2

1.9K 293 67
                                    

Chapter Two

Crimes have been a tumor in each inch of worlds life, till there is no chance to sorrow every death.

Kejahatan telah menjadi sebuah tumor di setiap inci dari kehidupan dunia, hingga tidak ada kesempatan untuk menangisi setiap kematian.

The Lifetaker

Everytime i open my eyes and look at each people that i love, my heart is breaking. Because i realize, the more i be with them, i'll just put them in danger. That's why i pretend like a stranger in front of them, they're who i love the most..

"Pay attention!"

Ratusan orang yang mengenakan seragam biru lengkap dengan topi dinas dan lencana-lencana mereka tengah berbaris rapi di bawah siraman cahaya matahari. Keheningan penuh menguasai kala suara komando menggelegar dan menyerap seluruh perhatian. Serentak mereka berdiri tegap, mengikuti arahan seorang lelaki tinggi dengan tubuh tegap bersama suara rendah yang berdiri di tengah-tengah lapangan itu.

Pandangan pun tertuju ke satu arah, kepada sosok berwajah campuran dengan kulit seputih salju. Rambut hitam legamnya tertata rapih dengan tubuh atletis padat dibalut setelan abu-abu, hasil jahitan eksklusif dari The Diamond Armor berhias tiga batuan berlian sebagai kancing jasnya, dipadukan kemeja putih buatan Burberry Prorsum di dalamnya. Sepatunya bercat coklat yang nampak baru saja di semir hingga menghasilkan kilauan cermin.

Seorang pria bernama Kris Wu kini menjajaki podium terbuka dengan langkah tegas. Dia menunjukkan senyum berwibawa kala berdiri tepat di belakang microphone yang menempel pada podium hitam setinggi 1,3 meter, dikawal logo kepala burung gagak berwarna silver dengan diameter 45 sentimeter yang menempel di puncaknya.

"Selamat pagi." Kris mendekatkan bibir pada kepala microphone. "Aku berterima kasih atas kerja keras setiap orang yang hadir di tempat ini. Kepada kalian yang telah mendedikasikan hidup kalian untuk organisasi ini, aku bersumpah kalau semua itu tidak akan sia sia." Pria itu mengangguk.

"The Black Mass, telah menjadi organisasi penjaga keamanan negara nomor satu di Korea Selatan. Berdiri sebagai hasil kerja keras tim yang meletakkan sumpahnya pada jantung negara untuk membasmi kriminal.."

Baekhyun menjadi salah satu dari mereka yang terkunci dalam posisi tegap dan ikut menatap ke arah serupa dengan orang-orang itu. Hazelnya tak kunjung meninggalkan Kris, walau benaknya sendiri justru beterbangan ke dimensi waktu yang lain.

[Flashback]

"Hei, Baekhyun. Maaf aku terlambat." 

Seorang pria yang dinantinya kini tiba bersama raut wajah hangat yang mengusir tanya dari benak Baekhyun. Tubuh jangkung dengan surai silver tersebut sedikit membungkuk kala sebelah lengannya menarik salah satu kursi di tengah ruang kafe sebelum melontar senyum tanda keinginannya berbincang dengan si tubuh mungil yang berusia lebih muda darinya.

"Kau sudah memesan sesuatu?"

Baekhyun menggeleng, "Tidak, tuan Wu. Aku baru sarapan, terima kasih."

Mata hazelnya lebih suka berkeliaran menyelidiki tempat ramai tersebut. Semua meja terisi penuh dengan orang dan pakaian beragam. Di antara mereka, Baekhyun mendapati salah satu dengan kemeja belel, maupun kemeja formal. Adapun yang memakai celana hitam longgar hampir melorot, namun pula yang begitu ketat hingga membentuk tulang pinggulnya dengan sangat jelas. Sebagian besar dari mereka berkulit putih, namun tidak menutupi hak orang dengan warna kulit lain untuk ikut bergabung di sana.

The LifetakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang