Ketika Aku Harus Memilih

45 8 7
                                    

           Namanya Anita, ia seorang gadis yang rajin dan pintar. Sekarang, ia duduk dibangku SMA. Dia mempunyai mimpi untuk menjadi seorang dokter. Namun, terkadang ia harus memendam mimpinya itu, karena kondisi perekonomian keluarganya. Ibu dan Kakaknya berkali-kali membujuk Anita untuk berhenti sekolah. Akan tetapi, ayahnya tiada henti memberikan semangat kepada Anita untuk mewujudkan mimpinya itu.

"Assalamualaikum...." Ucap Anita sepulang sekolah. Ketika ia akan masuk rumah.

"Waalaikumsalam... Kamu baru pulang?" Tanya Devi kakak Anita.

" Iya, Kak " Jawab Anita.

"Ganti baju sana cepat !!... Jangan lupa jual kue-kue ini sampai habis!" Perintah Devi.

"Baiklah, aku ganti baju dulu sebentar Kak..." Jawab Anita.

         Setelah selesai, Anitapun berkeliling didaerah kampungnya untuk menjajakan kue-kue itu. Dengan harapan, kue-kue itu habis terjual. Setelah berkeliling kampung cukup lama, akhirnya ada beberapa orang yang membeli kue Anita. Sang mentaripun mulai terbenam, tetapi kue-kue Anita masih tersisa cukup banyak. Akhirnya, Anita memberikan sisa kue-kue tersebut kepada fakir miskin.Namun, setiba dirumah Anita justru dimarahin ibu dan kakaknya.

"Mana penghasilanmu hari ini?" Tanya ibu kepada Anita.

"Ini bu, penghasilan jualan kue hari ini" Jawab Anita sambil memberikan uangnya.

"Apa???.. Cuma segini hasil jualanmu?Padahal, kue-kue ini sudah habis!"Ucap Devi dengan ekspresi marah.

"Maafkan aku bu, sebenarnya kue-kue ini masih tersisa cukup banyak, tetapi aku berikan sisa kue-kue ini kepada fakir miskin"Ucap Anita sambil menangis.

"Apa???..Kita buat makan saja susah !! Malah kau beri kepada orang lain"Kata Ibu.

"Sudalah bu, jangan marahin Anita terus apa yang dia lakukan baik...." Ucap ayah.

           Anita berlari menuju kamarnya sambil menangis. Dia langsung mengambil air wudhu dan menunaikan solat maghrib. Tidak lupa pula, ia selalu berdoa agar mimpinya tercapai menjadi dokter dan keluarganya selalu diberi keberkahan. Setelah selesai, Anita selalu rajin belajar setiap hari.Walaupun, setelah seharian ia beraktvitas, tetapi ia tak pernah mengenal kata lelah. Ia percaya bahwa rasa lelahnya hari ini adalah awal dari semua impiannya agar menjadi nyata. Waktu menunjukan pukul 21.00 WIB, Anita langsung menarik selimutnya untuk tidur.Keesokan harinya, sebelum Anita berangkat sekoah, ia meminta uang untuk biaya ujian akhir semesternya.Namun, malah terjadi pedebatan.

"Bu... Minggu depan Anita ada ujian semester, Anita mau minta uang buat ujian semeste ran nanti dua siswa terbaik akan mendapat beasiswa, boleh tidak?"Ucap Anita.

"Anita, sebaiknya kamu berhenti sekolah saja!! kamu bantuin ibu jualan kue-kue keliling daripada kamu kamu sekolah buang-buang uang saja"Ucap Devi.

"Benar kata kakakmu nak, kalau kamu bantuin ibu jualan kue keliling, hasilnya bisa langsung kita nikmati"kata ibu.

"Jangan dengarkan ucapan ibu dan kakakmu nak, kamu harus terus sekolah sampai cita-citamu tercapai, pendidikan itu penting,lebih baik kamu pergi sekolah saja ini uang untuk membayar ujian kamu nak mudah-mudahan cukup... "Ucap ayah dengan tegas.

          Anitapun berpamitan kepada orang tuanya dan ia langsung bergegas menuju sekolah. Sepanjang perjalanan, ia selalu mengingat ucapan ibu dan kakanya tadi. Sebenarnya, ia sangat sedih atas ucapan ibu dan kakanya tadi. Bahkan, ia menahan air matanya karena ia tak mau terlihat sedih didepan ayahnya. Akan tetapi, keadaan semua ini tidak memutuskan semangat Anita untuk meraih cita-citanya. Anita semakin yakin bahwa ia bisa meraih mimpinya dan ia yakin bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah sebuah tantangan agar cita-citanya bisa tercapai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Aku Harus MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang