Hari ini, sudah saatnya Keshya kembali kekota, merasakan hidup yang sesungguhnya lagi, mulai kembali dengan keluarga yang tak dapat membuatnya kembali tersenyum.
Jam menunjukkan pukul 03.00 pagi, ia berdiri di balkon kamarnya yang sejak kemarin ia tempati untuk tinggal disini, rumah ini membuatnya nyaman dan sangat susah untuk meninggalkan rumah ini, tepatnya meninggalkan ibu David yang kini begitu baik dan ramah kepada Keshya, dapat ia rasakan sebuah rasa cinta ibu kepada anaknya yang selama ini ia harapkan datang dari ibunya.
tok tok tok
Keshya menoleh kearah pintu, terdengar ketukan kedua, Keshya melangkah kearah pintu, membuka pintu dengan sedikit menyipitkan mata, bingung siapa yang tidak sabaran sedari tadi mengetuk pintunya. "Gimana? udah siap?" sebuah senyuman muncul dibalik pintu yang baru saja Keshya buka.
Keshya tersenyum melihat David yang berada di balik pintu sedari tadi, kekasinya itu sungguh mengemaskan jika tersenyum, dan mata Keshya terpengarah kearah pakaian David, entah kenapa hari ini David terlihat begitu berbeda dari biasanya. "little princess, kok senyum senyum sendiri ngeliatin aku? aku ganteng ya hari ini?" senyuman jail keluar begitu saja dari bibir David.
Bisa terasa pipi Keshya memerah, baginya hal seperti ini malu bukan main. "udah ah, turun yuk, udah ditunggu ibu dibawah, kita makan bareng sebelum balik ke kota" Tangan David meraih tangan mungil Keshya, menariknya keluar dari kamar dan menutup pintu kamar Keshya, lalu menuruni tangga dengan sedikit cepat. Saat sudah berada dibawah,terlihat seperti biasa, pelayan yang berlalu lalang membawa makan, lagi lagi meja panjang itu sudah terisi oleh ibu David, Ayah David, Dastan, Budhe David, dan kali ini bukan itu saja. Terdapat Wahyu dan Atikah, teman David yang David kenalkan beberapa hari lalu dirumah mereka.
"Kamu mah nak, disuruh manggil Keshya aja lama banget, kaya jemput Keshya ke ujung desa, lama!" Ibu David mulai terkekeh melihat David yang sedikit mencibirnya.
"ayo duduk! ayah mau makan!" ucap Ayah David dengan memegangi perutnya, David dan keshya duduk bersebelahan, dan mata Keshya bertemu dengan mata Wahyu, mebuat sesuatu yang membuat Keshya teringat akan suatu hal dan suatu kejadian.
Hari ini, entah kenapa ia menginginkan untuk memeluk ibu Dabid yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri, tapi alasan apa yang akan Keshya gunakan untuk memeluk ibu David itu.
Sarapan pagi ini selesai, tetapi tidak dengan David yang masih sibuk menambah nasi, dengan sedikit bincang bincang mengenai Atikah yang akan pergi ke Jakarta, ia akan melanjutkan pendidikannya dikota besar itu. "David, nak Atikahnya dianter ya ke Jakarta, gapapalah ikut sama kamu, ya nak ya" ibu David memohon kepada David, dengan tak sungkan David membalas dengan anggukan cepat, karena saat ini bibirnya masih sibuk mengunyah nasi nasi yang nikmatnya benar benar terasa dilidah David.
"Makasih loh ibu, merepotkan saja ibu ini" Atikah tersenyum menatap ibu David.
"Masih lama makannya kak? Enak banget ya?" Tanya Keshya sembari menuangkan minum ke gelas David. Wajahnya kali ini tampak lebih ceria, dengan mata indah yang menatap wajah lucu David yang sedang menghabiskan makannya, dan dengan bibir ranum yang tersenyum.
David sudah menyelesaikan kegiatan sarapannya, ia langsung mengajak Keshya bergegas menuju teras belakang yang lebih mirip taman, terdapat sebuah kursi taman berwarna putih dengan Bunga dan sebuah tempat kalung.
David menggenggam tangan Keshya dan menarik Keshya untuk duduk dikursi itu, David mengambil dua barang itu, membiarkan Keshya untuk duduk, dan kini David berjongkok didepan Keshya "ini buat kamu" David memberikan sebuket bunga dengan wangi yang cirikhas bunga.
"Dan ini, sebuah hadiah dari aku, dipake ya, aku bakal sibuk akhir akhir ini, aku pingin kalung ini nemenin kamu, dan kamu, jaga kalung ini ya" David memberikan kalung itu, dan David memakaikannya kepada leher putih Keshya.
Rasanya, kini Keshya terhanyut oleh pikirannya, lelakinya ini mengapa dapat membuatnya merasakan terbang dengan sayap terindah yang pernah ia dapatkan, ia menatap kalung yang sudah terdapat di lehernya, kalung itu terdapat sebuah gantungan kecil dengan wajah seorang perempuan yang sedang bersama pasangannya.
Keshya tersenyum dan memegangi gantungan itu."Makasih ya, kakak itu selalu aja bisa bikin aku senyum, sekali lagi makasih" ucap Keshya sembari melihat mata elang David, mata itu sungguh telah menyaksikan kisah hidup David sebelum mengenalnya, dan kini David terduduk tepat disebelah Keshya.
Tangan David terulur menggapain badan Keshya dan menarik tubuh mungil Keshya kedalam dekapannya, dan Keshya menenggelamkan kepalanya didada bidang David, merasakan bau maskulin David, merasakan kehangan dalam pelukan David, itu semua istimewa dimata Keshya.
"Makasih ya, makasih udah mau jadi yang terbaik buat aku" Tangan David menyentuh dan sedikit menggerakan tangannya di pucuk kepala Keshya.
"Gaada kata makasih ke aku, itu semua terjadi karena adanya sebuah perasaan, dan perasaan itu disini" tangan Keshya meraih tangan David dan diletakan didada David "ada disini Kak"
David tersenyum menatap wajah Keshya, akankah ia tahan saat berjauhan dengan dia? Akankah ia mampu menahan rasa rindu saat ia harus pergi? Mampukah dirinya? Hanya pertanyaan itu yang terbesit dalam pikirannya, tangan mereka yang bertautan saling menyalurkan rasa cinta yang ada didiri mereka masing masing.
"Kak, pulang yuk?" Tanya Keshya. "Jangan diundur undur waktunya, ntar keburu sore lagi"
"Yaudah sekarang, pamit dulu kedalem, sapa tau dikasih pesangon gitu buat beli bensin" cengiran David yang jail lagi lagi keluar, membuat Keshya ikut larut dalam kesenangan hatinya.
David dan Keshya memasuki rumahnya, dengan tangan Kehsya yang membawa sebuket bunga yang diberi David tadi, ya cukup membuat perhatian pelayan pelayan disini teralih ke David dan Keshya. Dan tak dapat Keshya tahan senyuman lebar yang jarang bisa ia keluarkan di bibir ranum berwarna pinknya yang sedikit dilapis dengan LipTint berwarna pink yang cocok dengan warna bibir aslinya.
-Keshya-
Jarum jam menunjukan pukul 13:50, dan kini Keshya dan David, mereka kini tengah memasukan harang barang ke mobilnya, "hati-hati ya nak, Kesh, jangan ngebut ngebut bawa mobil ya nak, kalo capek berenti, ibu disini doain kalian" ibu David memeluk Keshya dan menciuminya, Keshya tak merasa risih dengan perlakuan ibu David, tetapi ia nyaman, ini begitu hangat dan tenang.
"Budhe juga titip nak Keshyanya ya, David jagain Keshya" ucap Budhe David. "Ini sebenernya yang keluarga sini siapa sih ibu? Budhe? Kok Keshya aja yang dikhawatirin, David mana?" Protes David.
"Banyak maunya lu dek, ntar seminggu lagi gua nyusul ke Jakarta ya, tungguin akang Dastan yang tampan ini" ucap Dastan selagi memeluk bahu David dan menepuk nepuk ala laki-laki sejati.
Ya, memang Dastan berencana berkuliah di Jakarta, dan kebetulan sekali ia bakal tinggal satu rumah dengan David, dan setikdaknya ia dapat membantu adik kecilnya ini untuk menjaga rumah.
"Loh, mau keJakarta kak? Mau ngapain? Cari cecan ya kak?" Tanya David menggoda kakaknya itu. Dastan dengan tidak terima digoda seperti itu langsung melototi David dan membuat seisi ruangan tertawa melihat kelakuan mereka.
-Keshya-
Nah apakabar nih?
Makasih ya buat yang masih stay sama cerita ini, vote sama commentnya jangan lupa pokoknya.Dan gua lagi butuh saran kalian.
Enaknya cerita ini diselesain sampe part20 tapi ntar bikin part 2.Atau diselesain disini tapi lama uploudnya.
Kalian maunya gimana ya comment aja, maaf partnya garing, special David sama Keshya sih hehe.
Di part 20 bakal ada kebahagiaan lagi ya, stay di cerita aku aja, tungguin update lagi.
Dan jangan lupa baca cerita aku yang lain juga ya.
- Famous ClubMakasih semua 💕
Mwh
KAMU SEDANG MEMBACA
KESHYA (케시야)
Fiksi Penggemarbayangkan bila seorang gadis yang menderita dikeluarganya harus menderita penyakit pula? apakah itu tak menyakitkan? itulah yang dirasakan gadis berumur 16 tahun itu, Keshya Betari Claudya. gadis polos itu sangat cantik, hingga membuat seorang kakak...