Musliim, musliim..teriakku sambil berlari ke rumah tetanggaku usai pulang sekolah siang itu.ada apa tanya Muslim padaku yang usianya 5 tahun di atasku, waktu itu aku masih kelas 5 SD, cabenya tumbuh ! teriakku...ya sirami terus pagi dan sore kalo sudah agak besar di pindah balasnya..aku bergegas pulang, dengan hati yg masih takjub, aku liatin lagi daun kecil biji cabe yang beberapa hari lalu kami tanam.
Belah cabe itu lalu keringkan kata Muslim mengajariku,nanti sore kita ambil kotoran kuda di "perkudaan" istilah kami menyebut sebuah area peternakan di daerah Krapyak Semarang.Muslim seorang pemuda yang berasal dari Sumbawa, yang ikut kontrak di daerahku karena ikut orang tuanya pindah dari daerah NTB.mungkin itulah pengalaman dia di dunia pertanian memberikan pelajarannya pada waktu kecilku.
Proses metamorfosa dari biji tumbuh jadi tanaman cabe itu sangat berkesan buatku sangat dahsyat..kok bisa ya..pikirku waktu itu.sampe aku yang waktu itu masih SD punya cita cita mau sekolah di pertanian, walau akhirnya tidak kesampaian, namun peristiwa dan pelajaran tentang menyemaikan biji cabe itu sangat mengesankan