"TUNGGU!!!" Pinta Junmyeon. Untuk apa lagi dia menyuruhku untuk tetap disini? Sungguh, sekarang aku merasa sangat takut.
"Ada apa lagi Junmyeon?" Tanyaku dengan suara yang bergetar karena aku takut sekali.
"Ah tidak, lupakanlah. Pulanglah Jeyoo!" Aneh, apa maunya? Dia tadi memintaku untuk tetap disini, tapi sekarang dia memintaku pulang. Sebenarnya ada apa? Lalu, kulihat dia berjalan menuju toilet laki-laki yang terletak di sebelah toilet perempuan.
Setelah Junmyeon pergi, aku pun membatalkan niatku untuk ke kamar mandi dan segera pulang karena aku sangat takut.Kim Junmyeon's POV
Oh Sehun sialan! Beraninya dia bercinta dengan seorang gadis di sekolah, apalagi dia sudah berjanji padaku untuk menraktirku minum hari ini. Aku rasa dia sudah benar-benar gila karena nafsunya.
Karena kesabaranku sudah habis, aku pun mendobrak pintu toilet laki-laki yang pintunya dikunci dari dalam. Dengan sekali gebrakan, pintu itu terbuka dan dapat kulihat Sehun dan gadis itu tergesa-gesa melepas pagutan bibir mereka, dan perempuan itu memunguti seragam dan juga pakaian dalamnya yang berserakan sambil menutupi bagian tubuhnya yang terekspos bebas akibat ulah Sehun. Lalu, perempuan itu masuk ke kamar mandi yang lain. "Junmyeon, bersabarlah. Aku tidak akan mengingkari janjiku" ucap Sehun membuatku muak. Aku tidak menjawab ucapanya, tapi aku malah memukul kepalanya. "Brengsek!" Umpatnya. Aku tidak mempedulikannya lalu aku berjalan keluar menuju parkiran dimana mobilku terparkir disana.
Tak lama setelah aku sampai di parkiran, aku melihat Sehun yang sedang berjalan ke arahku dengan merangkul bahu seorang perempuan yang sangat aku kenali, Choi Hyo Ah, mantan kekasihku. Aku tidak sempat memastikan siapa yang bercinta dengan Sehun tadi, tapi aku yakin bahwa Hyoahlah yang bercinta dengan Sehun. Aku tahu benar bahwa mantan kekasihku itu adalah wanita murahan. "Oke baiklah. Hyoah, aku pulang dulu ya." Sehun berpamitan kepada wanita itu lalu mencium pipinya sekilas. Betapa murahanya mantan pacarku ini, bahkan aku tidak sudi menyebutnya sebagai mantanku. "Junmyeon hati-hati yaa" ujar perempuan itu seraya melambaikan tanganya padaku. Aku hanya melihatnya tanpa membalas ucapanya. Setelah itu, kami pergi ke bar yang akan kami tuju.
Shin Jeyoo's POV
Hari ini benar-benar hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan, bagaimana tidak aku tidak senang, hari ini Junmyeon lah yang membuatku senang. Sungguh, aku terus-menerus tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke rumah karena apa yang telah Junmyeon perbuat tadi. Aku tidak akan pernah melupakanya. Aku sangat berlebihan bukan? Iya aku sangat berlebihan, karena baru pertama kali ini aku melakukan eye contact denganya.
••••
Setelah melakukan semua pekerjaan rumah, aku pun pergi ke kamarku untuk beristirahat sebentar kemudian mandi. Selesai mandi, aku pun merebahkan tubuhku pada dan memejamkan mataku. Tak lama, akupun terdidur karena sangat lelah.
Aku terbangun saat aku merasa bahwa cacing-cacing yang berada di dalam perutku ini memberontak meminta untuk diisi. Aku keluar dari kamarku berniat untuk mencari makanan. Aku sangat lapar sekarang, tapi apa yang harus ku lakukan? Tidak ada makanan disini lagipula, ibu tadi pagi sudah bilang bahwa beliau akan membelikanku ayam goreng kesukaanku tapi, sampai sekarang ibu belum pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam kurang 10 menit.
Aku pun beranjak dari kursi meja makan karena aku mendengar suara ketukan dari pintu depan. Saat kulihat, ternyata itu ibuku yang baru saja pulang dari bekerja dan sedang membawa sebuah bungkusan yang kuyakini bahwa itu adalah bungkusan yang berisi ayam goreng kesukaanku.
"Sudah pulang bu?" Tanyaku pada ibu yang terlihat sangat lelah, bahkan sesekali ibu menguap. "Cha.. makanlah. Ibu akan tidur" ujarnya sambil menyerahkan bungkusan itu. "Ibu tidak makan?". "Tidak sayang, ibu sudah makan tadi. Selamat malam Jeyoo-ah." Jawab ibu sambil mengelus pucuk kepalaku. "Baiklah ibu,"Aku benar-benar kenyang saat ini. Bagaimana tidak, aku menghabiskan semua ayam goreng yang berada di bungkusan itu. Setelah mencuci piring, aku beranjak menuju kamar tidurku. Saat kenyang, aku mudah sekali mengantuk. Ibu bilang, tidur setelah makan itu berbahaya bagi kesehatan kita. Jadi, aku tidak memutuskan untuk tidak tidur dulu.
Saat aku berada di kamar, aku melihat buku diary kesayanganku di atas meja belajarku dan aku mulai berpikir untuk menulis sesuatu di buku itu. Buku diaryku ini kugunakan untuk mencurahkan seluruh isi hatiku, termasuk mencurahkan perasaanku terhadap Junmyeon. Kalian mungkin menganggap bahwa ini adalah buku biasa, tapi bagiku, buku ini adalah buku yang sangat berguna. Buku ini kudapatkan dari ibu pada saat ulangtahunku yang ke 17. Entah kenapa aku sangat menyayangi buku ini. Di lembar halaman paling depan buku ini, terdapat foto Junmyeon. Aku mendapatkan foto Junmyeon saat ia dicalonkan menjadi ketua osis, lalu aku menempelkanya di buku diaryku.
Setelah selesai mencurahkan isi hatiku, aku pun mulai mneguap dan akhirnya tertidur di meja belajar.
3rd person's POV
Sejak tadi, ibu Jeyoo tidak bisa tidur karena terus-menerus memikirkan masalah yang datang dan menghantui pikiranya. Masalahnya adalah ayah kandung Jeyoo. Ia bingung memikirkan apa yang harus ia lakukan agar Jeyoo tidak bertemu dengan ayah kandungnya itu. Ibu dan Ayah Jeyoo sebenarnya tidak pernah menikah. Dulu, orang tua Jeyoo adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Tapi, mereka harus terpisah karena cinta mereka adalah cinta terlarang. Orang tua dari ayah Jeyoo tidak merestui hubungan antara ayah dan ibu Jeyoo. Mereka menganggap bahwa ibu Jeyoo, Park Hyeyoo, tidak pantas untuk bersanding dengan putra mereka mengingat keadaan ekonomi keluarga Hyeyoo. Hyeyoo adalah seorang yatim piatu yang hanya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil yang terletak di lingkungan kumuh kota Seoul. Sedangkan Shin Jejoon, ayah Jeyoo, adalah seorang pewaris perusahaan yang cukup terkenal di Seoul. Oleh karena itu, Jejoon di asingkan ke luar negeri dengan alasan pekerjaan. Saat itu, Hyeyoo tidak tahu bahwa dirinya sedang hamil muda. Saat Hyeyoo pergi ke rumah Jejoon untuk meminta pertanggungjawabannya, Hyeyoo dihina habis-habisan oleh orang tua Jejoon. Orang tua Jejoon mengatakan bahwa Jejoon tidak mau menikah dengan Hyeyoo karena Jejoon sudah mempunyai calon istri yang setara dengan derajat keluarga mereka. Tanpa Hyeyoo tahu, itu hanyalah kebohongan semata agar mereka berdua tidak menikah. Setelah kejadian itu, Hyeyoo merasa sangat terhina oleh keluarga Jejoon dan membenci Jejoon. Ia memutuskan untuk membesarkan anaknya sendiri tanpa kehadiran ayah dari anaknya itu.
Karena tidak bisa tidur, Hyeyoo pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar Jeyoo untuk memeriksa apakah putri semata wayangnya itu sudah tertidur atau belum. Namun, saat ia berada di ambang pintu kamar Jeyoo, ia mendapati Jeyoo yang tengah tertidur di meja belajarnya dengan melipat kedua tanganya untuk menopang kepalanya. Lalu, ia hanya mengelus-elus pucuk kepala putrinya itu. Hyeyoo melihat buku diary Jeyoo yang nampaknya tidak dikunci. Ia mengambil buku itu dan mulai membukanya. Tapi, ia langsung membulatkan matanya saat membuka halaman pertama buku diary anaknya itu.
"KIM JUNMYEON!!" pekiknya kaget.I'm back. Agak telat dikit gapapa yaa? Mianhae yeorobun ( ̄ε(# ̄)︴selamat membaca,
votement juseyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Deserve To Be Your Lover, Kim Junmyeon? (EXO SUHO FF)
FanficMain cast : Suho EXO as Kim Junmyeon You / OC as Shin Jeyoo Warning : PG 17+