Richelle berjalan di koridor menuju ke Perpustakaan. Sudah beberapa hari ini Richelle sering menjadikan tempat dimana terdapat banyak buku di dalamnya sebagai tempat tujuannya.
Richelle menyapu pandangannya ke seluruh sudut perpustakaannya. Austin. Ya, Richelle mencari sosok pria itu namun hasilnya nihil.
Lalu, Richelle pergi menuju taman belakang sekolah. Keadaan taman belakang sekolah sangat sepi.
Terpampanglah seorang Austin di kedua mata milik Richelle yang sedang mencorat-coret buku tulis sambil mempelajari rumus MTK dengan serius.
Dengan percaya diri Richelle berjalan ke arah Austin. Richelle duduk di samping Austin sedangkan Austin masih tidak menyadari keberadaan gadis disampingnya.
"Kak Austin" panggil Richelle.
Austin hanya melirik wajah gadis disampingnya sekilas lalu membaca bukunya lagi.
"Kemana kamu hari Sabtu kemarin? kamu pergi?" tanya Austin penuh dengan suara mengintimidasi dan dinginnya.
"Apa kemarin Sabtu kamu pergi?" tanya Austin ulang dingin.
"Aku belajar Matematika" bohong Richelle.
"Kakak butuh jawaban yang sebenarnya bukan kebohongan" Ucap Austin penuh penekanan sambil menatap mata Richelle.
Benar saja! Richelle bukanlah gadis yang pandai berbohong. Matanya selalu memancarkan sesuatu yang benar dan yang tidak. Dari cara Richelle memandang Austin saja terlihat berbeda sekali ketika Austin menanyakan tentang apakah Richelle pergi. 'Gadis yang polos' pikir Austin.
"A-Ak-aku pergi jalan-jalan" Richelle menunduk takut dan merasa was-was.
"Bersama?"
"Kyle," jawab Richelle singkat.
Austin langsung bangkit begitu saja meninggalkan gadis polos itu, Richelle. Austin merasa kecewa, ntah mengapa dengan Richelle menyebutkan nama lelaki yang pergi bersamanya kemarin membuatnya merasa sakit. 'Aku tak mungkin menyukai gadis itu' pikir Austin.
Dan secercah rasa kecewa karena sebenarnya hari Jum'at kemarin Richelle berjanji akan belajar Matematika.
**********
16:00
Richell melihat jam tangannya yang melingkar indah di tangan kanannya. Dengan memakai white simple dress -nya, dia duduk di kursi panjang. Jarang-jarang sekali Richelle main ke lapangan ini. Terakhir kali ia ke sini adalah waktu usianya baru beranjak 9 tahun bersama Kyle.Richelle ke sini hanya menghirup udara segar dan sering meluangkan waktunya untuk menemani adiknya, Kyle yang gemar sekali bermain bola basket. Sedangkan Richelle hanya duduk bersandar pada kursi panjang sambil mendesain baju santai, gaun, atau baju hangat.
Tetapi sekarang Richelle sedang memikirkan bagaimana dengan acara pernikahannya nanti kalau dia sudah besar. Dan sekarang-sekarang ini-lah Richelle sangat suka mendesain serta melukis masa depannya.
Di mulai dari acara pernikahannya seperti apa, gaun yang akan ia pakai saat menikah serta acara resepsinya, rumah yang akan ia tinggalkan seperti apa, juga tak jarang ia juga memikirkan kehidupan nantinya saat sudah menikah contohnya, Akan ia ajarkan apa ketika anaknya sudah berusia 5 tahun, dan masih banyak lagi.
Walaupun usianya masih belia tapi pemikiran untuk memiliki kehidupan yang ia inginkan sangatlah penting baginya. Karena apa? karena ini demi keberlangsungan hidupnya.
Apakah salah satu dari kalian ada yang seperti Richelle ini?
"Kak, main besket yuk!! duduk aja kaya gitu kaya lagi nunggu pacar main basket aja"
"Iya sayang aku tungguin kamu disini aja, aku gak mau main basket, aku gak suka," canda Richelle pada adiknya, Kyle.
Sedangkan Kyle hanya tertawa kecil.
************
Seorang pria berjalan kaki ke lapangan yang sering ia datangi dengan pakaian seragam sekolah kebanggaannya juga kacamata culunnya yang bertengger di hidungnya. Sampai akhirnya, kedua matanya menangkap seorang gadis yang memegang pensilnya dengan lelaki muda yang sedang bermain basket.
Austin melepas kacamata culunnya untuk melihat jelas apakah yang dilihatnya adalah Richelle, si gadis polos itu yang tak jarang merasuki pikirannya dan sering bersamanya. Ternyata benar adanya. Langkah Austin berhenti begitu saja.
"Iya sayang aku tungguin kamu disini aja, aku gak mau main basket, aku gak suka," ujar gadis itu yang tak lain adalah Richelle
KREEK!
"Kak Austin ngapain disitu?"
"Sini kak bareng kita," ucap Richelle
Sudah ketauan yaa... mau gimana lagi...
Austin tetap memasang wajah datar dan dinginnya sambil berjalan ke arah Richelle.
Ntah kenapa raut wajah dingin dan datarnya terlihat berbeda. Kyle masih bermain dengan bola basketnya.
Austin hanya duduk di samping Richelle, sesekali melirik ke arah Richelle juga lelaki di depannya yang sedang bermain bola basket. Sedangkan Richelle melanjutkan aktivitasnya.
"Chelle, aku mau pulang, kamu mau aku antar atau sama cowok itu?" Tanya Kyle dengan sangat lembut, ingin mengerjai cowok di samping kakaknya karena Kyle mencium bau kecemburuan.
"Heh?!" Richelle bingung dengan apa yang dibicarakan dengan adiknya. Biasanya adiknya memangilnya dengan sebutan kakak dan menyebutkan dirinya sendiri dengan sebutan namanya sendiri, Kyle.
"Eh, Iya" jawab Richelle kaku. Richele segera merapihkan barang-barangnya dan segera mendekati Kyle.
Namun baru saja Richelle 2 kali melangkah, tangannya dicekal oleh Austin.
"Biar gua yang antar dia pulang" ucap Austin dingin pada Kyle. Sedangkan Kyle langsung hengkang dari tempatnya.
Setelah beberapa lama Austin dan Richelle saling diam. Situasi yang menggambarkan ini hanyalah kata 'canggung'. Richelle duduk kembali pada tempatnya.
"Hm.." terdengar suara hembusan Austin.
"Chelle, kamu tau usiamu masih belia 'kan?" Tanya Austin.
"Kamu masih remaja, masih labil untuk membangun suatu hubungan," ujar Austin
Jujur saja apa yang Austin katakan itu benar adanya. Richelle tau itu. Tapi mengapa pria disampingnya membicarakan itu.
"Yaa.. aku tau" jawab Richelle dengan raut wajahnya yang terlihat kebingungan karena dari tadi Richelle tidak mengerti apa yang dimaksudkan Austin.
"Dengan usiamu yang masih belia, kau sudah memiliki pria"
"Heh!"
"Jujur aja dari tadi aku gak mengerti apa yang kamu ngomongin" ucap Richelle enteng.
"Tak perlu berpura-pura" ucap Austin dingin
.
.
.861 Words
Thanks semoga makin seru!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Rumus
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis pintar yang tidak pernah mengimpikan pelajaran Matematika dapat digemarinya. Richelle Aditama, namanya.. periang, penyayang dan sangat perduli dengan lingkungan sekitar. Menceritakan seorang pria berwajah tampan da...