02

3K 253 138
                                    

"Kuharap kau mau memandangku. Walau dengan mata terpejammu."

***

Ray POV

Gue menuju taman biasa tempat gue janjian sama semua pacar gue. Disana gue melihat Diva yang melambaikan tangan ke arah gue dengan senang. "Silahkan lo bahagia dulu sebelum gue patahin harapan lo." Batin gue.

"Hai sayang, tumben ngajak ketemuan!" sapa Diva dengan senang, dia adalah pacar gue yang datang terlebih dahulu.

"Kita putus!" ucap gue dengan dingin.

Diva kaget. "Maksud kamu? Kamu bisa aja deh becandanya. Ini bukan bulan april loh, april mopnya masih lama sayang, gak lucu ah."

"Gue mau kita putus!" gue menatap lurus kearah Diva dengan tajam.

Mata Diva mulai berkaca-kaca. "Kamu serius?"

Gue hanya mengangguk dan langsung meninggalkan Diva yang masih berdiri mematung disana.

Beberapa saat gue melangkah, gue lihat ada Mutia, Jasmine, Angel, dan Rachel di tempat yang sama. Gue langsung menghampiri mereka semua.

"Hai!" sapa gue kepada mereka.

Sepertinya mereka kaget karna tiba-tiba gue udah berada di dekat mereka.

"Eh honey, tumben ngajak ketemuan, biasanya juga jemput aku dulu. Kamu mau ngomong apa hon?" ucap Mutia.

Semuanya langsung menatap Mutia.

"Dia siapa kamu Ray?" tanya Jasmine sambil menatap Mutia dengan pandangan tidak suka.

Angel yang kebingungan langsung menanyakan pada dua perempuan yang tidak jauh dari tempatnya itu. "Loh, Lo berdua kenal pacar gue?"

"What? Pacar? Ray pacar gue yah lo semua gak usah ngaku-ngaku. Iya kan beib," sahut Rachel dengan tatapan tidak sukanya. Dan dia langsung mengalungkan tangannya di lengan gue.

Gue yang gak tahan dengan keributan mereka, gue langsung membentak mereka. "KALIAN BISA DIEM GAK!!?"

Mereka semua kaget dengan apa yang mereka dengar barusan.

"Lo, lo, lo, dan lo!" gue menunjuk Mutia, Jasmine, Angel dan Rachel. "Gue mau kita putus!" lanjut gue.

Mereka semua shock!

Gue lihat Mutia, dia sepertinya sudah mulai berkaca-kaca, lalu gue lihat Jasmine yang menunduk, di sampingnya..gue melihat Angel dengan tatapan seolah minta penjelasan dari gue. Dan yang terakhir gue melihat Rachel, sepertinya dia bisa terima keputusan gue, ekspresinya datar, matanya menatap lurus, pandangannya seakan kosong.

Setelah itu gue pergi dari taman ini dan gue merasa lega.

Gue sekilas menoleh ke belakang melihat mantan-mantan gue itu. "Permainan yang seru, akhirnya game kita sudah tamat sekarang. Sorry my girl." batin gue.

My Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang