cry again??

62 3 0
                                    

...Jenny POV...

Sakit??
Yaa jelas sakit..

Cemburu??
Yaa aku cemburu..

Kenapa bukan aku yang ada di posisi jessy..

Tertawa bersama aaron..
Pasti sangat menyenangkan..

Tapi aku bisa apa??
Jessy yang memilikinya..

Dan sekarang aku harus melihat alex yang hanya diam saat melihat jessy melangkah pergi bersama aaron..

Yaa aku memang masih ada di taman.. Tapi sedikit menjauh dari jessy..

Melihat aaron bersama jessy..
Melihat alex menatap mereka dengan hati yang penuh luka..

Sungguh ini bukan pemandangannya yang baik..

"kalo gue egois gue pasti udah rebut jessy.." kata alex membuatku langsung menengok ke arahnya..

Alex tidak menatapku dia masih menatap jessy yang berjalan menjauh..

"lo nggak egois kalo elo emang pengen bahagia.. Tapi masalahnya apa lo nggak bahagia kalo liat jessy bahagia??" kataku masih dengan menatap alex..

Aku tahu hatinya sangat sakit..

Tapi masalahnya aku juga sedang sakit hati..

"gue pengennya dia bahagia sama gue.." jawab alex penuh penekanan..

"bukannya lo bilang kalo bakal seneng pas liat jessy seneng?? Lo inget waktu gue ke apartement lo malem malem?? Lo bilang kalo elo pengen liat jessy bahagia.." kataku lagi..

Ahh.. Mungkin dia berubah pikiran.. Karna seingatku dia berkata jika dia akan senang saat jessy senang..

Tapi itu sangat sulit jadi mungkin dia menyerah untuk mencoba..

"lo nggak sakit hati jenn?? Hati kita yang jadi korban.." kata alex lagi, kali ini dia menatapku..

Matanya memerah entah karna apa, mungkin karna emosi yang menguasai dirinya..

"kalo kita pengen egois.. Hati mereka yang jadi korban.. Orang yang kita cintai lex." kataku sambil bangkit berdiri..

Aku ingin pulang, menangis di kamar mungkin bukan hal buruk untuk di lakukan..

"mau kemana??" tanya alex..

"pulang.. Nangis mungkin lebih baik.." jawabku..

"mungkin lebih baik lo nangis di sini.. Seenggaknya ada gue.. Orang nangis butuh sandaran kan??" tanya alex membuatku langsung tersenyum..

"mungkin gue butuh waktu sendiri.." jawabku sambil berjalan menjauh..

Yaa biasanya memang kita butuh sandaran, tapi terkadang kita juga butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikiran kita..

Dan aku rasa aku butuh itu..

***

Sekarang sudah jam 6 sore..

Tadi setelah menangis aku langsung tertidur dan baru bangun sekarang..

Ohh yaa Tuhan.. Mataku pasti sembab..

Dan aku tidak mungkin turun ke bawah untuk makan malam dengan mata sembab seperti ini..

Tapi bagaimana lagi.. Aku lapar..

"jen.." panggil seseorang bersamaan dengan suara pintu kamarku yang terbuka..

"kakak ngapain ke sini??" tanyaku setelah tahu jika yang memanggilku adalah kak jovan..

"nggak turun?? Yang laen udah pada nunggu.." kata kak jovan sambil duduk di pinggiran kasurku..

Jangan sampai dia melihat mataku yang sembab..

Yaa walaupun kak jovan tahu jika aku menyukai aaron.. Tapi aku tidak ingin kak jovan tahu jika aku menangis karna dia..

"habis nangis??" tanya kak jovan.. Aku hanya diam..

"gara gara aaron??" tanyanya lagi dan aku juga hanya diam..

"nggak usah turun kalo gitu.. Aaron ada di bawah.." kata kak jovan lagi..

Oh Tuhan apa lagi ini??

Pasti jessy yang mengajak aaron makan disini..

Apalagi mereka sudah di jodohkan.. Jadi pasti mereka bebas jika ingin bersama terus..

"kadang nerima keadaan itu sulit jenn" kata kak jovan..

Ahh mungkin dia akan memberiku nasehat lagi sekarang, bukannya aku tidak suka mendengar nasihatnya tapi aku hanya sedang tidak ingin mendengar nasehat itu sekarang..

Mudah jika ingin berbicara atau menasehati tapi sulit untuk melakukannya..

"kak.. Aku lagi nggak pengen bahas ini" jawabku kemudian...

Bukankah tidak sopan jika ada orang tua yang berbicara dan kita tidak menyahut..

Dan walaupun kak jovan adalah kakakku aku tetap menganggapnya orang tua yang harus di hormati..

"kakak tahu gimana rasanya jenn.. Mencintai diam diam itu sakit.. Apalagi kalo kita terus terusan liat orang yang kita cintai itu.. Rasanya pengen benci tapi nggak bisa.." kata kak jovan lagi..

Ohh jangan sampai aku marah pada kak jovan.. Dia hanya ingin menasehatiku..

Tapi aku sedang tidak ingin membahas ini..

"kak cukup.. Aku pengen sendiri.." kataku dengan tajam..

"jangan sendirian terus.. Kamu butuh temen curhat.." jawab kak jovan dengan lembut..

Bagaimana bisa kak jovan bicara dengan lembut padaku tapi bisa berbicara dengan santai saat bersama jessy..

Kalau terus terusan begini aku bisa semakin iri dengan jessy..

"kak aku pengen jadi jessy.." kataku akhirnya..

Mungkin memang lebih baik jika aku jujur pada kak jovan..

"kenapa??"

Hanya jawaban itu yang keluar dari mulutnya, ku kira kak jovan akan kaget lalu memarahiku..

"dia punya banyak temen.. Dia lebih deket sama kakak.. Sama mama.. Sama papa juga.." jawabku tanpa mau melihat wajah kak jovan.. Aku takut jika aku melihat raut kecewa dari wajah kak jovan..

"dan dia punya aaron??" tanya kak jovan membuatku kaget..

Aku langsung menatapnya..

Ingin sekali aku berkata iya..

Tapi aku sedang ingin berusaha untuk melupakan aaron..

"kakak yakin kalo kamu bisa dapet yang lebih baik dari aaron" kata kak jovan sambil membelai rambut panjangku..

"tapi aku maunya dia.."kataku sambil memeluk kak jovan dan kembali menangis..

"nangis dulu baru ngomong.." kata kak jovan dan aku kembali menangis..

Tidak peduli jika baju kak jovan basah karna air mataku yang mungkin bercampur dengan ingusku..

"haii.. Lho kok lagi pelukan.." kata seseorang membuatku langsung melepas pelukan kak jovan dan segera menghapus jejak air mata yang masih berada di wajahku..

"ngapain ke sini jess??" tanya kak jovan saat jessy masih menatap kami dengan penasaran..

"kakak di suruh panggil jenny.. Tapi nggak turun turun.. Jadi mama nyuruh aku panggil kalian.." jelas jessy dengan wajah yang dibuat sepolos mungkin dan bahasa yang dia gunakan sungguh sangat sopan.. Berbeda dengan jessy yang biasanya..

"ayo turun.. Jenny lagi nggak enak badan.. Nanti kakak yang bawain makan malemnya.." kata kak jovan sambil berjalan ke arah jessy lalu mendorong tubuh jessy agar segera berjalan ke luar kamarku..

Untung saja jessy tidak mendengar pembicaraanku dan kak jovan, jika saja dia tahu pasti sangat berbahaya..

***

TBC

I Hope You Like This Story

Vote dan coment

Patrisia Arselita

And I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang