1 | Galexia Andromeda

8 0 0
                                    

Bandung kota yang akhir-akhir ini melakukan banyak perubahan pada wajahnya. Tidak juga lantas mengurangi parahnya macet di dalamnya.

Sedikit kesal karena laju sepeda motornya terus terhenti Galexia tetap mencari celah ke sisi kanan dan kiri jalanan yang dipenuhi mobil-mobil itu.

Galexia terus memacu sepeda motornya. Ia terkejar waktu masuk kantor yang tak mau tahu apa alasannya nanti. Dia Galexia biasa, perempuan berusia 27 tahun yang bekerja sebagai editorial di salah satu Starup beauty.

Motor yang Galexia kemudikan memasuki halaman depan sekaligus tempat parkir tempatnya bekerja. Dengan kecematan maksimal Galexia memasuki area tempat kerjanya diiringi suara panggilan rekannya yang sudah tiba terlebih dahulu.

"Lexi, artikel tentang produk Fardah yang baru launching udah beres kan?" tanya Fanya tetangga kubikel kerja Galexia yang juga sahabat baiknya. "Cepet kirim ke surel gue ya, urgent banget. Mbak Tesa udah misuh-misuh dari tadi pagi", tambah Fanya tanpa peduli Galexia yang bahkan belum duduk di kubikelnya.

"Udah gue kirim dari tadi malem ndoro. Coba lo cek dulu deh, kebiasaan belum dicek udah riweuh", jelas Galexia sambil mulai menyalakan komputer dan bersiap bekerja.

Sebagai seorang yang bekerja dibagian editorial yang fokus dalam bidang beauty kegiatan Galexia sehari-hari memang tidak jauh dari mencari ide untuk konten tulisan, meeting editorial, sampai liputan langsung. Kedengerannya simple bukan? Tapi percayalah untuk pekerjaannya Galexia rela begadang sambil maskeran.

Tempat kerja Galexia adalah lingkungan yang sangat nyaman. Sebagai perempuan Galexia dan rekan-rekannya yang tertarik dalam dunia beauty bisa dikatakan beruntung. Bagaimana tidak, setiap ada produk beauty lokal atau internasional pasti mereka lebih dahulu tahu dan kalau lagi hoki bisa sekalian mencobanya. Mencoba untuk review dan dijadikan konten tulisan maksudnya hehe.

Tapi sungguh, namanya juga kerja pasti ga selalu enak-enak aja. Harus ada pengorbanan, misalnya jam tidur atau parahnya waktu buat cari teman kentjan.

"Mbak Lexi, dipanggil Bu Bos ke ruangannya", ucap Inten yang baru turun tangga dari ruangan "Bu Bos" di lantai 2.

"Berdoa ya Lexi, gue disini juga berdoa buat segala kebaikan dan kekurangan lo," seru Fanya dengan segala kelebayannya.

"Always lebay dan riweuh lo mah ah," jawab Galexia sambil melangkah ke ruangan Bu Bos.

Bu Bos adalah panggilan untuk Mbak Tesa -biasa Galexia menyebutnya- Tesa Wardhana perempuan berusia 38 tahun yang walau hampir memasuki kepala 4 tapi nampak 10 tahun lebih muda. Serius, Galexia ga bohong faktanya memang Mbak Tesa punya muka seperti sebaya dengan Galexia. Perawatan dan pengetahuan tentang beauty Mbak Tesa memang patut Galexia teladani ucap Galexia dalam hati.

"Lexi, besok kamu liputan bareng Inten untuk produk Makeuprover ya," ucap Mbak Tesa ketika Galexia baru memasuki ruangannya. Tanpa basa-basi dan tegas. "Besok saya harus ke Jakarta, ada brand yang mau kerja sama dan meetingnya harus di sana", jelas Mbak Tesa lagi dengan Galexia yang sudah duduk tanpa disuruh.

Kedekatan tiap karyawan di kantor ini memang ga perlu diragukan. Dari mulai bu bos sampai OB sekalipun sefriendly itu. Ah betapa beruntungnya Galexia.

"Siap Mbak, Inten udah tahu kan Mbak?" tanya Galexia.

"Udah, materi produknya nanti saya kirim surelnya ke kamu ya Lexi. Jadi malam ini kamu bisa langsung bikin draft artikelnya", jelas Mbak Tesa menutup pembicaraan mereka setelah Galexia undur diri dari ruangannya.

Setelah Galexia kembali ke kubikelnya, Fanya langsung menodongnya dengan banyak pertanyaan.

"Selow Nya, besok gue liputan nih bareng Inten," ucap Galexia sambil melanjutkan salah satu artikelnya yang tertunda.

"Produk Makeuprover ya? Ih padahal gue udah berharap bisa liputan itu. Kan lumayan dapet samplenya," ucap Fanya dengan nada sedihnya yang tampak.

"Tenang, nanti kalau dapet sample yang ga cocok di gue bakalan dihibahkan ke lo deh," jawab Galexia sambil menunjukkan cengirannya.

"Hmm ya deh gapapa sisaan juga gue mah, yang penting gratis," ucap Fanya dengan ceria. Tuh kan sudah Galexia tebak Fanya emang bukan manusia yang bisa sedih lama-lama.

Ketika waktu makan siang tiba Galexia berencana untuk makan di rumah makan padang sebrang kantornya. Galexia adalah nasi padang lovers, walau ia asli sunda. Fanya yang kebetulan sedang diet mana mau ikut serta Galexia untuk sepiring nasi padang.

Menurut Galexia masakan padang itu membawa kenangan tersendiri. Dulu saat masih SD bundanya sering mengajaknya makan nasi padang. Bunda yang sibuk kerja dan baru menjemput Galexia sore hari di tempat les pasti mengajaknya makan nasi padang. Ya semacam kebiasaan bagi Galexia makan siang dengan nasi padang. Karena dulu dia hampir tidak pernah makan siang, ya gimana mau makan siang uang jajan yang dikasih padanya ga cukup banyak.

"Uda, pesan seperti biasa ya," ucap Galexia pada lelaki paruh baya yang ia panggil Uda.

"Siap, paru goreng dicelup kuah gulai segera terhidang neng geulis," jawab Uda yang merupakan pemilik rumah makan padang tersebut.

Selesai makan siang, Galexia kembali ke kantor dengan perut kenyang. Baginya makan siang itu penting, Galexia bahkan memilih tidak sarapan daripada harus tidak makan siang. Aneh.

Hari itu Galexia lalui seperti biasa dengan lemburan. Ketika jam menunjukkan waktu kerja selesai, Fanya langsung pamit dengan alasan ada janji dengan gebetan barunya. Sementara Galexia memilih lembur menyelesaikan artikel yang harus segera diunggah ke website. Galexia memilih lembur di kantor supaya sampai rumah bisa maskeran dengan tenang. Ah hidup memang indah.

______________________
Hola 👋🏻
Nebula Hati merupakan cerita lama dengan judul Serenada Kelabu.
Kelamaan ditinggal urusan kuliah dan permasalahan hidup jadi hilang rasa nerusin dengan judul Serenada Kelabu.

Jadi kuputuskan rubah judul dan alur cerita secara keseluruhan.
Jika sesuai rencana akan update begitu selesai kutulis tiap babnya. Jadi ga akan nentu, bisa jadi tiap hari atau bahkan sebulan sekali wkwk.

Doakan cerita ini tidak hilang rasa ditengah jalan lagi ya.

Salam hangat
Dariku 💕

Nebula HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang