Semester 2 telah dimulai sejak satu minggu yang lalu. Proses belajar mengajar juga sudah dimulai. Banyak siswa siswi juga yang mulai direpotkan dengan segala tetek bengek tentang tugas. Sama juga dengan Alissya, siswi kelas 11 tersebut.
Banyaknya tugas tidak membuat seorang Alissya kesal mau pun dongkol terhadap guru yang memberinya tugas, atau pun tentang susahnya tugas itu sendiri.
Alissya sendiri justru lebih merasa bersemangat.
Karena Alissya suka mengerjakan tugas. Apapun itu.
Alissya merasa, kalau tugas itu wajib di kerjakan dan harus secepatnya diselesaikan.
Seperti saat ini, Alissya sedang mengerjakan tugas matematika wajib yang diberikan oleh guru piketnya karena guru matematikanya sedang berhalangan hadir.
Dengan perasaan bersemangat pula.
Harus bersemangat memang, karena harus dikumpulkan.
"Mm, ta. Yang nomor lima caranya gimana?" ucap alissya terhadap teman sebangku sekaligus juga sebagai sahabatnya. Tata.
"Nomor lima? Gue baru juga nomor dua sya." jawab Tata. "Aneh deh gue sama lu, kalo ngerjain tugas cepet banget."
"Ya harus cepat lah ta, biar abis itu bebas. Ga ada tugas deh." jawab Alissya asal. "Ini diapain dulu sih ta?"
"Astagaaa sya. Gue baru nomor tiga!" jawab Tata kesal. "Tanya ke ayang lu aja sih."
"Ayang gue siapa anjir." jawabnya.
"Fazza lah, sapa lagi coba." jawab Tata.
Alissya pun hanya menghela nafas. Karena merasa sebal dan kesal.
Memang, dari kelas 11 semester 1 Fazza sudah memulai masa pendekatannya terhadap Alissya. Namun Alissya selalu cuek terhadap Fazza, entah kenapa.
Fazza adalah tipe siswa yang lumayan populer. Dia juga lumayan pintar, masuk 5 besar setiap semester. Fazza juga baik, kelewat baik malah. Tapi entah kenap Alissya merasa, tidak terlalu tertarik terhadap Fazza.
Kecuali saat Fazza bisa berubah jadi tugas. Mungkin Alissya akan tertarik dan bersemangat(?).
KAMU SEDANG MEMBACA
Indifferent
Teen FictionIndifferent : Kata sifat. 1.tidak tertarik, acuh-tak-acuh, 2.biasa saja.