Namaku Lara, dan mereka menyebutku pengecut.
Hai, aku Lara. Tetapi mereka memanggilku pengecut.
Berlari kecil di bawah birunya langit.
Berkawan semilir angin.
Hidupku indah pada masanya.Sebelum dunia bertransformasi menjadi sesuatu yang menakutkan.
Menggilas habis kehidupanku di masa lampau.
Membawaku pada keterasingan yang hitam, kelam.Berbagai asumsi kian bermunculan dari mulut-mulut 'Sang Motivator' nan bijak.
Hingga terpilihlah kata 'Pengecut' sebagai peringkas segalanya.
Pengecut yang terjebak dalam labirin waktu.
Merutuki masa lalu.
Terperangkap jalan pikirannya sendiri."Siapa sih yang tak punya masalah? Kita hanya harus keluar."
Begitu klise Sang Motivator berkata.Bukankah setiap orang punya pertahanan diri masing-masing?
Aku punya alurku sendiri.
Caraku mengubah segala hal yang ada menjadi gelap.
Agar tak seorangpun dapat mengintip ribuan rasa yang tersimpan di sana.
Sayangnya kegelapan itu juga menyakiti sang empunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Midnight Blues
Poetry"Bahkan bila tak ada senyuman perpisahan. Kau masih yang paling berarti."