Jumaat, 25 Juni.
Aku mulai jujur dengan Nayeon tentang Sunbae itu.
Aku bilang kepadanya, jika aku menyukai Sunbae sebelum Nayeon mulai berkencan dengan nya.
Aku mengira ekspresi Nayeon akan sangat terkejut, tapi ternyata aku salah.
Nayeon terlihat biasa saja.
---
"Kenapa ekspresi mu biasa saja? Kukira kau akan terkejut ketika mendengarkan ini." Ucap ku.
Lagi-lagi Nayeon tersenyum, "Untuk apa aku terkejut? Sekarang, aku bukan kekasihnya lagi, jadi untuk apa aku terkejut, Tzuyu."
"Tapi-" aku ingin bertanya, tapi perkataan ku langsung di hentikan oleh Nayeon.
Tapi apa kau masih mencintainya?
"Kenapa dulu kau tidak memberitahu aku? Aku jadi merasa..."
"Maaf, tapi aku tidak sempat memberitahu mu." Aku memutus percakapan Nayeon, rasanya aku tidak ingin membuatnya mengatakan maaf kepada ku.
"Sungguh Tzuyu, aku min-"
"Ah sudahlah! Itu masa lalu!" Dua kali aku memotong perkataannya, ia hanya murung sembari menatap ku.
"Ya, baiklah itu masalalu." Ucapnya. Aku tersenyum, dan Nayeon juga ikut tersenyum.
"Aku ingin bertanya kepada mu." Ucap ku. Nayeon mengangguk mempersilahkan aku untuk bertanya.
"Waktu itu kau pernah bilang, Jika Sunbae itu menyukai ku. Apa itu benar?"
Nayeon tersenyum kecil, "Ya, benar."
"Kau tahu darimana?"
Ini semakin membuat ku ingin bertanya terus dengan nya. Banyak pertanyaan yang terus menyerang pikiran ku akhir-akhir ini.
"Jawab aku, kau sudah mendengarkan pernyataan cintanya dengan mu kan?"
Nayeon tahu darimana?
Aku bahkan belum sempat untuk memberitahunya.
"Kau..?"
"Aku tahu, Tzuyu." Ia memegang tangan ku, lalu menggenggamnya.
Belum sempat aku ingin menanyakan ia tahu darimana soal itu, lagi dan lagi ia terus duluan berbicara.
"Dia menyukai mu, terima saja." Nayeon tersenyum selagi menggenggam tangan ku.
"Tapi aku masih tidak mengerti, kalian tiba-tiba putus, dan anehnya mengapa dia juga tiba-tiba menyatakan suka kepada ku?"
Nayeon tersenyum lagi.
Kenapa anak itu terus tersenyum sih?
"Jalani saja." Ucapnya.
"Hanya itu? Kau tidak sakit hati kan melihat mantan kekasih mu dengan ku?"
Nayeon tertawa kecil.
"Buat saja itu sebagai perasaan kesal mu kepada ku waktu itu, aku tahu waktu itu kau kesal dengan ku."
"Tapi aku tidak pernah kesal dengan mu,"
Hanya iri.
"Besok, temui dia dan langsung terima perasaannya oke?"
Aku hanya mengangguk, pertanda iya.
Note 25 november: jika saja aku tidak menerima pernyataan cintanya, mungkin aku tidak pernah sesakit itu, dulu.
----Haloo?;")))
Sekian lama ika hiatus akhirnya bisa juga ngupdate :")
Jgn blg cerita ini udh kalian remove dari library:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunbae +tzuyu,who? (BTS member) [✔️]
FanfictionAku selalu menuliskan sesuatu tentang mu, di buku Diary berwarna merah hati ku. "We were written the same book, we were just never on the same page" #hurt garis keras:") -short story- Ps: disini kalian bisa nebak siapa sunbae itu. Aku gak ngasih tau...