prologue

2K 199 15
                                    

Terkutuklah Kim Mingyu! Lihat apa yang kamu lakukan kepada perempuan yang kamu panggil sahabat. Dia terlalu baik untuk terjebak bersamanya, lelaki bangsat yang lebih pantas dibenamkan ke neraka jahanam.

"Mingyu, itu bukan salahmu. Aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu," Mingyu melotot kepada perempuan yang di depannya.

Bagaimana bisa dia bilang seperti itu setelah apa yang dilakukannya malam itu dua bulan yang lalu?

"Kamu bercanda! Aku bukan bajingan yang tidak bertanggung jawab, Sohye! Aku akan menikahimu."

"Lalu setelah itu apa?" dia menyesap tehnya, tampak tidak peduli dengan kilat kemarahan yang terpancar di mata Mingyu karena perempuan itu terlalu tenang. "Kamu akan melakukan apa dengan Wonwoo? Lalu bagaimana kamu akan menjelaskan orientasi seksualmu dan juga bagaimana anak ini bisa hadir di dunia ini?"

Mingyu menjambak rambutnya, frutasi dengan semua hal yang menyerangnya saat ini. Hanya butuh satu kalimat di telepon dari sahabatnya sejak SMA ini dan membuatnya berlari bak orang kesetanan dari Hongkong ke Seoul untuk menemuinya.

"Aku hamil."

Mingyu baru akan mengatakan sesuatu--maaf dan kalau diperlukan, ia berlutut di depan perempuan itu--tetapi gelombang kemarahannya muncul begitu saja mendengar perkataan perempuan itu.

"Aku meneleponmu bukan untuk meminta pertanggung jawabanmu. Aku bisa mengurusnya sendirian." dia mengisi gelasnya dengan teh dan membuat Mingyu menggebrak meja. Tidak peduli tatapan orang-orang disekitarnya tertuju kepadanya.

"Kim Sohye, you married with me. Whatever if you dislike it, but from now you're mine."

"I'm refuse, Mingyu," perempuan itu hendak menyesap tehnya tetapi gelasnya direbut oleh Mingyu. Tatapan keduanya bertemu dan ada dua emosi yang tercetak di masing-masing wajah mereka.

Marah dan terhina. Kim Mingyu.

Tidak acuh dan ingin semuanya selesai secepatnya. Kim Sohye.

"Aku akan menemui orang tuamu malam ini untuk membicarakan pernikahan kita," Mingyu kembali duduk di kursinya dan ia mendengar dengusan kasar perempuan di depannya.

"Mingyu, aku bisa saja hamil dari orang lain dan bukan kamu pelakunya. Lagipula...."

"Sohye!" Mingyu menggemerutukkan giginya, kesal karena perempuan itu tetap berkeras bahwa bukan ia pelakunya. "Aku kenal dirimu luar dalam dan sex before married bukanlah hal yang kamu inginkan. And I'm ruin you that night."

Keduanya tidak berbicara apapun lagi. Perempuan itu memilih menikmati tehnya dan Mingyu sejujurnya tidak tahu harus mengatakan apa lagi ataupun apa yang harus dilakukannya di masa depan nanti. Karena menikah bukanlah hal yang ada dalam prioritasnya dan terjebak dengan sahabatnya yang tahu segala kebusukannya sampai akar bukanlah yang diinginkannya.

Apalagi dengan cara sehina ini. Mingyu memang pantas untuk menjadi kerak neraka karena menghancurkan masa depan sahabatnya.

"Lalu bagaimana dengannya?" pertanyaan perempuan itu membuyarkan lamunan Mingyu.

"Hah? Maksudmu."

"Your boyfie. What you do to him?"

Benar, Mingyu punya pacar yang tidak biasa dan kalau sampai ketahuan oleh orang tuanya ataupun orang lain akan menatapnya dengan jijik. Tapi perempuan ini tahu semuanya sejak awal dan dia tetap tidak menjauhi Mingyu.

Then he give the return with ruin her future. He real the bastard in the world.

"Aku akan memutuskannya."

"Aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang."

"Ya! Masih sempat memikirkan nasib orang lain. Pikirkan saja masa depan anak yang ada di perutmu itu."

"Karena aku memikirkan masa depannya, aku tidak ingin kamu menjadi Ayahnya, Mingyu." perkataan tanpa emosi dari perempuan itu entah kenapa menohok dirinya begitu dalam.

Sakit tetapi tidak berdarah-darah.

"Berdiri," Mingyu berdiri dan berjalan menuju samping tempat duduk perempuan itu. Menarik tangannya agar berdiri dan tatapan mereka bertemu. "Kita pergi mencari cincin pernikahan dan apa saja yang diperlukan untuk menikah."

"Mingyu, tolong lepas...."

"Sohye, aku memang bajingan yang pantas menghuni neraka tapi anak yang ada bersamamu tidak pantas hidup tanpa Ayah. Aku tahu rasanya seperti apa dan dia tidak boleh merasakan hal yang sama sepertiku, Paham?"

 Aku tahu rasanya seperti apa dan dia tidak boleh merasakan hal yang sama sepertiku, Paham?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into You | Mingyu & SohyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang