Prolog

7 2 0
                                    

Apakah ada yang pernah mendengar julukan "Unknown Dark Slayer"?

Ia adalah seorang pembunuh yang selalu membunuh orang jahat seperti pencuri, penculik, pembunuh orang tak bersalah, dan tindakan kriminal lainnya. Jika ada orang jahat beraksi, dia juga akan beraksi di kota yang dikunjunginya.
Sekarang dia berada di sebuah kota bernama "Revone".

Kenapa aku tahu? Karena, Unknown Dark Slayer itu adalah aku.

Banyak yang mengira, aku adalah Dewa atau malaikan pencabut nyawa para penjahat. Padahal tidak.
Aku hanyalah seorang manusia yang mempunyai sebuah kekuatan khusus yang kudapat sejak lahir.

Aku membunuh para penjahat bukan karena dendam atau sekedar hobi.
Tapi karena aku membenci mereka.
Aku membenci orang yang menyakiti orang lain atau menyakiti dirinya sendiri. Dan kupikir mereka harus lenyap.

Akhir-akhir ini aku merasa ada yang kurang. Tetapi apa?
Aku masih mencarinya.

Dan pada suatu hari saat aku masih berada di kota Revone, aku memojokkan seseorang karena orang itu telah mencuri bahan makanan di sebuah toko.
Pemilik toko tersebut tidak menyadari barang dagangannya dicuri oleh seseorang, tapi aku mengetahuinya.
Aku memakai masker dan jaket hoodie berwarna hitam untuk menutupi identitasku.

Diam-diam, aku berjalan di belakangnya. Aku heran, orang itu sama sekali tidak curiga kepadaku. Saat jalanan sudah mulai sepi, dengan cepat aku menarik kerah bajunya menuju gang kecil. Tentu saja dia kaget.
Aku melemparnya sedikit keras dan menabrak tembok. Sepertinya orang itu hanya terluka lecet saja. Tapi tetap saja itu pasti sakit.

"Ughh!! Hei!! Kenapa kau tiba-tiba menyeret dan melemparku?! Kau tau, itu menyakitkan!!"

Bentaknya dengan keras. Untung saja disana sepi dan tidak ada orang yang mendengarnya selain aku.
Kulihat pakaiannya. Dia memakai seragam sekolah 'Rinary Academy'.
Karena dia masih muda, aku memutuskan untuk bertanya kepadanya terlebih dahulu sebelum membunuhnya.

"Kenapa kau mencuri?"

"E-eh, k-kau bicara apa? Mencuri? A-aku sama sekali tidak melakukannya"

Dia menyangkalnya. Orang itu berusaha menutupi tindakannya.

"Jangan berbohong! Aku melihatnya dengan mataku sendiri!"

"A-apa maksudmu? Aku tidak berbohong!"

"Masih mau menyangkal tindakanmu?"

Aku pun mengambil pisau yang berada dibalik rok ku.
Ku arahkan pisau itu ke lehernya.

"B-baiklah! Aku mengaku! A-aku mencuri k-karena adikku sedang kelaparan!"

Akhirnya orang itu mengaku juga. Tetapi jawabannya sedikit membuatku terkejut.

"Eh? Apa keluargamu tidak berkecukupan?"

"I-ibuku meninggal saat aku masih kecil.. Dan ayahku pergi entah kemana dua minggu yang lalu... Aku belum memiliki pekerjaan, dan uangku yang tersisa hanyalah sedikit... Sekarang keluargaku satu-satunya hanyalah adik perempuanku.. Adikku kelaparan..."

Ujarnya seraya menangis.
Mendengar ceritanya, itu membuatku terharu. Memang banyak pencuri yang kutemui keluarganya tidak berkecukupan, tetapi hanya orang inilah pencuri yang pertama kali membuatku terharu.

Kuambil dompetku di saku dan mengabil beberapa lembar uang, lalu kukembalikan di saku.

"Ini untukmu"

Aku memberikan lima lembar 10 gold ren kepadanya. Ren merupakan mata uang di negara ini.

"E-eh? Untukku?"

"Iya"

Dia pun menerima uang ini dengan ragu-ragu. Dia terkejut melihat uang yang kuberikan begitu besar harganya.

"Hehh?!! Lima lembar 10 gold Ren?!! Hey, kau serius memberikan ini kepadaku??"

"Iya, serius. Gunakan uang itu untuk biaya sekolah dan makanmu, dan carilah pekerjaan yang pantas bagimu"

Aku tersenyum kecil kepadanya namun tidak terlihat karena gelap.
Aku pun berbalik badan dan mulai berjalan pergi.

"H-hey, tunggu dulu! Bisa kau sebutkan namamu?"

"Murasame. Jika kau mencuri lagi, aku akan membunuhmu!"

Aku langsung berlari dengan cepat meninggalkannya. Tetapi, kulirik sekilas orang itu dan nampak wajahnya begitu pucat dan berkeringat dingin.

"Murasame... B-bukannya itu nama lain dari Unknown Dark Slayer... A-aku beruntung sekali tidak dibunuhnya dan malah membantuku..."

***

Sekarang aku sedang duduk di pinggiran atap sebuah gedung sembari melihat 'Rinary Academy' yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sini.

"Pencuri tadi memakai seragam dari sekolah itu. Hiiro, menurutmu apakah sekolah itu menyenangkan?"

Tanyaku kepada gadis yang bernama Hiiro dan sekarang duduk disebelah kananku.
Hiiro adalah roh yang berwujud seperti gadis kecil berumur 10 tahun dan berambut pendek sebahu berwarna ungu gelap.
Aku bertemu dengannya saat masih berumur 8 tahun. Saat itu Hiiro meminta pertolongan kepadaku dan akhirnya ia menjadi Partner sekaligus Senjataku sebagai ucapan terimakasihnya.

"Entahlah.. Sepertinya menyenangkan juga. Muran-sama, apakah kau tidak mau mencoba masuk ke sekolah? Sejak kecil kau hanya fokus pada kekuatanmu saja"

Hiiro, asal kau tau saja... Aku dari dulu sangat ingin bersekolah!
Tetapi... Terus saja ada yang melarangku...
Mungkin kali ini adalah kesempatanku untuk sekolah. Aku ingin segera merasakannya... *batinku.

Aku memegang dagu ku, seolah olah mempertimbangkan perkataan Hiiro.

"Hm... Kau benar juga. Baiklah aku mengikuti saranmu. Tetapi aku tidak bisa masuk karena nanti aku bisa ketahuan kalau aku adalah Murasame.."

"Kau bisa memalsukan data-datamu kan, Muran-sama"

"Baiklah, Hiiro bisa kan melakukannya untukku?"

"Siap Muran-sama!"

Sekolah ya... Tidak buruk juga.
Aku juga ingin segera tahu, apa yang terasa kurang dariku...

Keesokan harinya.

Hiiro telah selesai memalsukan data-dataku. Dan namaku disamarkan menjadi 'Ethenia Muran'.
Sekarang tinggal mendaftarkan diri menjadi murid baru di Rinary Academy.

Pukul 7 pagi. Saatnya aku pergi ke sekolah tersebut untuk mendaftarkan diri. Tentu saja aku membawa sebuah map yang berisikan data-dataku yang telah dipalsukan.

Sesampainya di depan gerbangnya, aku ditanyai oleh satpam yang menjaga disana. Aku menjawabnya dengan jawaban yang sedikit kukarang.
Setelah aku diperbolehkan masuk, aku bergegas berjalan menuju ruang kepala sekolah.
Aku masuk ke ruangan tersebut dan mengucapkan salam terlebih dahulu.
Aku menjelaskan maksud dari kedatanganku ke kepala sekolah. Lalu dia meminta map berisikan data-dataku.
Aku juga diberikan sebuah tes masuk.

Dua jam berlalu dan akhirnya aku telah diterima untuk masuk ke Rinary Academy.
Kepala sekolah tersebut sempat bertanya mengapa aku tidak bersama kedua orang tuaku. Lalu aku menjawab mereka sudah meninggal akibat sebuah kecelakaan. Ya.. itu memang kebenaran.

Mulai besok aku sudah diperbolehkan masuk ke kelas dan kelasku adalah 1 B.
Aku telah menerima seragamku yang akan kukenakan besok.
Sebelum aku pulang ke apartemenku, aku mengintip sebentar ke salah satu kelaa. Nampaknya kelas tersebut sedang tidak ada gurunya.
Banyak yang mengobrol, saling bercanda, ada juga yang menyendiri sambil membaca buku.

Setelah puas mengintip, aku pun berjalan pulang ke apartemen yang sekarang menjadi tempat tinggal ku di kota ini.
Saat di perjalanan, aku bertanya-tanya dengan apa yang kulihat tadi.
Apa mereka bahagia?
Kenapa mereka menghiraukan orang yang sendirian dan tidak mengajaknya mengobrol bersama? Apa dia di benci?
Aku ingin tahu...

Ya... Kupikir aku akan menemukan jawabannya esok hari...

-------------------------

-RazYuuki

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apakah Sekolah itu Menyenangkan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang