Aku menatap foto-foto di media sosialmu. Semuanya dengan para wanita cantik. Sebagian dengan para artis cantik nan rupawan. Pantas saja kamu tidak pernah memasang foto ku atau foto kita berdua di akun media sosialmu. Ah, ya.. Aku lupa kalau kamu sudah menghapus foto satu-satunya ketika kita berpose bersama sehabis menonton kala itu. Maaf, waktu itu aku nekat meminjam HP mu untuk mengambil foto. Sebagai kenang-kenangan, ucapku kala itu. Wajahmu datar tanpa ekspresi ketika blitz kamera menyala. Kebalikannya dengan diriku yang tersenyum sumringah.
...
.....
Kamu menjaga jarak ketika jalan berdua denganku. Tapi dengan polosnya aku melingkarkan lenganku ke lenganmu. Aku tahu kamu berusaha menepis rangkulan itu, tapi aku pura-pura tidak tahu hingga kamu menyerah dan pasrah.
...
....
Kamu selalu memuji para wanita cantik di luar sana. Mengagumi mereka dengan luar biasa. Aku yang jelas-jelas di sampingmu hanya bagaikan seonggok sampah yang bau. Pun dengan status hubungan kita yang tak pernah kamu publikasikan ke publik.
...
....
Setahun berlalu.
"Aku nggak punya mantan, gebetan banyak"
Apa kamu sadar menuliskan hal itu di sebuah grup film yang sama-sama kita ikuti? Hei, aku mantanmu! Dan aku juga anggota grup film tersebut. Aku bisa membaca curhatanmu juga. Hei, hei.. aku ada! Ah, ya.. aku lupa kalau kamu tidak pernah menganggapku ada. Dan aku lupa kalau kamu mencari sosok yang cantik seperti para wanita di akun media sosialmu itu. Maafkan aku yang tidak cantik ini. Dan maafkan aku yang lupa bahwa setahun lalu itu hanya merupakan keisenganmu semata.