Prolog

72 5 3
                                    

Kenapa penyesalan selalu berada di akhir cerita?, Kenapa orang selalu tersadar saat semuanya sudah terjadi?,  kenapa perasaan sakit baru saja terasa saat orang itu sudah hilang?

Terkadang seseorang yang populer harus menjaga yang namanya image,
Dengan cara berteman dengan sesama populer, pintar, kekinian,  dan modis.  Sampai-sampai saat memilih pacar pun harus yang sebanding.  Jika engkau cantik, maka pacarmu juga harus tampan. Begitulah seterusnya.

Tapi berbeda denganku.  Aku menyukainya tanpa melihat sisi tampannya atau populernya.

Dia hanyalah cowok kacamata yang biasa. Kami pernah satu SD, SMP dan sekarang, lagi-lagi kami satu SMA.

Perasaanku tak pernah berubah!  Hanya aku dan tuhan yang tahu.  Kalau dihitung aku sudah menyukainya sudah 5 tahun lamanya. 
DAMN!?  Selama itu kah!?

Akan tetapi perasaan itu harus ku pendam, karna status kami yang berbeda.

Yah, aku populer sedangkan dia hanya cowok biasa.  Aku juga tidak mengerti kenapa aku menyukainya.

Apa mencintai seseorang itu harus ada alasan!? Aku tak memiliki alasan apapun. Dan yang mengejutkan, ternyata dia memiliki perasaan yang sama!, oh god,  dia secara sengaja mengumumkan behwa aku pacarnya!
Apa kalia ingin bertanya apa aku senang?  Tentu saja!  Aku sangat senang!

Tetapi sebagai cewek yang menopang beban bernama populer.  Dengan tak sengaja ku membentaknya dan berkata " lo pikir gue jadi pacar lo! "

Oh tidak,  apa yang kulakukan.  Aku sangat merasa bersalah.

  Ku berharapa dia tidak sakit hati.  Ku berharap perasaannya tidak berubah terhadapku.

Dan saat kami sama-sama menginjakkan bangku SMA. Dia berubah,  tidak memakai kaca mata lagi, tidak membawa buku kemana-mana lagi, tidak culun lagi.  Oh, dia tampak berbeda.

Tapi yang ingin ku ketahui adalah
"apa perasaan itu masih ada untuk ku? "

🎀🎀🎀   

WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang