05 ● Kok bisa?

2.2K 101 1
                                    

***

Ketika Tasya tak sengaja menoleh ke sebelah kiri, ia melihat segerombolan anak lelaki berada di dekat warung Pak Jono dan ia juga melihat Geral disana yang sedang menatapnya. Lalu, tiba-tiba Geral terlihat akan berjalan menuju ke arahnya.

Mau ngapain tuh anak? Batin Tasya bertanya.

Tiba-tiba Geral memberikan sesuatu pada Tasya, "Nih, punya lo kan?" Ucapnya, "tadi jatoh pas lo lagi di warung Pak Jono."

Irene melirik-lirik ke arah Tasya dan Geral bersamaan. Cewek itu menahan senyum untuk beberapa saat.

Cowok itu memberikan sapu tangan berwarna biru muda yang di beri nama di sudut bawah sapu tangan itu dengan tulisan 'Retasya' dan tentu saja itu milik Tasya. Lalu dengan sigap Tasya mengambil sapu tangan itu dari tangannya, "Makasih." Ucap Tasya dingin.

Geral mengangguk, lalu cowok tampan itu pergi menghampiri ketiga temannya kembali.

Irene melihat kepergian Geral, lalu menyenggol lengan Tasya pelan, "Ish lo mah Sya, jangan jutek-jutek apa!"

Tasya mengerenyit, "terus gue harus gimana?"

Irene menghembuskan napas kasarnya, lalu mencubit pipi kenyal Tasya dengan gemas, "Seenggaknya lo bilang 'makasih' nya pake senyum kek, atau apa gitu, niat dia baik tau buat nolongin." Celoteh Irene panjang lebar.

Tasya hanya menanggapi itu dengan kata 'terserah'.

Dengan waktu bersamaan, Jeff menghampiri Tasya, merasa ingin di hampiri ia merapihkan rambutnya agar tidak terlihat berantakan.

"Hai," sapa Jeff dengan senyuman

Tasya ikut tersenyum pula ke arahnya, "Oh, hai." Sahut Tasya.

Irene memutarkan bola matanya malas sambil menyunggingkan bibirnya, "Maaf bapak ya terhormat, kok yang di sapa yang di sebelah saya doang, ya?" Sindir Irene yang membuat Jeff membulatkan mata ke arahnya.

"Hai, Irene." Sapa Jeff agak terpaksa.

Irene mendengus, sapaan Jeff barusan membuatnya jengkel, itu terdengar terpaksa, "Bagusan lo gak usah nyapa, sih!" Tukasnya.

Tasya hanya terkekeh melihat sahabatnya itu.

"Baperan banget sih lu!" Umpat Jeff.

Irene menarik tangan Tasya untuk menjauhi Jeff, Tasya terbelalak lalu melambaikan tangannya ke arah Jeff, "Gue duluan, Jeff." Ucap Tasya sedikit berteriak.

Jeff membalas lambaian itu sambil tersenyum.

Geral yang melihat aksi mereka hanya menatap tajam, ketiga sahabatnya yang melihat itu mengerenyit kebingungan.

"Yah, kumat lagi." Ucap Satria.

✨👑✨

Bel pulang sekolah, Tasya berjalan keluar kelas menuju parkiran. Ia berjalan sendirian, Irene sahabatnya tidak membawa motor di karenakan ia di jemput sang supir pribadi. Tasya menghampir motornya, lalu ia mulai menyalakan mesin motornya dan tak lupa memakai helm. Cewek itu melaju keluar dari area sekolah.

Baru beberapa langkah dari sekolah, Tasya merasa ada yang aneh dengan motornya. Ia memberhentikan motornya itu dan mengecek ada apa dengan motornya. Lalu gadis itu mengusap wajah cantiknya sambil mendengus, "Ck, ya ampun bannya bocor." Ucapnya sambil berdecak malas, "Dorong aja deh."

"Bengkelnya masih jauh lagi," umpatnya.

Asyik mendorong, ada suara deruan motor yang mengagetkannya. Tiba-tiba suara berat itu terdengar di telinga Tasya.

My Junior BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang