04 ● Menghampiri

2.6K 109 2
                                    

If i was your boyfriend, i'd never let you go...
Justin Bieber-Boyfriend

***

"Loh kok?" Tanya seseorang itu heran.

Geral sontak terkejut dan terlihat kikuk. Kini yang sedang berhadapan dengannya adalah Tasya. Sungguh aneh bukan? Mengapa ia bisa berada di toilet yang sama? Hal yang perlu di pertanyakan.

"Kenapa lo disini?" Tanya Geral menatap Tasya terang-terangan.

Tasya mengerenyitkan dahinya bingung, "Seharusnya yang nanya kaya gitu gue, kenapa lo ada disini?" Celotehnya, "Ini toilet perempuan, lo gak liat itu?" Sambungnya lagi.

Geral untuk kedua kalinya sangat terkejut, "Um, oh ya?" Tanyanya tak percaya.

"Iya, sini lo keluar dan baca." Perintah Tasya padanya.

Geral pun keluar dan melihat bacaan yang ada di dekat pintu toilet itu. Dan benar saja, itu memang toilet perempuan. Geral terlihat sangat kikuk dan tidak bisa berkata apa-apa.

Tasya tersenyum miring ke arah Geral, ia menahan tawa melihat ekspresi yang Geral tunjukkan, "Udah liat, kan? Jadi siapa yang salah?" Ungkapnya.

Geral menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum kecut, "Oke gue keluar." Timpalnya lalu pergi dari sana.

Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir, "Dasar aneh." Ujarnya, lalu cewek itu langsung masuk ke dalam salah satu bilik toilet tersebut.

Selama di perjalanan menuju kelas, Geral terus saja menggerutu di dalam hati. Sudah dua kali ia ketauan oleh Tasya, dan kejadian tersebut sangat memalukan baginya. Ia mengusap wajah tampannya dengan kasar, yang seharusnya ia bisa berlama-lama di dalam toilet kini terurungkan karena kejadian sialan yang menimpanya.

"Ahelah males banget ke kelas!" Umpatnya kesal, "Kenapa gue gak coba ke toilet cowok, dasar bego!" Geral mengacak rambutnya frustasi.

Setelah itu, ia membalikkan tubuhnya kembali menuju toilet---cowok.

✨👑✨

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Tasya baru saja keluar dari kelasnya, kini gadis itu sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Tasya selalu menunggu Revan disana untuk menjemput. Ketika ia sedang asik menunggu, tiba-tiba ia mendengar suara deruman motor dari arah belakang. Tepat setelah itu suara deruan motor tersebut memekak telinga persis di sebelah Tasya, ia menoleh ke sumber suara. Di dapati Jeff sedang bertengger di atas motornya dengan sedikit membuka kaca helmnya.

"Sya? Mau bareng gue gak?" Tawar Jeff padanya.

Tasya terlihat bingung lalu ia menggeleng ke arah Jeff, "Um..., gak usah Jeff, abang gue udah mau jemput." Tutur Tasya yang sedikit Ragu, sayang bila ia lewatkan ajakan Jeff padanya. Tapi, kalau tiba-tiba Revan menjemputnya dan dirinya sudah pulang duluan. Bisa-bisa Tasya di omelin sampai di rumah oleh abangnya itu.

Jeff tersenyum ramah, "Gue tungguin lo sampe di jemput deh, kalau lama biar nanti gue anter lo aja." ucapnya yang membuat Tasya bernapas lega.

Tasya mengangguk menyetujui, "Oke deh."

Ini yang membuat Tasya menganggumi Jeff, selain ganteng dia juga friendly dan gentleman banget. Ya, kalau jadi cowok memang harus bertanggung jawab besar. Dan ya, Tasya suka cowok seperti itu. Atau mungkin, Tasya naksir Jeff?

Jeff mematikan mesin motornya, lalu ia berdiri di dekat Tasya.

10 menit menunggu, tidak ada tanda-tanda Revan akan menjemput Tasya. Tak lama, ponsel Tasya pun berbunyi menandakan pesan masuk.

My Junior BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang