Regret by hasyemele

12 5 0
                                    

Written by hasyemele


"Udah gak usah nangis," suara Marvell, membuat Jeha mendongak.

"Mau sampai kapan lo kayak gini?"

"Ini semua salah gue, Vell." ucap Jeha dengan nada lirih.

"Ya... kalo waktu itu lo jelasin semuanya ke Dana, mungkin sekarang lo lagi ada di taman seneng-seneng."

"Gue emang bego! Gak seharusnya gue dengerin omongan si curut itu, Vell. Gue nyesel,"

"Sekarang lo pulang. Nyokap nyariin, percuma lo nunggu di sini, Dana juga gak bakal balik."

"Gak! Dana pergi buat nyembuhin emaknya. Dana pasti balik," ucap Jeha yakin.

Marvell menghembuskan napas denga berat, tak tahu harus menceritakan dari mana.

"Je, Dana emang ga bakalan balik. Dana udah tenang, sekarang kita pulang ya,"

"Haha, lucu,"

"Nih," Marvell memberikan ponselnya pada Jeha.

Jeha membaca email dari Disa, adik Dana.

Dari: Adisa
Perihal: Berita duka
Tanggal: 14 Maret 2015

Kak Marvell, ini Disa. Kemarin Kak Dana pulang. Terus Kak Dana kecelakaan waktu mau ke rumah Kakak. Kak Dana udah gak bisa ditolong, Kak Dana mau minta maaf sama Kak Jeha. Sampein ini ke Kak Jeha ya, Kak. Bilang sama dia, kalo Kak Dana itu sayang bangett sama Kak Jeha, Kak Dana gak mau nanti liat Kak Jeha nangis pas pergi ke makamnya.
"I love you so much, Jeha." –Dana Pradipta.

Seketika tubuh Jeha melemas, ia mulai terisak lagi, lagi dan lagi.

"DANAAAA!!" teriak Jeha dengan suara seraknya.

Jeha sudah kehilangan orang yang paling ia cintai.
Dia kehilangan Dana-nya.

Semoga tenang di sana, Dana.

Drabble CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang