Requested by @Panilla_Icecream
All character in this fanfiction belongs to Cheritz
The picture in this fanfiction's cover belongs to the rightful owner
(Yoosung's POV)
.
.
Sudah lebih dari lima tahun sejak kali pesta pertama RFA tanpa keberadaan Rika. Selama itu pula lah waktu berlalu sejak kali pertama kita bertemu.
Aku masih tak bisa melupakan masa-masa ketika aku merasa terpuruk dan seolah kehilangan arah. Aku yang saat itu masih begitu kekanak-kanakan merasa kehilangan akibat kematian Rika dan bermain game untuk melarikan diri dari realita kehidupan yang menyakitkan.
Namun tiba-tiba saja kau masuk ke dalam hidupku, berusaha mendukungku dan memberiku perhatian. Bahkan kau juga menaruh kepercayaan padaku disaat banyak orang tak lagi percaya padaku, seorang mahasiswa tanpa pekerjaan yang hanya menghabiskan waktu dengan bermain game.
"Sayang," kau memanggilku dengan lembut. "Kau tampak lelah. Bagaimana harimu?"
Aku segera tersenyum dan memelukmu dengan erat. Rasa penat yang kurasakan seolah menghilang begitu saja saat mendengar suaramu. Aku merasa bahagia ketika berada di dekatmu, termasuk saat ini.
"Aku baik-baik saja. Tak perlu khawatir padaku," ucapku padamu.
Kau menggelengkan kepala, "Bagaimana tidak khawatir? Aku khawatir kau akan merasa pusing jika bekerja terlalu keras. Matamu..."
Kau memutuskan ucapanmu, mungkin merasa tidak enak jika menyebutkan kondisiku akan membuat hatiku terasa tidak sakit.
Hatiku sama sekali tidak sakit meski kau mengucapkannya. Memang benar, aku telah kehilangan sebelah mataku dan saat ini tengah menunggu untuk operasi. Terkadang, aku tak terbiasa melihat dengan satu tangan dan merasa pusing.
"Aku akan baik-baik saja, (Y/N). Bukankah sebentar lagi aku akan menjalani operasi?"
"Memang benar. Karena itulah kau harus beristirahat, sayang."
Aku tersenyum dan menepuk kepalamu dengan lembut. Tatapanku tertuju pada foto pernikahan kita yang tergantung di dinding dengan ukuran besar, seolah ingin mengumumkan kepada siapapun yang datang ke rumah jika kami berdua sudah menikah.
"Bagaimana harimu, sayang? Ketimbang diriku, aku lebih mengkhawatirkanmu."
"Sangat baik," sahutmu sambil tersenyum lebar. Kau menarik tanganku dan berkata, "Aku sudah memasak masakan kesukaanmu, lho. Ayo makan."
Aku berjalan mengikutimu menuju ruang makan setelah menggantung jas ku di penggantung jas yang berada di dekat pintu. Aku mencium aroma masakan yang lezat dan mendapati ayam goreng dengan omurice yang kau hias dengan sangat cantik serta tteokboki pedas.
Seluruh masakan yang kau buat merupakan masakan kesukaanku dan masakan itu masih panas. Bahkan masih ada asap yang mengepul dari hidangan yang baru saja matang itu.
"Kau baru saja selesai memasak?"
"Tentu saja. Apakah makanan nya kurang hangat?"
Aku menggelengkan kepala. Tentu saja masakan itu masih hangat. Sekalipun makanan itu tak lagi hangat, aku tetap akan menghargai masakanmu dan menghabiskannya.
"Masih hangat, kok," sahutku seraya mengambil sumpit dan memakan sepotong ayam goreng buatanmu. Bagiku, masakanmu terasa begitu lezat, bahkan melebihi masakan koki di hotel bintang lima atau restoran peraih bintang Michelin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason (Yoosung x Reader/MC)
FanfictionAku tak mengerti mengapa kau memilihku diantara lelaki lain yang jauh lebih baik ketimbang diriku. Pertanyaan itu terus muncul di benakku dan memaksa untuk diutarakan. /Bad Summary/ Requested by @Panilla_IceCream