M&M -6

49 13 4
                                    

"Nan, aku sayang kamu. Tapi, gak begini juga caranya," -Monic

{***}

"Moniiiiiic, jalan yuk," ajak Nando melalui telepon. Nada suaranya menyiratkan bahwa Nando sangat senang. Entah karena apa.

Monic terkekeh kecil, "Mau kemana emang?" tanya Monic sembari memandangi kota lewat balkon kamarnya.

"Kehatimuuuu," balas Nando. Monic bergidik ngeri mendengarnya.

"Nan, gak usah gitu deh. Geli sumpah," tukas Monic yang membuat Nando tergelak.

"Ya kalo jalan, berarti 'kan keluar rumah dong, yang. Gimana, sih?" tandas Nando sambil terkekeh kecil. Monic balas tertawa kecil.

"Apa, sih, Nan? Yaudah, aku tunggu ya. Dadah," ucap Monic seraya memutuskan sambungan telepon tersebut.

Monic masuk kedalam kamarnya. Ia segera bergegas mengganti bajunya. Baju yang ia kenakan sangat simpel. Kaus putih berlengan pendek dan celana pendek berwarna khaki. Monic menguncir rambutnya yang berwarna light brown-nya itu menjadi ponytail.

Monic mengambil sling bag-nya dan segera turun ke lantai bawah. Sebelum ia berjalan ke tangga, ia mengambil sepatu yang berada di rak sebelah kamarnya. Ia mengambil flat shoes berwarna abu-abu dengan pinggiran warna hitam. Dipermanis dengan pita berwarna senada seperti warna sepatu.

Sesampainya dibawah, Monic berpapasan dengan Kakak laki-lakinya. Sello namanya. Sello tengah bermain dengan ponselnya. Monic yang melihat Kakak laki-lakinya tengah asik seperti itu pun, mempunyai pikiran jahil.

Monic menyeringai, dikala ia melihat toples berisi kacang telur kesukaannya. Monic membuka toples tersebut dan mengambil seraup kacang telurnya. Monic melempar satu kacang telur dari tempat yang tidak terlihat oleh Sello.

Tuk.

Kacang telur tersebut tepat mengenai kepala Sello. Sello mendongakan wajahnya dan mencari-cari pelakunya. Sello tampak menggeram tertahan dan kembali memainkan ponselnya.

Tuk.

"Mon, itu kacang telor lo mau gue buang satu toples?" ancam Sello yang membuat Monic gelagapan sendiri.

"Satu... dua... tig-"

Monic keluar dari tempat persembunyiannya. Sello berhenti menghitung dan menatap tajam kearah Monic. Monic cengengesan dan menghampiri Sello.

"Becanda abangku sayang. Peace," ujar Monic seraya mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya keudara.

"Mau kemana lo?" tanya Sello dengan satu alis yang terangkat. Monic memperhatikan bajunya.

"Menurut lo mau kemana emang?" Monic balik bertanya ke Sello. Sello menatap datar Monic, "Mau kencan lo ya?"

"Nah, itu tau," balas Monic sambil mencubit pipi kanan Sello. Sello mendelik kesal kearah Monic dan merampas kacang telur yang Monic pegang sedaritadi.

Sello memakan kacang telur tersebut dan sisanya ia lempar ke wajah Monic. Monic menggeram tertahan, "Kurang ajar amat, sih, lo jadi orang," umpat Monic seraya menjitak dahi mulus Sello.

Monic & Memories✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang