Happy Reading
Saat ini Andra sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Andra sedang jalan tergesah-gesah, Ia sudah berkali kali menelepon Auna tetapi tidak ada jawaban darinya.
Untung saja saat Andra baru saja tiba di Jakarta, tiba-tiba Karin mengirimkannya pesan. Karin mengirimkan alamat rumah Auna.
Sekarang Andra sudah berada di dalam taksi untuk menuju perumahan yang berada di Pondok Indah.
Sebelumnya Andra menyempatkan untuk berganti baju terlebih dahulu, agar papahnya Auna tidak curiga bahwa ia adalah seorang pilot.
Ya, Andra sudah bertekad bahwa ia tidak ingin memberi tahu profesi ia sebenarnya. Biarkan saja Om Handoko mengetahui dengan sendirinya.
Mobil Andra sudah melaju dipadatnya Kota Jakarta sore ini. Wajar saja macet, toh ini memang sudah waktunya orang yang bekerja untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Taksi yang ditumpangi Andra telah berhenti di depan perumahan yang mewah. Andra dapat menebak bahwa keluarga Auna memang benar-benar keluarga yang terpandang.
Tanpa basa-basi, ia langsung turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya untuk mengetuk pintu rumah Auna.
Pintu terbuka, terlihatlah seorang perempuan paruh baya yang menggunakan celemek di tubuhnya. Andra dapat menebak bahwa perempuan itu merupakan pembantu rumah tangga di rumahnya Auna.
"Maaf den, aden cari siapa ya?" Ucap Bik Sumi--pembantu rumah tangga--
"Hmmm, Aunanya ada Bik?" Tanya Andra.
"Mmm, anu den--neng Auna nya teh tidak ada di rumah. Tadi neng Auna sempat ada di rumah tadi siang, tapi tadi sore neng Auna pergi den sama laki-laki,"
"Kalo boleh tau siapa ya bik namanya?"
"Aduh, saha ya mmm, Pat--Patt," ucap Bik Sumi berusaha mengingat nama seseorang.
"Fathur bik? Bik?" Entah apa yang mendorong Andra untuk berkata nama temannya --Fathur-- ia hanya spontan mengucapkan nama itu.
"Nah itu den benar. Sama si aden Fathur hehehe,"
"Kalo boleh tau mereka pergi ke mana ya Bik?"
"Tadi sih Bibik sempet dengar pembicaraan neng Auna sama Papahnya. Katanya teh kalo tidak salah mereka mau ke butik gitu den,"
"Oh gitu. Makasih ya Bik. Maaf nanya mulu dari tadi,"
"Gapapa atuh den. Aden mau masuk dulu tidak sambil nunggu neng Auna?" Tawar Bik Sumi.
"Nggak usah deh Bik, saya langsung pulang aja. Jangan bilang siapa-siapa ya Bik kalo saya ke sini,"
"Siapp den. Kalo gitu Bibik balik ke dapur dulu ya den," Pamit Bik Sumi.
"Eh iya Bik,"
***
"Kita mau ke mana lagi sih Thur? Gue udah capek banget nih mau istirahat,'' Keluh seseorang.
"Kita makan dulu ya Na. Kamu laper 'kan?"
"Gak. Gue gak laper. Gue maunya langsung pulang aja. Gue capek banget sumpah,"
Sebenarnya bukan itu alasan Auna,alasan Auna yang sebenarnya adalah ia malas jalan berdua dengan Fathur. Auna muak setiap kali disuruh dengan papahnya untuk jalan berdua dengan Fathur.
"Jangan gitu dong, nanti kamu bisa sakit,"
"Kalo lo mau makan, makan sendiri aja. Gue bisa pulang sendiri," Ucap Auna lalu hendak pergi meninggalkan Fathur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain, I Love You [Compeleted]
ChickLitKetika semesta mempertemukan sifat yang saling bertolak-belakang. Ketika semesta merubah segalanya yang kelam menjadi indah dan sebaliknya. Akankah semesta mempersatukan mereka di balik badai yang tak kunjung usai? *** banyak banget kesalahan peng...