Part 2

86 17 0
                                    

Semenjak lo hadir dihidup gue, gue gak pernah yang namanya jatuh cinta selain sama lo.


••••

"INI Paz udah selesai bener gak?"

     Diperiksa Pazia jawaban nya satu persatu. "Bener semua nih," Ucap Pazia.

     "Iya dong gue gitu," Tutur Fero dengan bangga. "Terus kenapa lo minta ajarin gue kalo lo udah bisa?" Tanya Pazia.

     Fero menggaruk tengkuknya, belum sempat ia menjawab pertanyaan Pazia. Farla menyahut, "Biasa Paz cowo kaya Fero mah banyak modusnya,"

     "Eh enak aja lo ngomong," Sambar Fero sorot matanya tajam menatap Farla.

     "Udah, udah ribut mulu pusing gue," Pazia memijat pelipis matanya. "Maaf deh Paz,"

     "Kayanya udah sore nih gue pulang ya Paz," Pamit Farla sambil memberikan tatapan tajamnya pada Fero.

      "Biasa aja kali mbak, gak usah sewot gitu." Sindir Fero.

     Farla kemudian keluar dari rumah Pazia dan menelpon taksi.

     "Gue pulang juga deh kalo gitu, makasih ya udah ngeluangin waktu buat belajar bareng," Ucap Fero sambil tangannya mengemas buku-buju yang berserakan diatas meja.

     Pazia membantu Fero untuk membereskan buku-buku tersebut, tidak sampai 1 menit mereka sudah selesai mengemas. Fero kemudian keluar dan diikuti oleh Pazia.

     "Gue pulang dulu," Pamit Fero.

     "Hati-hati."

     Senyuman lebar menghiasi wajah Fero begitupun wajah Pazia. Mereka berdua seolah sedang merasakan perasaan yang entah apa namanya. Keduanya merasakan bahwa hatinya berdesir.

     Fero lebih dulu sadar dari lamunannya, "Eh kok ngelamun ya,"

     "Iya ya, kalo gitu gue masuk dulu ya Fer."

     Fero mengangguk lalu melajukan motornya membelah jalanan kota yang sedang padat merayap. Diberhentikan motornya di sebuah minimarket. Dipilihnya bermacam-macam snack, minuman segar, serta perlengkapan sehari-hari seperti sabun dan sebagainya.

     Setelah membeli itu semua kembali dia melajukan motornya, tak berapa lama ia sampai disebuah yayasan yatim piatu milik orang tuanya.

     Diketuknya pintu yayasan tersebut, seraya mengucapkan salam, "Assalamualaikum,"

     Pintu mulai dibuka dan nampaklah wanita paruh baya dengan paras yang masih cantik. "Eh, anak mama, masuk sayang."

     Wanita tersebut adalah Dina Rahmawati, ibunda Fero. "Ini bun Fero beli snack buat anak-anak,"

     Diambilnya snack tersebut dari tangan Fero, "Yaudah kamu istirahat dulu, snacknya mau bunda kasih sama anak-anak."

     Fero kemudian masuk keruangan khusus pemilik yayasan, direbahkan badannya ke atas kasur dengan sprei bermotif barcelona, klub sepak bola favorit Fero.

••••

"EH Pazia tunggu dulu," Panggil Rian yang baru keluar dari kamarnya.

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang