Bagaimanapun ini diluar perkiraan Sana. Dikampus Sana tidak bisa fokus pada pelajarannya dan saat makan siang pun Sana masih tetap memikirkannya.
Betapa beruntungnya dia dari siapapun karena seorang Jeon Jungkook tinggal disebelah kamarnya. Hanya saja Sana lebih suka Jungkook yang berada diatas panggung dari pada apa yang ia lihat pagi ini. Jungkook yang dilihatnya pagi ini sangat kekanakan dan lebih terkesan menggemaskan.
"Sana-ya!" ucap Momo membuyarkan lamunan Sana.
"Yak! Kau mengejutkanku."
"Memang apa yang kau lamunkan sampai tidak menyadari aku datang? Apa sesuatu terjadi pagi ini?" tanya Momo.
"Ya, Momo-ya. Kau dapat dari mana kondominium yang kau berikan padaku?" tanya Sana.
"Emmmmh seseorang memberitahukannya pada temanku dan temanku memberitahunya padaku karena pemilik akan pindah ke Canada jadi ia menjual kondo itu. Wae?"
"Ahh tidak." ucap Sana tidak memberitahukan sebenarnya. "Hanya saja sebenarnya aku sangat tidak terbiasa hidup serba sendiri seperti ini." tambah Sana berbohong, di Jepang ia sangat mahir hidup sendiri karena orang tuanya yang sibuk.
"Harus hidup Sana-ya. Bagaimanapun caranya. Meskipun menderita, harus hidup." ucap Momo memakan makan siangnya.
"Sana-ya, maukah kau antarkan aku ke toko buku ? Aku harap V masih ada disana."
"Apa yang akan kau lakukan jika mereka benar masih disana?"
"Tentu saja aku akan membeli komiknya dan meminta tanda tangannya." ucap Momo.
"Mwoya? Sejak kapan kau suka membaca komik?"
"Sejak V ada ditoko buku."
"Hahaha baiklah. Aku masih ada kelas sehabis ini. Temui ku didepan gerbang pukul 3." ucap Sana disusul dengan anggukan Momo.
****
"Itu yang namanya V?" tanya Momo begitu sampai ditoko buku."Emmmh, sekarang bagaimana?"
"Ayo kita beli komiknya dan meminta tanda tangannya." ucap Momo excited menarik tangan Sana menuju deretan komik karya V dan segera berbaris menunggu giliran."Kenapa aku juga harus?" tanya Sana bingung.
"Eii aku tahu kau juga menyukainya kan? Tidak apa, kapan lagi bisa bertemu dengannya?" jelas Momo.
Giliran Sana semakin dekat, kini Momo sedang berbicara sesuatu dengan V. 'Momo memang pandai memuji orang, pasti itu lah yang ia katakan sekarang.' batin Sana melihat temannya itu.
"Hai." ucap V begitu ini giliran Sana."Hello." 'astaga, tampannya.' batin Sana.
"Namamu?" ucap V. Sana hanya tersenyum melihat ketampanan V dan tidak menggubris pertanyaannya.
"Hello.. Namamu?" tanya V sekali lagi melambai-lambaikan lengannya didepan wajah Sana.
"Ahh ne?"
"Hahaha namamu?" ucap V lagi.
"Ahh Sana. Minatozaki Sana."
"Ahhh orang Jepang. Terimakasih sudah membeli komikku dan selamat membaca." ucap V memberikan komiknya pada Sana sambil tersenyum.
"Ahh ne, kau tampan." ucap Sana tanpa sadar.
"Ahahaha kamsahamnida."
"Sana-ya. Kajja." ucap Momo menyadarkan Sana.
"Ahh ne." ucap Sana berlari kearah Momo. "Ahh otthoke dia tersenyum padaku." sambungnya.
"Lihatkan? Kau memang menyukainya. Hemm dasar." ucap Momo. "Kemana kita sekarang? Masih ada waktu sebelum makan malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 309 (Completed)
FanfictionThe Shilla Kondominium, Jung-gu, Seoul. Itulah alamat yang harus segera ditemukan oleh seorang Yeoja yang baru saja keluar dari bandara Incheon International. -Sana- "Coba perhatikan, dia selalu terlihat seksi dengan kepala terteleng membentuk sudu...