Eight

217 0 0
                                    

Bruak bugh bagh bhuak .

" ray lo nganggep gue sahabat nggak sih? Pliss kalo ada masalah cerita sama gue. Gue nggak bisa ngliat lo kayak gini terus. Uring uringan nggak jelas. Pukulan lo juga lamban nggak kaya biasanya." Oceh fika yang sedari tadi hanya melihat raya memukul bolak balik samsaknya.

" nih lo makan ya ! Gue udah beliin batagor kesukaan lo sama picar sweet. Liat deh keringet lo dan lo kayaknya kecapean bange tau ray." Fika menyerahkan handuk kecil kepada Raya.

" sejak kapan sih lo bawel banget fik? Jangan jangan lo ketularan si rama ya jadi berisik gini pengang tau telinga gue dengerny." Raya menenggak pocari pemberian dari fika.

Pintu ruang olahraga tiba tiba terbuka dan masuklah Rama dan Alan menghampiri fika dan Ray.

" ray gue pengen banget ngomong sama lo sekarang." Alan menghampiri Raya.

" lan lo nggak liat tulisan didepan. Ini cuma boleh dipake buat latihan yang mau tanding bukan buat ngobrol." Raya kembali menenggak minumannya.

" fik lo ikut gue sekarang." Rama langsung menarik fika keluar dari ruang olahraga.

Tak lama terdengar pintu tertutup dengan keras.

" gue kangen lo ray. Kangen banget. Beberapa hari ini kita nggak ketemu. Sekalinya ketemu lo ngehindarin gue."

" lo ngomong apa sih Lan? Gue nggak ngerti. Gini yah Alan gue lagi sibuk latihan karna mau tanding. Jadi maaf banget gue nggak bisa lama lama." Raya beranjak berniat pergi meninggalkan alan.

" coba liat mata gue. Coba lo ngomong kaya tadi sambil liat mata gue. Lo bohong raya kenapa banyak banget yang lo sembunyiin sekarang dari gue ?" Alan memegang kedua bahu raya dan membujuk raya menatap kematanya.

" kenapa lo diem aja ayo ngomong raya ngomong gue pengen denger penjelasan langsung dari lo. Lo kenapa?" Alan berteriak keras dan membuat raya takut.

" loh Alan kamu disini? Kamu dicariin sama bu fita disuruh keruangannya sekarang." Tiba tiba alisha masuk keruang olahraga.

" lo nanti pulang bareng sama gue." Ucap alan yang langsung meninggalkan Raya dan menghampiri Alisha.

Dan akhirnya mereka keluar dari ruang olahraga .

Hanya menyisakan raya yang tengah sendirian didalam ruangan.

Air mata Raya langsung mengalir dengan deras. Dan menjadikannya isakan isakan kecil namun lama lama menjadi besar.

" nih minum."

Raya menatap orang yang memberinya minum. Raya langsung menghapus air matanya karna malu.

" nggak usah malu buat nangis didepan orang lain. Itu nggak ngebuat lo terlihat lemah kok. Tambahnya lagi.

" gue nggak malu karna nangis didepan orang. Gue cuma malu karna muka gue pasti lagi jelek banget didepa  lo." Canda raya yang langsung menghapus air matanya.

" lo masih inget gue?"

" ingetlah lo yang waktu itu olahraga siang didalem mobil. Dan lo yang ngelempar bola basket kekepala gue."  Raya kini memakai jaket olahraganya lalu duduk tenang.

" tapi lo waktu itu pura pura nggak inget gue kenapa?" Kini dia sudah ikut duduk disamping Raya.

" nggak papa."

" oh ya kenalin gue kelvin 12 IPA 1. "

" okeh salam kenal." Jawab raya sambil berjalan menuju pintu.

" lo blom kasih tau nama lo." Teriak kelvin.

" lo nggak liat dijaket gue ada namanya?" Raya membalikkan tubuhnya menghadap kelvin dan menunjuk kearah nama di dada kiri.

IkatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang