Happy reading...
"Apakah kau ingin menambah makananmu?" tanya Jonathan pada Jenny.
"Sepertinya iya, karena aku sangat kelaparan menahan diri untuk tidak makan selama beberapa hari."
"Kau wanita gila! jangan pernah melakukan tindakan itu lagi!" perintah Jonathan dengan suara begitu dalam karena ketidak sukaannya atas tindakan ekstrim yang dilakukan oleh Jenny.
"Sepertinya aku harus mengulanginya lagi, jika aku terjebak dalam keadaan terjepit, karena dulu aku pernah di racuni oleh seseorang." Jenny mengingat jelas setiap kejadian ketika ia diracuni oleh salah satu teman sekelasnya hanya karena dia adalah orang miskin yang sedang kelaparan dan itu membuatnya semakin marah, kalau tidak ada teman lain yang mau menolongnya mungkin dirinya sudah mati over dosis.
Jangan salah, perjalanan hidup Jenny sangat mengerikan. Jadi ,ia sudah kebal dengan berbagai macam keadaan buruk. Jenny mendapat pembalajaran hebat dari setiap pengalaman yang dia lalui.
"Siapa yang berani melakukan itu padamu?" Jonathan menggeram marah menagih sebuah jawaban pasti.
"Salah satu teman sekelasku, tapi aku sudah membalasnya dengan menamparnya dan memalukannya di kantin sekolah saat istirahat." Jenny tersenyum puas menatap mata Jonathan yang begitu kelam. Guen, perempuan sialan itu yang meracuninya sebab ingin sekali melihatnya mengemis padanya.
"Kau sangat berani," puji Jonathan bernada lembut.
"Tentu saja?! kalau tidak berani mana mungkin aku akan bisa bertahan hingga sekarang. Yang paling kuat akan bertahan, yang bertahan hingga akhir akan menjadi pemenang. Daddy selalu mengatakan itu padaku." Jenny antusias sekali membalas ucapan laki-laki di hadapannya.
"Daddymu sangat pintar mendidikmu." balas Jonathan.
"Ya. Dia adalah daddy yang sangat hebat. Dia mengajariku untuk menjadi seorang pemberani, supaya aku bisa menjaga orang yang kusayangi." betapa Jenny merindukan daddy tersayangnya. Nyatanya kejadian itu terjadi sebelum bertemu daddynya.
"Jenny si pemberani," Jonathan terkekeh mengatakan hal tersebut. Ucapan itu memang benar adanya, bahkan Jonathan mengakui sendiri dirinya tidak bisa berkutik mengetahui pengorbanan Jenny untuk temannya.
~
~
~
Pagi di sambut dengan gemuruh hujan. Sekarang bau almond-lah yang membangunkan Jenny dari tidurnya. Dia terlonjak mendapati dirinya berada di pelukan laki-laki dan hanya menyisakan anderware melekat ditubuhnya, sedangkan Jonathan masih berpakaian lengkap. Untung saja dirinya tidak langsung menjerit hingga membangunkan tuannya. Jenny hampir lupa kalau ia sudah di beli dengan harga $ 1,000,000 USD kemarin malam oleh Jonathan Giovinco. Tubuhnya melemas menghadapi kenyataan itu, ia berharap ini semua hanyalah mimpi.
Jenny mengendarkan pandangan mengelilingi model bangunan ruang tidurnya. Ia baru sadar pernah menginap di hotel ini. Design interiornya hampir sama persis dengan yang pernah di tempatinya dulu, bedanya ruangan ini memiki ukuran yang lebih besar. Nama tempatnya adalah Kimpton Carlyle Hotel Dupont Circle, Washington D.C. Sedekat itukah aku di culik kemudian di jual dari Madrid, Spanyol . Oh My God... kenapa daddy belum kunjung menemukanku?
Alam bawah sadar Jenny meringis perih. Kenapa takdirnya begitu pelik.
Jam sudah menunjuk ke arah setengah tujuh pagi. Mata Jenny tidak kembali terpenjam, tubuhnya pegal karena Jonathan mendekapnya terlalu erat sampai ia kesulitan bergerak. Jenny memutuskan mengeluh panjang untuk membangunkan tuannya, akhirnya cara itu berhasil. Kelopak mata Jonathan mengerjap membuka membalas tatapannya, Jonathan memiliki iris mata berwarna hitam pekat dan ada sentuhan sensual, sungguh dia sangat menggoda jiwa Jenny. Entah dirinya harus bersyukur atau tidak, telah dibeli olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ruthless ♠ [COMPLETED]
Romance[COMPLETED] ✔ Copyright ©Februari2017 by Blueberryvodca. JANGAN DIBACA BILA TIDAK KUAT karena mengandung unsur KEKERASAN!⚠⚠ Harap kebijakan masing-masing! ______________________________ Apakah Jenny bisa berta...