Kunaikkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang meringkuk sambil menggigil kedinginan.
Hujan masih turun selama tiga jam mengikuti petir yang menyambar nyambar. Ku masukkan kakiku kedalam selimut dan mendekat ketubuh polosnya mencari kehangatan.
Rambut cokelat sebahunya tampak kusut diatas bantal. Kutepis rambut yang menggantung menutupi wajahnya, tampak pipinya yang agak chubby berwarna merah jambu, pipinya yang kelihatan kenyal membuat jari telunjukku menekan nekan pipinya yang hangat.
Matanya yang tertutup menampilkan bulu mata panjang yang berderet. Hidung kecil dan bibir penuhnya yang terbuka menggodaku.
Jari telunjukku turun menyentuh bibir bawahnya. Merah, basah dan bengkak akibat ciuman yang kuberikan padanya.
Jari telunjuk dan ibu jariku memencet hidung kecilnya membuatnya mengeryit dalam tidur pulasnya.
Tanda merah tertinggal dihidungnya kukecup kecil untuk meredakan sakitnya.
Kuraup tubuh polosnya mendekat ketubuh polosku untuk memberi dan menerima kehangatan yang keluar dari tubuh kami.
Dia, gadis keras kepala yang berada dalam pelukanku hanya bergumam tak jelas dalam tidurnya.
Daguku bersandar di puncak kepalanya, hembusan nafasku meniupkan beberapa helai rambutnya.
Aku masih bisa mengingatnya saat duduk ditaman belakang kampus selalu sibuk dengan buku bacaan yang digenggamnya.
Tampak tenang dan penyendiri bukan gadis yang enerjik dan pemarah seperti sekarang.
Dia yang selalu berusaha menjauh dari orang orang yang mendekatinya kini menjadi gadis pemaksa yang mendorong dinding dinding pertahananku, dengan mudahnya dia membuatku menceritakan rahasia hidup yang tak ingin kubagi pada siapapun.
*********
Aku menjadi gila karna menginginkannya, berawal dari ciuman yang dia berikan padaku saat diriku rentan dengan emosi waktu menceritakan Nora.
Entah kenapa aku merasakan sesuatu yang terbang dan kemudian terhempas jatuh berkeping keping.
Pecahan yang lain mulai jatuh saat melihatnya hanya dibalut handuk putih, rambut dan tubuhnya masih berkilauan karna basah.
Membuat sesuatu yang tergantung diantara kakiku nyeri, dia yang marah dengan wajah merah tak sadar dengan kebutuhan ku yang mendesak, ingin rasanya ku bungkam teriakannya dengan mulutku. Melumat habis bibir penuhnya yang cemberut.
Setengah pikiranku yang masih waras menentangku membuatku masih kuat berpijak untuk melawannya. kukurung diriku dikamar, pikiran dan tubuhku saling bertentangan membuatku frustrasi. Menculiknya sudah cukup buruk apalagi menyentuhnya.
Aku tidak pantas untuknya, aku tidak pantas untuknya
Kata kata itu terus kuulang dalam tidurku untuk meredam rasa frustrasiku.
Aku bermimpi, dia, gadis keras kepala berada didepanku dengan tubuhnya yang tidak tertutupi satu benangpun mulai berjalan mendekatiku.
"Sentuh aku" suaranya mengalun lembut membuat bulu Buluku meremang.
"Tidak!" aku berusaha menjauh dari jangkauan tangannya.
"Ku mohon Kyle." bujuknya semakin menyudutkanku.
"Menjauhlah dariku. Aku tidak pantas untukmu." jawabku lemah tak sanggup lagi menolak sentuhannya yang kini memelukku.
"Kau akan pergi. Kalau aku mulai menyentuhmu kau juga akan pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT ENOUGH [COMPLETE] [Love-hate Series]
Storie d'amore"when it hurts to look back and you scared to look ahead you can look beside you and someone who really loves you will be there" Joanna tidak menyangka dirinya yang hanya gadis biasa tanpa ada satu hal apapun yang mencolok darinya dapat menjadi sasa...