XVIII : Jawaban Yang Pasti

1.1K 136 34
                                    

Akhirnya mereka sampai di tempat para penjaga berada. Namun sama seperti sebelumnya, tidak ada orang yang menampakkan batang hidungnya di sini.

"Adam, di mana mereka?" Tanya Miranda sambil melihat sekeliling.

"Membuang tenaga saja." Cibir Vinsen pelan.

"Kalian ini! Mereka harus dipanggil." Gerutu Adam.

"Apa kita harus melakukan semacam ritual?" Tanya Leo penasaran.

"Tidak, hanya memerlukan mantra khusus." Tukas Adam.

"Tunggu apa lagi? Lakukan saja!" Kata Andrew antusias.

"Aku setuju dengan Andrew." Ucap Lea seraya memandang Adam.

"Mundur sedikit anak-anak." Perintah Adam.

Mereka pun sedikit menjauh, sama seperti yang diperintahkan Adam.

Mantra yang diucapkan oleh Adam, tidak dapat didengar oleh mereka. Saat mengucapkan mantra, Adam dikelilingi semacam aura yang membuat angin sedikit berhembus kencang.

Woosh

Kemudian tampaklah keempat orang penjaga. Mereka seperti penyihir-penyihir pada umumnya.

(A/N : Bayangkan saja Gandalf yang di the hobbit :3)

"Terima kasih, karena telah memenuhi panggilanku." Ucap Adam.

"Tidak perlu basa-basinya Adam. Yang kutahu kalau ada orang kemari, mereka pasti menginginkan sesuatu." Kata seseorang yang menurut Lea, auranya paling kuat diantara mereka berempat.

"Ah kau ini, tidak bisa diajak berbasa-basi walaupun hanya sedikit," kata Adam sambil menahan tawa.

"Mereka tidak seperti yang kupikirkan," bisik Miranda pada Lea yang hanya mengiyakan perkataannya.

'Penampilan mereka membuat, siapa saja yang melihatnya pasti mengira para penjaga ini adalah penyihir.' Pikir Lea.

"Baiklah akan kuperkenalkan mereka pada kalian. Celestial, Elemental, Rafael, dan Unknown." Kata Adam sambil menunjuk para penjaga yang dimaksud.

"Celestial merupakan penjaga utara, Elemental penjaga timur, Rafael di barat, sedangkan Unknown di selatan." Tambah Leo.

"Pandai juga kau," kata Celestial sedikit menyindir.

"Semua orang bisa menjadi pandai, tergantung bagaimana kau mengembangkan kemampuanmu." Cibir Leo.

"Sudah, sudah, Celes kau kekanakkan sekali." Ucap Rafael menenangkan suasana di antara Celestial dan Leo.

"Tidak perlu berlama-lama. Sekarang bisakah kalian menjawab 3 pertanyaan kami?" Tukas Miranda tidak sabar.

"Bersabarlah sedikit Miranda, sebelum kalian sampai kami sudah mengetahui apa yang akan kalian tanyakan." Ujar Unknown.

"Bagaimana kau bisa tahu namaku?" Tanya Miranda penasaran.

"Kami tahu segalanya." Ucap Elemental.

"Kalian bisa membaca pikiran?" Tukas Andrew.

"Tidak, kami mengetahui segalanya tentang kalian. Begitu juga dengan mereka yang tinggal di dimensi Xalloph." Ujar Celestial panjang lebar.

"Sudah banyak orang yang mengadakan perjalanan kemari, tetapi mereka tidak bisa melalui rintangan. Dan mungkin kalian bisa membangkitkan harapan mereka yang putus asa." Tukas Elemental yang langsung membuat Leo dkk melongo heran.

"Bisakah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh otak kami?!" Bentak Vinsen.

"Maafkan dia tuan-tuan, sikapnya bisa lebih buruk dari ini." Cibir Lea kemudian menjitak kepala Vinsen dengan sekuat tenaga.

Seketika Celestial, Elemental, Rafael, dan Unknown terdiam. Mereka merasakan kekuatan yang sangat besar dari Lea.

Vinsen yang mengamati gerak-gerik mereka, hanya terdiam dan tidak memberi komentar apapun.

"Jawaban dari pertanyaan pertama kalian adalah mawar kaca," ucap Unknown.

"Mawar kaca?" Ujar Lea bingung.

"Tumbuhan paling langka di dimensi Xalloph, bunga itu mekar 1000 tahun sekali. Dan hanya satu," kata Leo.

"Dan beruntungnya kalian karena tahun ini, bunga itu sudah mekar." Tukas Celestial.

"Di mana kami harus mencarinya?" Tanya Miranda.

"Tempat itu berdekatan dengan kastil Elf."
Jawab Adam.

"Apa hebatnya mawar kaca itu?" Tukas Lea.

"Mawar itu bisa melumpuhkan sihir perlindungan Cynric." Kata Elemental.

"Cynric? Jadi namanya Cynric?" Tanya Lea memastikan.

Yang lainnya hanya mengangguk pertanda iya. Lea menatap para penjaga itu, ini baru pertama kalinya dia menatap mereka karena sedari tadi saat berbicara, dia tidak pernah melakukan kontak mata dengan mereka.

"Dan sepertinya kalian terlalu penasaran dengan jawaban pertanyaan kedua dan ketiga." Tukas Celestial sambil menyeringai.

"Aku bisa mati kalau tidak mengetahui jawabannya." Cibir Miranda.

"White Queen yang kalian tunggu, selama ini selalu bersama-sama dengan kalian." Ucap Rafael.

"Siapa? Miranda?" Tanya Leo.

"Tidak. White Queen, tidak lain dan tidak bukan adalah Lea Bradley. Dan Leo kuharap kau tidak kena serangan jantung," Rafael sengaja menjeda ucapannya "Lea Bradley merupakan adik kandungmu."

~~~~

Akhirnya aku bisa update. Sebenarnya mau nulis kemarin, tapi lagi nggak mood.

Dan sekarang pun, aku menulis karena terpaksa. Ya iyalah, walaupun 'pasti' part ini amburadul, setidaknya aku bisa memaksa otakku bekerja.

Kalau sebentar ada ide yang muncul di kepalaku, akan kuusahakan untuk menulis.

Minggu 15 Januari 2017
#25 in fantasy

White QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang