34. Lie to me and tell me you loves me

1.6K 110 9
                                    





HOF-34 :: Lie to me and tell me you loves me

-o-

Matthew menggenggam tangan Abel dan sebelah tangan nya lagi membuka pintu rumahnya. Sepi adalah hal yang menyambut keduanya. Jelas saja, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Abel mengikuti langkah pelan Matthew, sepatunya yang belum terikat rapi berdecit saat menyentuh lantai.

Saat Matthew melangkahkan kakinya di undakan tangga pertama, lampu ruang keluarga menyala. Di sana, di sofa panjang itu ada semua keluarganya. Pram, Miranda, juga saudara kembarnya.

Matthew bersikap cuek, sementara Abel sedikit risih dengan pakaiannya yang terlalu minim. Ia pun berinisiatif mengancing jaketnya.

“Darimana saja Matthew?” tanya Pram. Pria paruh baya itu memperbaiki letak kacamatanya.

“ Nongkrong.” jawab Matthew cuek.

“Abel udah bilang sama Mami kamu kan mau nginep sini?” tanya Miranda tiba-tiba.

Abel gugup. Kemudian gadis itu mengangguk. “Udah Tante. Tadi Matt yang nelpon Mami.”

“Duduk sini sama Tante.”

Abel melepas kaitan jemarinya dengan Matt. Gadis itu berjalan pelan dan duduk di samping Miranda. “Hai Ga, apa kabar?”

“Baik.” ucap Aga. Bukannya Aga tidak menyukai Abel tapi memang keduanya tidak terlalu dekat.

Pram berdehem dan Matt cukup mengerti isarat dari Papa-nya. Maka cowok itu memilih duduk di depan Pram. “Jadi?” tanya Pram.

“Apa?” Matthew berbalik bertanya.

“Apa yang kamu mau jelaskan sama kami? Kamu tahu Matt, Mama kamu udah panik dari tadi kamu belum pulang-pulang.”

“Dari kelab.” ucap Matt.

Pram menaikkan sebelah alisnya. “Matthew Alvian Putra, sejak kapan kamu nongkrongnya ke tempat gituan?”

Matthew memutar bola matanya. Tahu begini tadi dia pulang ke apartemen saja.

Bego! , maki Matt yang di tujukan untuk dirinya sendiri.

“Ini bukan tahun 80-an yang kalau nongkrong di warung kopi. Saya cuma main doang kesana.”

“Dan kamu pikir Papa bakal percaya begitu saja.”

Matt mendengus. “Minum dikit.” ucap Matt pada akhirnya.

Miranda cukup syok. Ia merasa bersalah karena ulah nya Matt tumbuh tanpa perhatian, Putra manis nya itu sudah terjerumus ke dunia malam.

“Kamu bisa jelaskan kenapa Abel bisa sama kamu? Papa butuh jawaban yang masuk akal selain karena dia pacar kamu makanya dia bisa bareng kamu sekarang.”

Abel semakin tidak punya nyali, ia menyelipkan helaian rambutnya sambil sesekali berdoa semoga sidang dadakan ini cepat selesai.

“Kita ketemu di kelab, udah gitu doang. Dia ngelarang saya mabuk-mabukan. Karena saya males nganter dia pulang, saya bawa kesini saja. Toh, Shareen juga udah kenal sama kalian.”

Miranda tahu Abel begitu gugup, maka dari itu ia memilih mengusap lembut lengan Abel. “Kamu tidur aja di kamar Vian, biar dia sekamar sama Aga.”

Matt memang belum pernah tidur di kamarnya lagi. Sejak ia pindah ia memilih satu kamar dengan Aga.

“Tidur Vian, anterin Abel dulu.” ucap Miranda.

Secepat mungkin, Matt bangkit dari duduknya. “Ayo.”

Hearts On FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang