Pagi ini seperti biasanya, Rae Kyo berangkat ke sekolah dan sampai pada jam 7.30 pagi. Masih ada waktu 30 menit sebelum masuk kelas. Sambil menunggu, dia duduk di taman belakang sekolah dan membaca novel yang baru dia beli kemarin.
Tiba-tiba pikirannya melayang pada kejadian di mobil Seokjin tadi. Hari ini agaknya Seokjin lebih banyak diam daripada biasanya. Saat Rae Kyo menanyakan keadannya, Seokjin hanya bilang kalau dia sedang memikirkan tugasnya yang menggunung.
"Aku yakin kalau ini gara-gara Yoongi sunbae," gumam Rae Kyo. Seokjin berubah setelah bertemu Yoongi kemarin.
Rae Kyo merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya. Namun, dia enggan mengalihkan pandangan dari buku yang dibawanya.
"Yak?" Seru Rae Kyo saat bukunya diambil oleh seseorang di sampingnya. Min Yoongi, tentu saja.
"Buku apa ini?" Tanya Yoongi sambil membalik selembar demi selembar buku itu. "Pantas saja kau payah dalam matematika."
"Mwo?!"
"Kurangi membaca buku seperti ini. Kau lebih membutuhkan buku kumpulan rumus daripada novel cinta-cintaan," ucap Yoongi.
"Itu urusanku," sergah Rae Kyo. Dia mengambil kembali bukunya yang dipegang Yoongi.
Hening. Rae Kyo membaca novelnya, berusaha mengabaikan Yoongi dan berharap pemuda itu segera pergi. Dia tidak suka bila ada yang mengganggunya saat membaca.
"Hei, Sung Rae Kyo," panggil Yoongi.
"Hmm," jawab Rae Kyo. Dia membalik halaman buku yang selesai dibaca.
"Dengarkan aku dulu," pinta Yoongi.
"Aku sudah dengar, Sunbae."
Sikap Rae Kyo yang tak acuh membuat Yoongi kesal. Dia kembali merebut buku Rae Kyo dan menaruhnya di belakang tubuhnya.
"Astaga," Rae Kyo menghembuskan napasnya kasar. Setelah itu dia menatap Yoongi dengan mata yang berapi-api, geram.
"Begitu lebih baik," Yoongi mengendikan bahunya. "Kau datang, kan?" Tanyanya.
"Kemana?"
"Pertandingan basket, besok pagi," ucap Yoongi.
"Kenapa aku harus?" Rae Kyo mengalihkan pendangannya ke depan sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Karena ada aku yang bertanding besok?"
Rae Kyo mendecih. "Memangnya kenapa kalau ada kau?"
Yoongi tidak menjawab. Dia hanya memandangi Rae Kyo, menunggu jawabannya. Merasa tak nyaman ditatap intens seperti itu, Rae Kyo berdehem.
"Tidak. Aku tidak suka basket," ucap Rae Kyo.
"Tapi aku ingin kau datang," meski terkesan nadanya biasa saja, mata Yoongi menyiratkan harapan yang nyata.
"Kenapa?"
"Datang sajalah. Kau hanya duduk dan melihat, itu saja," paksa Yoongi. Entah kenapa dia ingin Rae Kyo ada di sana dan melihatnya besok.
"Tidak."
Baiklah. Tidak ada cara lain, batin Yoongi.
"Kenapa?" Tanya Yoongi sambil mendekat. Sebaliknya, Rae Kyo sedikit menggeser duduknya menjauh dari Yoongi.
"Kau kan tidak ada kencan atau sebangsanya di hari libur," lanjut Yoongi dan lagi-lagi membuat gerakan yang memaksa Rae Kyo mundur.
Mata Yoongi menatapnya tajam, membuat Rae Kyo merasa terancam. Bahkan dia tidak bisa mengucapkan satu kata saja untuk menyuruh Yoongi mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me! (나를 떠나지마!)
FanfictionRasa senang Sung Rae Kyo bisa kembali ke kampung halaman begitu mendominasi hatinya. Di sanalah dia bertemu dengan 'Ketidak beruntungannya', Min Yoongi. Yah, siapa sangka, Yoongi akan menjadi 'Ketidak beruntungan' yang sulit Rae Kyo lepaskan begitu...