Tarik nafas pelan jalan. Ini hari kedua MOS. Aku yakin para senior nanti masih akan mengerjai kami. Sungguh hal konyol berdandan seperti ini. Tapi sudahlah ini hanya beberapa hari saja.
Aku masuk ke kelas. Raut wajah mereka tidak bersemangat. Nita juga sudah datang lebih dahulu dariku.
"Nita, ada apa? Kenapa semua pada lesu? " tanyaku pada Nita.
"Iya, tadi senior Tya masuk ke kelas. Dia bilang kemarin ketua osis menitip pesan sama dia untuk diberitahukan bahwa hari ini kita wajib bawa surat Cinta buat senior. " cerita Nita. Aku terkejut mendengarnya.
"Hah!? Kok bisa. Tapi kan kemarin... "
"Iya. Kemarin senior Tya lupa Kasih tahu kita. Jadi dia tadi berangkat awal sebelum ketua osis datang. Terus, Kasih waktu kita 10 menit untuk buat surat Cinta itu" kata Nita membuatku semakin tidak menyukai senior Tya.
"Haduh, Tiwi. Gue lagi gak ada ide buat surat Cinta ini. Gimana dong? " ujar Nita cemas. Aku kasihan melihatnya.
"Ya sudah tenang. Nanti aku buatkan. Aku pintar buat puisi. " kataku mengedipkan mata.
Aku memfokuskan hati dan pikiranku untuk surat Cinta. Lalu tanganku bekerja diikuti ide-ide yang cemerlang. Tak sampai 10 menit. Dua surat Cinta sudah selesai. Aku memberikan surat Cinta yang untuk Nita. Ia terlihat gembira.
"Tiwi, makasih ya. Loe nolongin gue lagi" aku tersenyum mendengarnya.
"Eh, loe berdua udah ya. Buatin gue dong, please.... " ujar seseorang disebelahku.
"Berikan kertas dan penamu. Cepat " kataku. Ia segera menurutiku.
Ku ambil kertas dan penanya. Untaian kata tertuang kembali di secarik kertas. Entahlah, suasana hatiku masih stabil jadi ide mudah bermunculan. Berbeda jika suasana hati sedang memburuk.
"Ini sudah" keberikan kertas dan penanya kembali.
"Eh, makasih ya." aku senang mendengarnya. Ia tersenyum puas.
"Nama gue Jimmy. Nama loe? " tanyanya padaku seraya menyodorkan tangannya.
"Pratiwi handayani. Panggil saja Tiwi" jawabku.
"Dan dia Anita hutagalung. Bisa dipanggil Nita" lanjutku.
"Oh, hai. Salam kenal ya buat kalian. " ujar Jimmy. Sekali lagi aku mendapat teman baru. Sedikit demi sedikit aku harus hafal nama semua teman disekolahku ini.
Zia dan Vita juga selesai membuat surat Cinta mereka. Bel pun berbunyi. Seperti sekelompok serdadu, para senior itu datang beriringan.
"Kemarin saya titip pesan ke senior Tya untuk beritahu kalian bahwa hari ini kalian harus membawa surat Cinta. Apa kalian semua membawanya? " ujar Ketua Osis.
Huh. Seenaknya bicara. Apa dia itu tidak tahu bahwa pacarnya yang berulah supaya kami semua dihukum. Tapi tenang saja itu mustahil terjadi. Gunggamku dalam hati.
"Yah.... Belum selesai, Kak" ujar sebagian siswa baru ke ketua osis.
"Apa!? Belum. Saya beri waktu kalian satu malam. Dan kalian belum selesai mengerjakannya. Itu hanya surat cinta 5 menit bisa jadi jika kalian fokus. " ujar ketua osis pada kami.
"Baik. Siapa saja yang belum mengerjakan atau menyelesaikan surat Cinta itu. Ayo jujur sebelum kalian semua diperiksa. " kata ketua osis dengan nada sedikit mengancam.
Hampir seluruh siswa baru mengangkat tangan. Ketua osis syok melihat banyaknya yang mengangkat tangan.
"Kalian keterlaluan ya. Itu tugas ringan bisa-bisanya kalian tidak mengerjakan. Baiklah, semua yang angkat tangan push up 100 kali dilapangan itu khusus yang cowok. Dan untuk yang cewek berdiri di lapangan sambil menghitung para cowoknya selesai sampe 100 kali push up. " ujar ketua osis marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
Teen FictionBagaimana rasanya punya pacar yang jauh banget kriteria dari yang kita impikan namun perlahan namun pasti dia mau belajar untuk baik.