PERPISAHAN KITA

3.9K 166 14
                                    

"Tak kusangka. Kau melakukan hal yang telah fatal!"ucap Han berjalan di sekitar kolam yang dipenuhi cairan hitam aneh.

 Kau melakukan hal yang telah fatal!"ucap Han berjalan di sekitar kolam yang dipenuhi cairan hitam aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# Han

Yi Ling dan menjawab. Ia masih meronta karena tubuhnya diikat di tiang tinggi tepat di tengah kolam. Ia melirik kolam hitam yang berada tepat di bawahnya. Ia bergidik ngeri membayangkan kolam itu. Tapi jauh selain itu, yang lebih membuatnya gamang adalah jimat putih yang sampai salah tangan, jatuh pada orang yang menggunakannya pada yang salah.

"Kau tidak akan mendapatkan jimat itu!" teriak Yi Ling pada Guan.

Han tertawa sinis. Namun ia cepat menoleh ke arah gerbang istananya. Begitupun dengan Yi Ling. Mereka sama – sama memandang ke gerbang istana.

Benar saja. Guan telah sampai di gerbang istana. Ia telah siap dengan pedangnya. Di depannya sejuta pasukan makhluk hitam menanti. Siap menebas Guan yang berani masuk ke wilayah mereka.

Guan menarik nafasnya. Kemudian menghembuskan pelan. Ia menggenggam pedangnya erat kemudian berlari menyerbu pasukan hitam seorang diri. Ia terus maju menebas mereka. Membuka jalan menuju pusat istana. Ke tempat Yi Ling memanggilnya.

Guan tak peduli dengan goresan di tubuhnya. Ia tak peduli pedang hitam menebas kakinya. Ia tak peduli harus berlumuran darah menerobos mereka. Satu yang dipikirkannya. Menolong Yi Ling.

Guan berhasil sampai di gerbang istana utama. Ia membuka pintu dan melihat Han berdiri menatapnya. Tak jauh di depan Han, Yi Ling terikat dengan rantai tepat di atas kolam hitam.

"Guannnn!!" panggil Yi Ling.

"Bertahanlah sebentar Yi Ling. Aku pasti akan menyelamatkanmu." Guan mengucap mantap sambil maju melangkah masuk.

Han tertawa. "Tak kusangka kau akan melakukan ini padaku Guan. Seperti inikah balasan yang aku terima dari adikku sendiri? Seperti inikah bentuk pengabdianmu?" Han maju. Menempelkan kedua telapak tangannya. Membuka perlahan dan menampilkan sebuah pedang hitam pekat. Tak ada kegelapan yang lebih pekat dari pedang itu.

"Kakak, mari kita selesaikan semua ini!" Guan maju berlari. Begitupun dengan Han.

Pertarungan sengit terjadi. Yi Ling hanya mampu menonton semua itu. Pertarungan yang memilukan. Pertaruang saudara yang akan berhenti ketika salah satu dari mereka mati. Pertarungan sedarah yang harus terjadi karena tidak memilih jalan yang sama. Pertarungan tragis ketika jalan telah berbeda.

Istana bergetar. Ketika pedang kedua saudara itu beradu. Sejenak kedua pedang itu saling bertautan. Hingga akhirnya pedang Guan tak mampu menahan energi pedang Han. Ia terhempas ke belakang dan menghantam dinding istana.

Belum sempat Guan berdiri, Han telah berlari dan menebaskan pedangnya pada dada Guan. Lagi. guan terhempas ke belakang. Kali ini ia menghamtam dinding istana.

"Tidakkkkk!" teriakkan Yi Ling menggema ke istana. Tangisannya meledak. Ia tak tahan melihat Guan yang harus terluka seperti itu.

Han berjalan menghampiri Guan. Ia mengangkat pedangnya tinggi. Berniat menebas Guan. Mengakhiri hidupnya sekaligus pertarungan yang mengerikan itu.

"Tidakkkkkk!!!" teriak Yi Ling sekali lagi. Tubuhnya bersinar terang membuat Han terpelanting jauh. Awan hitam yang mengelilingi dunia perlahan memudar. Berganti cahaya yang terang dan hangat menyambut bumi.

Ikatan rantai yang membelenggu Yi Ling terlepas. Ia terbang menuju Guan dan mengambil pedang Guan. Pedang Arcus bercahaya bersamaan dengan tubuhnya dan tubuh Guan. Dengan sekali sentak, Yi Ling melayangkan pedang itu pada Han.

Han yang baru saja berdiri terkejut. Dengan cepat ia menangkis pedang yang meluncur lurus ke arahnya. Namun, pedang Han bukan apa – apa dibandingkan pedang Arcus yang telah bersatu dengan jimat putih.

Pedang Arcus menancap di dada Han. Membuat laki – laki itu menghilangkan bagaikan debu. Guan menitikkan air mata menyaksikan pemandangan itu. Walau bagaimanapun, laki – laki yang berusaha membunuhnya tetaplah kakaknya.

Tiba – tiba Guan muntah darah. Lukanya yang sebenarnya belum sembuh dan ditambah dengan luka baru yang ia dapatkan memperburuk kondisi tubuhnya.

Yi Ling langsung berlari dan memeluk Guan. Ia tahu, kondisi ini tidaklah memungkinkan untuk selamat. Ia terus menangis menatap Guan dalam pelukannya.

Cahaya terang merembes masuk melalui celah istana. Menyinari dua insan yang tengah dirundung kesedihan.

"Apa kita...akan bertemu lagi?"tanya Guan pelan.

"Ya...dan saat itu...aku pasti mengingatmu..."balas Yi Ling terisak.

Guan tersenyum. Perlahan kedua bola matanya menutup.

***

"Yi Ling...Aku menghukummu karena menyalah gunakan jimat putih pemberianku pada laki – laki itu..."

"Kamu akan kusegel dalam negeri Lotus putih dan pedang Arcus akan menjadi segel memulai misimu..."

"Laki – laki itu akan kukirim ke dasar paling dalam dan akan kembali sesuai dengan alam..."

"Darksha..."

          "Phoenix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Phoenix..."

#Navi's Note

Yeayyyy!! Cerita gaje Navi siap juga. fiuhhh! Navi nggak tau apakah reader semua suka sama yang satu ini. Gaje dikit sih!! Hahahaha

Sampai berjumpa di cerita Navi selanjutnya!!!!

BLOOD OATH (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang