Hati hati typo bertebaran jadi mohon maaf
>>>>>>>>
Seorang gadis dengan mata yang terpejam rapat masih bergelut di bawah selimut berwarna abu-abu nya. Sedangkan jam kini sudah menunjukan pukul enam lewat tiga puluh lima menit yang artinya gadis itu akan terlambat sekolah.
"Ana bangun emang lo hari ini ga sekolah?" Teriak seseorang sambil menggedor pintu.
"Hmm" Jawab Ana.
Sedikit demi sedikit Ana membuka matanya, tampak lah mata biru laut Ana. Ana pun bergegas kekamar mandi untuk melakukan rutinitasnya.
Setelah 15 menit melakukan rutinitasnya, gadis itu beranjak keluar dari kamarnya dengan langkah tergesa - gesa.
"Aduh non, hati-hati nanti jatuh loh." Ujar sang pembantu aka Bi Susi.
"Bi, bang Arcel mana?" Tanya Ana tanpa menghiraukan ucapan Bi Susi.
"Loh tadi baru aja den Arcel pergi non, katanya ada rapat penting." Ucap Bi Susi.
Mata Ana terbelalak seketika, tanpa menjawab ucapan Bi Susi Ana lari terbirit-birit menuju sekolahnya.
Memang jarak antara sekolahnya tidak terlalu jauh bila di tempuh menggunakan mobil atau pun motor hanya butuh 5 menit, namun apalah daya dia hanya bisa berlari menuju sekolahnya berharap harap cemas semoga gerbang belum ditutup.
Namun, harapan hanyalah harapan bisa terwujud bisa tidak. Ia pun menghela napas ketika melihat gerbang yang telah tertutup rapat.
"Tidak ada pilihan lain" batin Ana.
Ia pun berjalan kearah kanan menujuk pagar belakang sekolah. Ia bergegas memanjat pagar tersebut tanpa kenal takut. Kegiatan yang rutin ia lakukan bila sedang terlambat.
Ketika Ana baru saja siap-siap untuk melompat pun terkejut dan jatuh dengan tidak elitnya ketika mendengar suara yang memekakan telingan setiap orang.
"Bagus ya Upi, kamu telat lagi." Ujar seorang guru perempuan.
*Ana hanyalah panggilan yang digunakan untuk teman terdekat, dan keluarga saja, sedangkan Upi untuk orang sekitar.*
Ana hanya menyengir ketika di dapatinya seseorang dengan tubuh yang sangat amat ideal kurang lebih 95kg berdiri tepat di depannya.
"Eh, Ibu." Jawab Ana aka Upi sambil cengengesan.
"Mau jadi apa bangsa ini, kalo penerusnya telat mulu." Omel Bu Muti.
"Ya elah Bu, yang telat kan saya doang. jadi bangsa ini ga akan rusak kok apalagi ancur...That's Impossible." Ucap Upi dengan santai.
Bu Muti pun melebarkan matanya dengan muka merah menahan amarah mybe?
"Ngejawab lagi kamu, cepat kamu berdiri di bawah tiang bendera sampai istirahat!!" Suruh Bu Muti.
"Gini ya Bu, berhubung saya lagi ga mau bikin kecantikannya Ibu itu berkurang, saya akan lakukan apa yang Ibu minta." Ucap Upi.
"Yaudah, sekarang kamu berdiri di bawah tiang bendera." Ujar Bu Muti.
"Loh, bukan nya Ibu suruhnya saya jajan di kantin ya?" Jawab Upi ngelantur.
"Upi" Ucap Bu Muti dengan nada geram.
"Hehehe... oke oke Bu akan saya lakukan rilex aja rilex." Jawab Upi dengan cengiran andalannya.
"Yaudah ngapain lagi kamu di sini pergi sana." Usir Bu Muti."Jadi Ibu ngusir saya." Ucap Upi dengan mata berkaca kaca ingin nangis.
"Dasar drama queen" Batin Bu Muti disertai mata Bu Muti yang semakin terbuka lebar, dengan mulut yang siapa untuk mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grey Girl
Ficção Adolescente"Matahari terbit untuk tenggelam tak ubahnya seperti di cintai untuk di sakiti" - ana "Matahari terbit untuk menerangi tak ubuahnya seperti cinta untuk menerangi hati yang tersesat" - rafael