#1

373 25 2
                                    

"Naruto! ayo turun! sudah waktunya makan malam nak!" teriak seorang wanita berambut merah.

"Anak itu, dia belum bangun?" Seorang pria berambut pirang duduk di meja makan, lalu mengambil sepasang sumpit di samping mangkuk berisikan nasi.

"Belum, Shion-chan bangunkan Nii-chan mu" gadis berambut pirang itu mengangguk lalu berjalan menyusuri tangga, sambil meneriakkan nama kakaknya yang sedang hibernasi itu.

Krieet...

Shion membuka pintu kamar tersebut perlahan, nampak ruangan yang masih gelap, dan terdengar suara dengkuran yang sudah pasti milik penguasa kamar ini. Shion berjalan, dia melihat Nii-chan nya sedang menciptakan pulau, dia bergidik,

"Menjijikkan!" Shion berjalan menuju balkon kamar Nii-chan nya itu.

"Oi apa yang kau lakukan di kamarku?!" Shion tersentak, baru saja dia ingin berakting seolah-olah sedang syuting video clip, Nii-chan nya memang orang paking menyebalkan!

"Sudah waktunya makan malam, ayo turun dasar pemalas!" Shion lalu berjalan dengan cepat keluar dari kamar kakaknya.

•••••

"Wahh...malam ini kita makan donburi? tumben sekali!" riang Naruto  langsung menarik kursi,

"Naruto-kun, bersihkan dulu wajah dan mulutmu, baru makan!" sergah Kushina.

"Iya benar! dasar jorok!" celetuk Shion,

"Apa yang kau katakan?! ha? dasar kurus!"

"Dasar Siluman!"

"Dasar tidak punya pupil!"

"Aku punya, tapi warnanya keren!"

"Hentikan!" teriak Kushina dengan kobaran api di belakangnya, sementara Minato hanya terdiam lalu memakan donburi miliknya dengan akting tenang. Naruto berjalan menuju kamar mandi.

••••
Naruto pov

Huh! menyebalkan! kenapa adik seperti dia harus dilahirkan sih?! aku berjalan menuju wastafel di dalam kamar mandi, aku sempatkan mandi saja sekalian, bisa kudengar Kaa-chan sedang berpidato panjang lebar, sebentar lagi dia pasti menggedor-gedor pintu ini, haah lupakan! aku harus mandi!

10 menit kemudian....

Rasanya segar sekali! pasti donburiku sudah tidak hangat, tapi tak apa!, tunggu, kenapa ruang makan hening sekali ya? biasanya tidak seperti ini, biasanya seperti ada perang dunia, apa mereka pindah makan di halaman?

tok..tok..tok...

Huh pasti Kaa-chan!

"Iyaa iyaa aku datang!" aku membuka pintu, dam betapa terkejutnya aku melihat seorang pria, berambut panjang, matanya hampir sama dengan Shion, dia menatapku, aku terpaku... tangan kanannya memegang sebuah samurai, siapa dia? pencuri?

"Ikut aku"  dia langsung menarik bajuku, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku benar-benar takut, dan hanya mematung, mereka mengikat tubuhku di salah satu kursi makan, kulihat Kaa-chan, Shion,Tou-chan, mereka semua diikat.

"Hey apa ini? hah?! lepaskan kami!!" teriakku protes, aku menggerakkan tubuhku berusaha melepaskan diri dari ikatan ini, tapi nihil. Seorang pria paruh baya mengarahkan kepalaku, membuat aku menatap Ayahku, dia menggeleng kencang!

"Jangan bunuh mereka! aku saja!" teriak Tou-chan,

"Hahaha kau pikir kau saja cukup? kami memang ingin membunuh kalian semua!"

"Siapa kalian? kalian mau uang?! ambil semua, tapi lepaskan kami!" teriakku sekencang mungkin,

"Hahaha, uang kami lebih banyak darimu, kami mau nyawa kalian, bagaimana?" Aku menggeleng, kulihat salah-satu dari mereka mengangkat samurai lalu menebas ayahku, aku melihat seorang gadis, wajahnya tertutup dia membelakangiku, dengan pakaian crop yang mengekspos pinggangnya, kulihat dia menyiksa Shion.

Plak!
Sesuatu yang tajam menggores tubuhku, keluargaku semua sudah tidak lagi hidup, kudengar suara tangisan histeris Shion, dia belum mati, tapi kulihat matanya sudah menggelinding diatas keramik, aku tak berdaya, kulihat wanita yang menyiksa Shionku...dia memiliki sebuah bekas luka tepat di antara ketiak dan payudara kanannya, bekas luka itu berbentuk seperti tanda bintang (*) perlahan kesadaranku mulai pudar..

Apakah aku mati?......

•••••

Naruto pov End

"Kau sudah sadar?"

"Kau siapa?"

"Oh, salam kenal..aku Hinata"

"Shion! Kaa-chan! Tou-chan!" Naruto berteriak gelisah hendak turun dari tenpat tidur.

"Berhati-hatilah! infusmu.."

"Lepaskan aku! aku dimana? dimana keluargaku?" tanya Naruto panik.

"Aku tidak tahu..aku hanya menemukanmu di pinggir jalan, aku membawamu kesini.."  Jawab Hinata.
•••••

Naruto berjalan kearah rumahnya, dia berlari kesana, sementara Hinata terus saja mengekor Naruto dari belakang.
Langkah Naruto terhenti, rumahnya, sudah dikelilingi garis polisi...

Dia jatuh berlutut, terus berteriak histeris, Hinata memegang bahunya.

"Ada apa? ini rumahmu?" Naruto hanya menangis,

"Keluargaku...mereka meninggalkanku!" isak Naruto, Hinata lalu menarik Naruto dalam rengkuhannya, mengusap punggung bergetar pria itu.

"Aku sendiri...hiks.."

"Jangan khawatir, ada aku, kau bisa menjadi bagian dari keluargaku saja..."

•••••
Naruto duduk di kasur, tangannya diinfus dan Hinata baru saja menyuntikkan obat penenang,

"Naruto-kun, waktunya makan" terdengar suara  seorang  gadis membawa nampan berisi bubur, Hinata duduk di pinggir kasur.

"Tidak, aku tidak lapar, terimakasih"

"Aku mohon makanlah..." Naruto menatap Hinata, dia tersenyum kecil,

"Kau mirip adikku"  Hinata tercekat, dia menatap Naruto dalam.

"Aku suapi saja ya?" Naruto tersenyum lagi, dan mengangguk.

   Usai makan, Hinata membereskan peralatan makan Naruto, dan membawanya ke dapur.

"Kenapa kau biarkan bocah itu hidup?"

"Diamlah Tou-chan..."

"Dia bisa jadi masalah nak"

"Aku jatuh cinta padanya...dan aku akan menikahinya Tou-chan!"

Plak!

"Beraninya kau mengatakan hal itu! dia adalah cucu dari orang yang membunuh ibumu nak!"

"Kita juga sudah membunuh keluarga mereka Tou-chan! sudahkah itu lebih dari impas?!" Hiashi terdiam.

"Aku tidak mau menjadi seorang pembunuh seperti ini Tou-chan, tapi demi dendammu aku lakukan! tolong lakukan ini demi aku hiks.." Hinata berlari keluar rumah, semua ini menyiksanya.

"Permisi tuan" Hiashi tersentak, Naruto berdiri tepat dihadapannya memegang infus, "Dimana Hinata?" tanya Naruto.

"Hmm...d..dia keluar tadi, mungkin di taman dekat mini market" Naruto mengangguk, lalu berjalan keluar.

•••••

"Hikss aku tidak mau...aku tida-"

"Hinata?"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

愛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang