di mohon memberikan komen dan kritik atau saran. Entar ide ai habis sebelum waktunya. wkwkwk trims.
KINAL POV
Suara teriakan semakin mencekam. Menjerit kesakitan, histeris karna harus ada pertumpahan darah, diselingi dengan amarah dan ketakutan yang sudah sedari tadi menyeruak menguasai suasana. Mereka memohon, berdoa, mengemis, untuk kedatangan si penyelamat. Sementara itu, yang di tunggu masih mencoba tidur di kasur empuknya, mencoba untuk menghiraukan hiruk pikuk berlebihan di telinganya. dia beranggapan, dia tidak melakukan hal yang salah. Dia hanya tidak mau mendengarnya lagi, sebuah kalimat sumpah serapah karna dia hadir disana. Bukannya berterimakasih, malah harus menahan sabar karna di maki. Saat semua kejahatan selesai, malah dituduh sebagai pemegang tanggung jawab terbesar dari apa yang terjadi.
Memang dia kesal karna tiap kali dia menolong, dia juga yang harus disalahkan. Tapi hatinya sungguh tidak tega, dengan semua kekuatan yang dimilikinya, dia bangun dari tempat tidurnya. Menepis ketakutannya dan berkata "persetan, manusia!". Dia mulai melangkah kearah lemarinya, mengambil jubbah merahnya dan mengeluarkan peralatannya. Saat dia berdiri diambang pitu, dia ragu. Sangat ragu untuk beranjak dari istananya yang nyaman dan tentram. Tapi karena dia ingat kata seseorang dari antah berantah, "kekuatan yang besar......"
"melahirkan tanggung jawab yang besar." Sambungku. Dia melirik ku dan mendengus kesal. Rambutnya yang tergerai sederhana melambai lembut seirama angin yang datang. Dibawah kaca mata itu, dia melirik ku. Lalu menampakan raut wajah yang tidak senang. Sangat tidak senang.
"kau memintaku untuk melanjutkan cerita ini, tapi kau sendiri yang menyambung-nyambung tidak jelas disana." Gerutunya
Aku menjawab dengan senyum. "aku....belum tau namamu.." sadarku.
"ha??! Kita sudah bertemu 3 kali, tapi kenapa tidak kau tanyakan?"
"sudah kucoba di kali pertama. Tapi kau menolak dan memasang wajah kesal. Hahahah..." dia lalu menulurkan tangannya dan hendak menjabat tanganku.
"Jessica Veranda. XI-IPA 1. Kemarin seseorang menjuluki ku dengan 'gadis penghayal'" jabatnya. Ah iya, aku pernah mengatakan itu padanya kemarin.
"Kinal. XI-IPA 2. Tidak di beri julukan apapun oleh orang yang kujuluki 'gadis penghayal" sambut ku hangat sambil mengulang pengenalan diriku.
"siapa bilang?? Semalam ketika kau pulang, aku menemukan julukan yang pantas bagimu."
"apa?"Tanya ku heran. Dia tersenyum penuh kemenangan
"gadis FILOSOFI"
"ha?? Aku terdengar seperti orang bijak yang menyukai puisi picisan tentang kehidupan dengan julukan itu!"
"kau pikir aku peduli??" balasnya sambil menunjukan ekspresi datarnya.
"huh.. dari pada gadis penghayal? Selalu berkhayal, lupa dengan kenyataan. Belajar semua hal dari teori orang lain yang sudah dikemas menjadi huruf. Padahal akan lebih mudah dimengerti, saat kau pernah mengalaminya sendiri. Nyata. Buka sekedar imajinasi dan hayalan semata."
"jadi itu maksud 'gadis penghayal'? tanyanya terkejut. Aku mengangguk
"aku tidak seperti itu. Aku juga mengalami hal luar biasa dalam hidupku."
"misalnya??"
"seperti..... waktu aku kecil aku jatuh dari sepeda, belajar makan pedas, dan banyak hal. Aku mendapat pelajaran dari sebuah kejadian itu."
"contohnya??"
"saat aku belajar sepeda, aku sering terjatuh. Tapi karna inginku kuat, aku selalu mencobanya dan tidak menyerah. Hingga sekarang, pulang pergi aku naik sepeda kesekolah." Aku terdiam. Bingung sebenarnya. Jika dia tau arti dari belajar sepeda, kenapa dia tidak tau arti dari filosofi permen karet? Padahal konsepnya kurang lebih sama.
"jika memang kau mengerti, berarti kau bisa menjelaskan padaku filosofi permen karet.!" Senyum ku.
"itu... aku...em..." jawabnya terbatah. Aku tertawa kecil. Melihat wajahnya yang berfikir terasa menggemaskan. Ku cubit pipinya lembut. Meninggalkan semu merah yang entah dari mana datangnya.
"permen karet itu awalnya manis dan bentuknya bagus.. saat di kunyah 1 menit..5 menit.. masih terasa manisnya.. jika mengunyahnya selama 1 jam... atau 2 jam.. pasti tidak akan manis lagi. Itu semua karna ulah air liur manusia yang menghilangkan rasanya. Setelah tidak manis lagi, yah tinggal di buang saja. Dan nantinya ia akan mengeras karna udara."
Dia memasang wajah datar. Tapi aku yakin ia menunggu kelanjutannya.
"manusia sebenarnya bahagia saat di lahirkan. Tidak ada rasa takut atau penyesalan kenapa seorang bayi dilahirkan. Tapi seiring waktu berlalu.. karena pengaruh lingkungan di sekitar, yang mengajarkan mu rasa takut, cemburu, egois dan...."
"dan?"
"cinta. Itu yang membuat manusia tidak manis lagi dan nantinya akan di buang.""cinta?maksud mu?" tanya nya. Aku lalu memandangnya lekat dan mengambil buku itu dari tangan nya. Ku perhatikan buku yang tadi di bacakan nya. Buku ini sebenarnya sudah puluhan kali ku baca. Hanya saja menarik mendengar dia bercerita.
"hei!"
"dengar kan aku baik-baik. Orang baik akan sangat senang di beri tanggung jawab karna itu akan membuatnya berguna. Ia senang menuai apa yang di tanamnya. Sementara seorang pecundang akan takut dan bertanya mengapa ia di beri tanggung jawab. Karna ia takut akan segala resiko kesalahannya. Takut dan menyerah. Sehingga pikiran jahat akan menguasai dirinya. Keegoisan akan dirinya pasti ada. Tidak terelakan lagi, pahlawan yang ada di buku itu adalah pecundang. Dia tidak mengerti tentang permen karet yang kita bahas, atau pun 'belajar sepeda' yang tadi kau bilang. Dan pembacanya, bisa saja ketularan sifat pahlawan, ah maksudku pecundang ini. Mengerti?"
"berarti aku....?"
"exactly darling!" angguk ku puas.
"aku tidak mengerti semua yang kau katakan.. aku tidak bisa menyambungkannya."
Dia memandang ku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya menampakan raut bingung yang teramat sangat. Sepertinya dia berusaha keras untuk memikirkan perkataan ku tadi. Aku lalu tersenyum dan berkata " 1 minggu."
"maksudnya?"
"habiskan buku itu dalam 1 minggu. Dan jika kau dapat mengerti apa yang selama ini ku katakan maka aku akan menuruti apapun yang kau minta gadis penghayal." Begitulah tantangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS FILOSOFI
Teen Fictionsaya newbie dalam semua hal. Dari menulis serta menyukai JKT48. Mohon maaf bila banyak kesalahan dan dosa dalam penulisan saya ehehehe XD. JIKA MANUSIA BISA JENUH, BAGAIMANA DENGAN MEREKA PAHLAWAN? SEBUAH CERITA KLASIK TENTANG PERTEMUAN DUA GADIS DE...