sofa begitu saja, lalu meraihnya dan mengangkat gadis kecil itu dalam pelukannya.

Seenaknya saja dia melempar barang-barang pribadinya! Tapi mau tidak mau sambil mendumal, aku pun meraih tas kerja Ben yang ia lemparkan begitu saja diatas sofa tadi.

Nasib, nasib.

"Aaaahh, dan daddy rasa Ana tidak keberatan sayang." Katanya pada sang anak, sambil melihatku dengan wajah menantang.

Aku mendengus tak peduli, meninggalkan mereka sambil membawa masuk tas kerja Ben ke ruang kerjanya. Sekembalinya aku dengar mereka masih berbincang-bincang dengan seru.

Yeah like Father like daughter! Bah!

"Bukan begitu, Ana?" Kata Ben lagi, masih dengan wajah menantangnya.

Aku mengernyit. Apa sih? Tahu obrolan mereka saja tidak.

"hmm" Aku hanya bergumam sambil mengangkat bahu.

Lalu kudengar Loli memekik. "Yeyyyyyyyyyy! Aku akan punya Mommy! Nana akan menjadi mommy ku!"

"Apa? Sial.." sambil mendesis Aku memegang leherku yang terkilir efek kugerakkan terlalu cepat karena terkejut mendengar perkataan Loli.

"Girl, language please! Disini ada anak kecil jangan ngomong yang kasar. Kalau mau yang kasar-kasar nanti saja kalau kita sudah sah." Katanya.

Mataku membelalak, tak habis pikir dengan ucapan sibodoh ini didepan sang anak. Brengsek. Umpatku lagi tanpa suara.

"Tuh kan kamu sukanya yang kasar-kasar. Nah-nah, lihat tuh Loli, masa daddy dipelototi sama mommy."

Habis sudah. Ingatkan aku untuk menyelinap kekamarnya malam nanti lalu mencekiknya!

Kau mati malam ini juga BENJAMIN LEWIS!

***

Hai! ini penggalan cerita baru ku.

I know i know. Masih ada hutang untuk Rush Of Love, tapi yahhhh ini cerita bener-bener harus ditumpahkan pake banget saking penuhnya.

Ya pokonya baca aja deh ya, kalo ngga mau baca ya aku ra po po.

salam *teddy bear hug*

Agustineria

I'm Your Little LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang