10. Shopping List

2.2K 174 8
                                    

Akhirnya semua list sudah dibeli. Sekarang Vey tinggal siap-siap pulang dan berdandan cantik untuk menyambut tetangga barunya itu.

Vey melirik isi dompetnya sekejap, lalu kembali menatap toko pakaian yang melakukan discount besar sampai 60%. Senyuman manis tiba-tiba terukir diwajah Vey dengan langkah memasuki toko itu.

Ditempat yang sama, Arga keluar dari sebuah toko kamera yang kebetulan bersebrangan dengan toko yang Vey masuki. Dia berdiri di depan pintu toko untuk sekedar mengaca. Di sudut wajahnya masih terdapat rona biru, bekas tamparan cewek gila itu.

Drrtt..

Ibu : Arga cepetan pulang, kita pesta malam ini!

Mamah : Vey ajak Rendi juga donk, biar seru!

Kedua orang itu sama-sama mendapatkan pesan dari ibu mereka.

Arga hanya melirik sms itu sekilas dari notice tanpa ada niatan untuk membukanya.

Vey : Dia sibuk mah, gausahlah..

Vey menatap balasannya, dia gak berniat ngasih tau mamah kalo mereka udah gak punya hubungan apa-apa lagi. Di dalam lift Vey menahan kesesakkan didadanya, dia masih belum bisa melupakan Rendi yang meminta Vey menghapus semua hal tentang mereka.

Brukk..

Vey menabrak seseorang yang berjalan didepannya, hingga plastik-plastik yang dibawanya terjatuh berceceran. Maklum, Vey sudah terlalu larut dalam lamunannya sendiri.

"Maaf!!" kata Vey sambil mencoba memunguti belanjaannya.

Seseorang itu enggan berbalik, baju belakangnya kotor terkena tomat. Vey mendelik berkali-kali, dia malu dan gak tau harus bagaimana.

"Terima kasih pak." ucap Vey pada beberapa satpam yang sempat membantunya merapikan belanjaan tadi.

"Mbak harus bertanggung jawab!" orang yang ditabrak Vey marah, dia membuka jasnya dengan kasar.

"Tapi..saya gak sengaja, sumpah pak, saya minta maaf.." Vey mulai gemetar meskipun para satpam menengahi mereka.

"Makannya kalo jalan itu liat-liat donk, jangan maen tubruk aja..untung saya, coba orang lain..bisa ganti rugi ratusan ribu kamu!" omel orang itu dengan kesalnya, "kamu gak tau yah, jas saya ini mahal!"

"Maaf, kembalikan dompetnya." suara itu mengheningkan suasana ramai di depan mall.

Vey sudah hampir menangis dan dia menyadari sesuatu, dompetnya hilang. "Iyah, dompet saya hilang."

Orang itu celingukkan dengan perlahan-lahan mundur dari keramaian itu dan melarikan diri. Arga yang sudah mengetahui semua itu cuma modus pencurian, langsung berlari mengejar orang itu.

Benar. Vey memang melamun tapi dia tidak akan seceroboh itu, toh dia cuma melamun bukan berhenti ngeliat jalan didepannya. Tapi sekarang harus bagaimana? Dia sudah kecopetan dan gak tau siapa yang nyopetnya.

The Prince Ice And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang