2. Sebut Saja Aku Pria Gila, Karena Memang Itu Benar Adanya.

1.3K 58 6
                                    

Ketika pertama kali melihatmu. Aku terpesona dengan aura yang ada didalam dirimu.

Ketika berada didekatmu. Jantungku berdetak lebih cepat melebihi ritmenya.

Perasaan gugup selalu menyelimuti diriku kala berada didekatmu.

Dan aku tahu sekarang apa penyebabnya, itu karena aku telah jatuh. Jatuh dalam pesonamu, dan kini aku telah jatuh cinta denganmu.

*****

Alan berjalan dengan santainya melewati koridor, ia terus berjalan sambil bersenandung kecil. Sampai akhirnya ia berhenti di depan sebuah kelas yang bertuliskan Xl IPA 6. Ia menyender di samping pintu sambil menunggu seseorang, tentu saja Shelby.

Seorang pria paruh baya keluar dari kelas Shelby dengan kumisnya yang super tebal dan kepalanya yang setengah plontos. Ia menurunkan kacamatanya, lalu berkata, "Ngapain kamu disini?"

"Ah, bapak mau tau aja," Jawabnya menyengir. Pandangannya beralih pada perempuan berambut coklat panjang yang baru saja keluar dari kelas. Dengan seenaknya, ia menarik tangan Shelby. "Nah, ini nih pak yang dari tadi saya tunggu-tunggu."

"Lho, memangnya dia siapanya kamu?" Tanya guru itu yang bernama pak Sulan.

"Oh, dia ini pujaan hati saya pak, belahan jiwa saya. Sayangnya dia gak suka sama saya, tapi namanya juga usaha ya pak?" Katanya melirik Shelby yang menahan malu setengah mati.

Pak Sulan memelintir kumisnya, "Hooo, pujaan hati ya? Ya sudah lah, saya pergi dulu. Yang penting usaha dulu,"

Alan mengacungkan kedua jari jempolnya, "Oke pak!"

Shelby langsung berjalan meninggalkan Alan. Tapi langkahnya yang kecil membuatnya cepat tersusul oleh langkah Alan yang besar. Mereka berjalan bersisian menuju gerbang sekolah. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Shelby berkata, "Ngapain lo masih ngikutin gue sih?" Ketusnya.

"Kan tadi aku bilang pulang denganku saja."

"Tapi gue gak mau! Lagian gue juga lagi nunggu jemputan, jadi gak usah repot-repot!" Balasnya dengan nada sarkastik.

Alan duduk di kursi panjang yang biasa diduduki oleh pak Yanto, selaku petugas keamanan di sekolah ini.

Ponsel Shelby bergetar, ia merogoh saku rok nya dan mengeluarkan benda persegi panjang tersebut. Ternyata pesan dari mamanya.

Mama : Sayang, hari ini mang Eman gak bisa jemput kamu. Soalnya mau jemput mama arisan sama mau nganterin mama belanja. Kamu bisa kan nebeng temen kamu?

Shelby tak menyadari kalau Alan sedari tadi mengintip pesan dari mamanya. "Tepat sekali!" Serunya.

Shelby menoleh dan mendapati Alan yang tengah tersenyum manis, lalu sedetik kemudian menarik Shelby ke parkiran. "Lepas!" Jeda sejenak. "Gue bilang lepas ya lepas!"

Genggaman tangan mereka terlepas, Alan membalikkan badannya menghadap Shelby yang sudah kesal setengah mati dengan perlakuan Alan yang menurutnya suka seenaknya dan baru kenal saja seperti sudah kenal lama dengannya. "Kenapa? Kamu takut kalau aku culik?" Jeda sejenak, "Aku gak bakal menculik kamu kok, aku kan cuma bisa menculik hatimu." Alan terkekeh.

"Apaan sih? Receh banget tau gak!" Balas Shelby kesal.

"Oh, jadi kamu mau aku gombalin lagi? Oke deh. Kamu tau gak bedanya kamu sama--"

"Udah, udah! Males gue dengerin gombalan gak mutu lo itu!"

"Kamu kayaknya mau cepat-cepat banget. Gak sabar ya meluk-meluk aku nanti di motor? Kalau mau peluk, peluk sekarang saja, babang Alan rela kok di peluk sama Shelby." Alan merentangkan tangannya hendak memeluk Shelby, tapi segera di tepis kasar oleh Shelby.

Kabut LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang