AUTHOR POV
Sudah hampir seminggu lebih sejak kepergian Di Kha ke Amerika dan semua kejadian yang di alami Hee Young, Changmin dan Jaejoong. Keadaan Jaejoong tak sedikit pun membaik. Namja itu jadi sering marah, berkelahi, dan tak mempedulikan keadaan sekitar. Di sekolah pun ia jadi sering membully hoobaenya. Sekarang Jaejoong seperti seorang pembuat masalah. Jaejoon sering menasehati Jaejoong tapi namja itu tak pernah mendengarkan.
Keadaan Jaejoong semakin kacau atau bisa di bilang semakin gila jika tak sengaja bertemu Changmin. Emosinya akan tersulut saat melihat wajah namja tinggi itu. Jika bertemu, Jaejoong ingin memukulnya hingga babak belur tapi ia tak bisa melakukannya.
Selain menjadi seorang pembuat masalah Jaejoong kini juga menjadi seorang playboy. Jaejoong berkali-kali mengganti yeoja yang menemaninya harinya. Selalu ada yeoja di sampingnya dan itu memang sengaja Jaejoong lakukan. Ia berpikir jika ada yeoja di sampingnya ia akan segera melupakan Hee Young dari pikirannya dan ia akan memulai hidup baru. Tak Jaejoong pungkiri jika Hee Young masih selalu ada dalam ingatannya dan itu membuat Jaejoong kesal sekaligus semakin membenci yeoja itu.
Hobi melukisnya masih ia lakukan tapi hanya di saat perasaannya sedang tenang saja.
Kini Jaejoong berada di taman belakang sekolah tempat berkumpulnya para siswa yang tengah beristirahat. Saat ia sampai di taman para siswa yang ada di sana langsung pergi, mereka takut di bully olehnya. Jaejoong menangkap seorang siswa dan tanpa basa basi ia membully siswa itu. Erangan kesakitan dan memohon untuk di lepaskan tak Jaejoong hiraukan, ia terus memukul siswa itu.
“YA! Hentikan!” Teriak Jaejoon. Namja itu menghampiri Jaejoong dan menjauhkannya dari siswa yang sudah babak belur itu.
“Gwenchana? Tunggu di sini.” Ucap Jaejoon pada siswa itu. Ia menghampiri Jaejoong dan menatapnya tajam. Jaejoon meraih kerah serangam saudaranya itu dan memukulnya sekali.
“Kau sudah gila hah? Jangan buat keributan di sekolah. Tidak bisakah kau bersikap normal dan tidak membuatku kena masalah?” Ucap Jaejoon emosi. Ia sudah tidak bisa lagi bersabar dan mentoleransi perbuatan Jaejoong.
“Hentikan kebiasaan gilamu dan mulailah hidup baru. Kalau kau memang membencinya dan menganggapnya berbohong. Tunjukkan padanya kalau kau bisa hidup normal tanpa seorang Jin Hee Young di sampingmu. Jangan jadikan orang tak bersalah jadi sasaranmu.” Jaejoon meninggalkan Jaejoong seorang diri di taman itu dan membawa siswa yang merupakan hoobaenya ke klinik sekolah. Ia pun meminta maaf pada hoobaenya itu atas sikap Jaejoong.
“Lain kali jika kau melihatnya langsung lari. Kalau perlu kau lawan dia, tak usah pedulikan kalau dia sunbae-mu.” Saran Jaejoon.
Sementara itu Jaejoong masih di taman belakang. Ia menundukkan kepalanya dan mengatur emosinya. Jaejoong merasa jika kini ia menjadi sangat lemah setelah kejadian waktu itu. Kejadian di lorong Rumah Sakit saat ia tak sengaja bertemu Changmin dan Hee Young. Walaupun ia membenci Hee Young tapi saat melihat yeoja itu menangis dan terlihat rapuh membuat hatinya bertambah sakit. Jaejoong pun tak tahu kenapa hatinya bisa merasa seperti itu walaupun yang ia tahu kini ia membenci Hee Young.
“Aku membencinya tapi kenapa waktu itu hatiku sakit saat melihatnya menangis?” Gumam Jaejoong.
----
Yunho sudah keluar dari rumah sakit. Keadaannya mulai pulih tapi seminggu sekali ia harus mengikuti terapi berjalan. Saat kecelakaan kakinyalah yang mendapat luka paling parah. Beruntung dokter mengatakan Yunho masih bisa berjalan normal jika rutin mengikuti terapi. Ia bersemangat mengikuti terapi karena Di Kha. Yeoja itulah yang menjadi sumber kekuatannya.
Hubungannya dengan Di Kha di rasakannya perlahan semakin dekat. Walaupun terdapat perbedaan waktu yang sangat jauh tapi komunikasi diantara keduanya bisa di bilang cukup lancar. Yunho pun merasa Di Kha benar-benar berusaha mencintainya dan ia pun berusaha tak mengecewakan yeoja itu. Yunho selalu meyakinkan Di Kha kalau ia akan selalu setia.