Goood Nite...
malam ini saya muncul dengan cerita baru..
jujur saja ide ini mucul begitu saja... buat yang tidak suka, cerita horror apalagi bloody story , saya tidak menyarankan anda untuk membaca cerita ini...
Sabtu pagi kami berenam, aku, Michael, Jay, Sharon, Peter dan Dylan sudah bersiap-siap untuk pergi berlibur. Rencananya kami berlima ingin menghabiskan liburan kami dengan camping di tengah hutan.
Pagi ini keempat temanku Plus Kekasihku Mike telah berkumpul di halaman rumahku. Setelah semua barang-barang di naikkan ke atas mobil, aku pamit kepada Ayah dan Ibuku.
Namun Ibu kali ini sangat aneh, tidak biasanya Ibu berat memberiku ijin untuk menikmati liburanku. Usahaku membujuk ibu agar memberikanku ijin sia-sia, tapi berkat bantuan ayah akhirnya hati Ibu luluh. Setelah mendapatkan ijin dan pamit dengan ayah ibu aku langsung berangkat bersama teman-temanku.
Perjalanan menuju ke hutan yang kami tuju masih jauh, aku memilih untuk tidur saja. Aku sandarkan kepalaku di bahu kekasihku Michael. Peter mengemudikan mobil dengan sangat pelan, Dylan sibuk mendengarkan musik melalui headset yang terpasang di telinganya.
Sementara pasangan Jay dan Sharon sibuk di jok belakang, mereka berdua lebih memilih untuk menghabiskan waktu diperjalanan dengan saling mencumbu dan menyentuh bagian privasi masing-masing.
Michael pun memelukku dengan melingkarkan lengannya di pinggangku. Tak lama kemudian terdengar suara ban meletus, mobilpun oleng dan hilang kendali kemudian menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.
Beruntung kami berenam hanya mengalami luka ringan, hanya Jay terlihat sedikit frustasi. Pasalnya mobil yang kami gunakan Vw combi buatan Jerman tahun 1978 mengalami rusak parah di bagian depan karena menghantam pohon tadi.
“Shit...!!! Ayahku pasti akan marah besar padaku. Beliau tidak akan memaafkanku kali ini.” Pekik Jay frustasi sambil memandangi mobilnya yang rusak.
“Yoo Buddy, mobilmu rusak masih bisa di perbaiki setelah keluar dari hutan ini. Kita akan bawa ke bengkel, oke?” Ucap Michael sambil menenangkan sahabatnya.
“OMG ponselku lowbatt, apa aku bisa pinjam ponselmu, Sha?” tanyaku pada Sharon yang sedang menahan rasa sakit di kepalanya akibat tabrakan tadi. Sharon pun memberikan ponselnya padaku dan akupun segera menggunakannya dan mencoba menghubungi orang rumah.
“Damn, di sini tidak ada jaringan, mau tidak mau salah satu dari kita harus ada yang mencari bantuan.” Ucapku kepada ke kelima sahabatku yang sedang menahan rasa sakit.
“Baiklah, aku akan pergi mencari bantuan untuk kita. Jangan kemana-mana. Tunggu aku sampai kembali.” Ucap Dylan dengan serius.
Sepeninggal Dylan kami berlima hanya bisa terduduk di atas daun-daun kering. Peter kemudian menurunkan barang bawaan kami satu persatu. Michael hanya mondar mandir dan Sharon hanya menangis tersedu-sedu.
Sahabatku yang satu ini memang seorang yang gampang panik. Terkadang kami harus bersusah payah untuk menenangkannya.
Lima…Sepuluh... Lima belas menit tak ada tanda-tanda Dylan akan kembali, kami berempat pun mulai gelisah. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Yang kami lakukan hanya terus berjalan melewati jalan setapak di bawah pohon pinus yang tinggi. Bahkan sesekali terlihat anak rusa yang berlarian.
Setelah jauh berjalan kami menemukan sebuah pondok kayu, kelihatannya pondok itu ada yang menghuninya. Peter pun mengisyaratkan kami untuk mendekati pondok tersebut. Berharap semoga saja kami bisa memperoleh pertolongan dari pemilik pondok. Namun Michael menahanku untuk tidak mengikuti Pete.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holiday Disaster
HorrorCerita ini idenya saya dapatkan setelah menonton beberapa film horror favorite saya. Namun tentu saja tidak sesadis seperti di film - film