Blood Flower by Namitita

6 5 0
                                    

Written by Namitita


"Kau bahkan masih bisa tersenyum kepadaku, tanpa sepercik penyesalan tersirat dari wajahmu?" Aku tersenyum sinis. Gadis itu hanya memandangku bingung, lebih tepatnya berpura-pura bingung.

Aku mendekatinya hingga jarak kami hanya sebatas satu senti. Aku mengangkat dagunya hingga wajahnya yang manis mendongak. Mata kami bertemu. Aku melihat guratan kesedihan di benik matanya.

"Feliku sayang, apa kau masih ingin tetap bersamaku?" Ia mengangguk. Tanganku naik ke wajahnya, mengelus pipinya yang lembut.

"Kau mau menebus dosamu?" Aku mendengar jantungnya berteriak ingin keluar dari tempatnya, ya aku tau itu.

"Kau bisa mendengarku?" Bisikku di telingannya, terdengar menggelitik. Ia mengangguk.

Aku menjauhkan diri darinya.

"Aku punya sesuatu untukmu." Aku memberikan bunga itu kepadanya. Ia terlihat senang, lebih tepatnya berpura-pura senang.

"Oleh karena itu." Aku menjeda kalimatku.

"TEBUSLAH DOSAMU DI NERAKA!" Teriakku lalu menghujam jantungnya dengan pisau lipat yang sedari tadi kusembunyikan di kantung jaket.

Gadis ular itu meringis, lalu memegangi dadanya yang kini penuh dengan darah. Ia lalu menatapku, dalam waktu yang bersamaan ia tumbang bersama bunga mawar putih yang ternodai oleh darahnya.

Kini aku bisa pulang dengan lega. Wanita ular itu sudah sirna. Penghianat itu akan menebus dosanya bersama ular ular lain di neraka.

Drabble CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang