kain putih membalut sebuah punggung
yang didalamnya berisi jejak-jejak bekas persatuan
dengan lukisan abstrak kebiruan dan rintikan hujan
meninggalkan kepuasan dan kemenangansayang,
itu semua masih melekat dengan erat
sampai-sampai melodimu terngiang ditengah kematianku
gelengan kepala didalam keredupan sudah menjadi rutinitascepatlah kembali!
aku merindukan panas dan terbakar
karena malam-malam setelahnya
yang tersisa hanyalah dingin dan kekosongan— 09:12 pagi, saya kesepian.