27 ● Say It!

9.2K 1.1K 45
                                    

Waktu menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit malam saat Sungmi, Jieun, Taehyung, Jimin, dan Jinyoung sampai di Gwanganli. Masih ada waktu sekitar empat puluh menit lagi sebelum pesta kembang api itu di mulai.

Pantai yang selalu menarik minat pengunjung itu sudah sangat ramai karena hampir seluruh warga Busan di tambah wisatawan lokal, dan warga negara asing menyambangi tempat itu untuk menyaksikan Busan Firework Festival yang selalu diadakan setiap tahunnya di bulan Oktober.

"Wah! Ramai sekali!" ucap Jieun antusias. Gadis itu melirik ke sana kemari memandang ribuan orang yang berlalu lalang di depannya.

Taehyung mencebikan bibirnya. Sepertinya mengejek gadis itu adalah hobi baru baginya. Sedangkan Sungmi yang sudah biasa datang ke tempat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tangannya menarik lengan Jieun supaya ikut dengannya ke sisi pantai yang tidak begitu ramai. Diikuti Taehyung, Jimin, dan Jinyoung yang berjalan di belakangnya.

Tiba-tiba gadis itu berbalik, sampai membuat ketiga namja di belakangnya menghentikan langkahnya. "Kalian tunggu di sini ya, ada yang ingin aku beli, dan jangan kemana-mana! Aku hanya sebentar," kata Sungmi sambil menunjuk Jimin, Taehyung, dan Jinyoung yang berada di depannya.

"Aku ikut! Aku ingin ke toilet," ucap Taehyung disusul senyum kotaknya.

Jieun memutar bola matanya malas tanpa berniat mengatakan apapun kepada namja di depannya, karena apapun yang ia katakan bisa saja membuat mereka malah beradu mulut. Sedangkan Sungmi mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kajja!" ucap Sungmi.

Gadis itu berjalan menjauh bersama Jieun di sampingnya. Setelah menepuk bahu Jimin dua kali, Taehyung mengikuti kedua gadis itu dari belakang, meninggalkan Jimin dan Jinyoung yang diselimuti keheningan.

"Ekhem.." Jinyoung berdeham untuk mencairakan suasana. "Kau sudah lama menyukai Sungmi?" tanyanya to the point.

Dari awal mereka bertemu di stasiun Busan, Jinyoung sudah merasa kalau Jimin menyukai sepupunya itu. Ditambah lagi, tadi ia sempat melihat Jimin menguping pembicaraannya dengan Sungmi di halaman belakang. Sejujurnya, Jinyoung tau kalau Jimin bersembunyi di balik tembok, hanya saja ia pura-pura tidak melihatnya.

Pertanyaan yang Jinyoung lontarkan barusan sukses membuat Jimin menoleh ke arahnya dengan kening berkerut. "Mworago?"

"Kau menyukainya, 'kan? Maksudku, Lee Sungmi," ulang Jinyoung.

Jimin mengalihkan pandangnnya ke depan, di detik kemudian ia mengangguk. Mengakui perasaannya di depan lawannya bukanlah sesuatu yang sulit.

"Sangat. Aku sangat menyukainya."

Kali ini Jinyoung yang menoleh ke arah Jimin. Melihat Jimin yang menjawab pertanyaannya dengan mantap membuat ia sadar kalau Jimin benar-benar menyayangi sepupunya itu.

Jinyoung menghela nafas panjang. Pandangannya tertuju pada lautan di depannya.

"Tolong jaga, uri Sungmi," kata Jinyoung.

"Tanpa kau suruh pun, aku akan selalu menjaganya, Park Jinyoung,"

"Aku serius Jimin-ah karena aku akan mundur, dan tidak akan memaksakan perasaanku lagi. Aku rasa.. dia akan bahagia bersamamu," ucap Jinyoung sambil tersenyum miris.

"Dia juga bahagia bersamamu, sebagai saudara,"

"Yah kau tau, aku ingin lebih dari itu,"

Keduanya tertawa renyah. Ada suatu kelegaan dihati Jinyoung saat ia tau Sungmi akan bersama orang sebaik Jimin. Kalaupun ia tidak bisa bersama Sungmi, setidaknya ada seseorang yang tulus menyayangi gadis itu, dan itu membuatnya jauh lebih tenang.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang