Part 3.3 - Jason

2.3K 162 9
                                    

"Ada apa Prill?" Tanya Ali pada Prilly

Kalimat yang di ucapkan Yuki membuat mereka kaget, Max dia hanya membeku dan Steffan kembali dalam pemikiran nya

"Indah...hilang"

"A..apa? Kok bisa?" Tanya Adi mewakili semua nya --kecuali Tasya, Indah, Yuki dan Prilly yang menangis daritadi--

"Kata Yuki, saat Deni, Enzy, dan Marsha datang ke meja kalian --Ali, Adi, Max, Steffan-- Yuki pergi mengajak Prilly, Tasya, dan Indah, tapi saat berbalik di tempat depan perpustakaan, Indah nya gak ada, mereka sudah mencari kemana-mana, jadi mereka ngelapor lagi" kata bu Ros selaku guru Matematika dan guru Piket saat itu

"Haa???"

*****

Di sebuah gubuk tua, ada seorang gadis yang diikat dan masih memakai seragam sekolah,

Rambut gadis itu panjang, hitam, tapi sayang rambut nya berantakan

"Hallo, kamu nama nya Indah Permatasari bukan?"

"Ah bukan, kamu itu Melinda Permatasari"

Perkataan itu masih tengiang di kepala gadis itu yang ternyata adalah Indah

"Melinda? Melinda Permatasari? Siapa? Hiks..hiks"

Indah hanya menggumam dan menangis, di malam hari itu, hanya ada dirinya sendiri di gubuk tua itu

"Max.."

Setelah mengatakan itu Indah lansung pingsan dalam posisi tetap duduk di sebuah kursi

*****

"Max.."

"Indah?"

Prilly memandang Max saat menyebut nama Indah, malam itu mereka berada di rumah bersama Prilly, Yuki, Tasya, dan Indah

"Ada apa Max?"

Max hanya menggeleng kepala

"Guys.."

Panggil Steffan pada semua nya, (Deni, Enzy, dan Marsha gak ikut ya)

Semua nya memusatkan pandangan nya pada Steffan

"Apakah, sebelum hari ini, adakah hal yang aneh?"

Tiba-tiba Steffan berkata itu

Yuki, Ali, Adi, dan Max menggeleng kepala

Sedangkan Tasya dan Prilly saling memandang

"Ada!" Seru mereka berdua

*****

"Hei! Melinda! Bangun! Saat nya makan!"

Seseorang yang tidak diketahui memanggil-manggil seorang gadis yang sebenarnya adalah Indah, tapi dia memanggil nya Melinda

Perlahan, kelopak mata Indah bergerak dan terbuka, mata Indah sembab yang jelas sehabis menanggis,

Indah berusaha membaca pikiran orang yang di hadapan nya ini, tapi sayang, pikiran orang itu tidak dapat di baca

Sekarang, Indah berani bertanya kepada orang di hadapan nya ini, walaupun sebenarnya dia takut

"Bukankah anda yang memberi camera itu padaku? Mengapa anda mirip sekali dengan teman saya yaitu Steffan? Dan juga, siapa Melinda itu?"

Pertanyaan itu membuat senyuman yang ada di wajah orang di hadapan Indah ini yang mirip Steffan itu memudar

"Benar, saya yang memberi camera itu padamu, dan saya bukan Steffan atau siapa lah itu, saya adalah Jason, Melinda itu adalah dirimu!"

Pemuda yang di ketahui bernama Jason itu memandang Indah dengan tatapan sulit di artikan

*****

"Benar Prill, ada seorang gadis berambut panjang"

Suara Max membuat Prilly semakin yakin dengan yang di lihat nya

"Sebenarnya guys, waktu di kantin, ada yang manggil gue dengan nama 'Jason' dan juga, sekelabat bayangan muncul"

Suara Steffan membuat semuanya memandang Steffan

"...seperti apa bayangan itu?" Tanya Tasya

"Gue melihat, seorang gadis berambut panjang, yang meneriaki gue, tapi pake nama 'Jason' dan juga, gue lihat pemuda mirip gue, di kubur hidup-hidup"

Prilly semakin bergetar karna ketakutan

"Guys, kumohon nginap disini aja ya, gue takut"

Prilly lansung memeluk Yuki

Ali, Adi, Steffan, dan Max saling memandang dan menganggukkan kepala nya

"Kalian tidur di kamar tamu aja sama-sama, kami tidur sama-sama juga di kamar Prilly"

Sekali lagi Ali, Adi, Steffan dan Max menganggukkan kepala nya

*****

Steffan tidur dalam keadaan gelisah, karna ada beberapa suara yang membuat nya gelisah

.
.
.

"Jangan! Jangan ayah! Kumohon!"

"Kamu tetap disana Melinda! Biar ayah yang membereskan pemuda yang tidak tau malu yang berani menyukai anak ayah!"

"Ayah! Aku lah yang mau bersama dia!"

"Biarkan Melinda! Biarkan saja aku disiksa oleh ayah mu, tidak apa-apa"

.
.
.

Mata Steffan lansung terbuka, karna terkejut, oleh suara Adi yang membangunkan nya

"Ada apa Steffan?"

Keringat dingin mengalir di dahi Steffan, tangan dan kaki dingin, nafas nya sesak,

Steffan masih termenung

"Jangan! Jangan ayah! Kumohon!"

Suara itu...seperti suara Indah batin Steffan bersuara, bahkan Adi yang bersuara dari tadi di abaikan

*****

Hallo, maaf ya baru next, minggu kemaren aku gak next mau nanya yang mau di hiatus kan, dan cerita yang menang adalah Special Girls (karna yang memilih hiatus kan cerita, paling sedikit Special Girls), so, aku lanjutin yang Special Girls

Udah panjang belum cerita nya? Belum ya? Maaf deh...aku udah berusaja semaksimal mungkin, tapi apa daya, aku kehabisan ide guys T^T
Oke, cuman itu yang ingin aku katakan, (sebenarnya masih banyak)
Tinggalkan jejak berupa Vote+Comment

Saranghee kalian semua♡ see next part♡

-Rahma

Special Girls (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang