7

678 93 21
                                    

"Ci Omi ayo ikut aku! Kita pergi nyari buku catatan legenda penyihir volume terakhir." ucap Nabilah sambil menarik-narik baju seragam milik Naomi. Ve yang berdiri didekat Naomi dan Nabilah tadi hanya melihat tingkah mereka tanpa mengikuti arah perginya Nabilah dan Naomi.

Nabilah terus menarik tangan Naomi dan membawa Naomi keruang kelas yang letaknya paling ujung dan terpencil. Anehnya ruang kelas itu dirantai dan digembok. "Huaa ngapain lu bawa gw kesini?" tanya Naomi kaget karna emang Naomi takut dengan hantu. "Kalau mau mencari buku seperti itu pasti disimpen ditempat yang aneh dan mencurigakan jugakan ci? Nah ini tempat yang menurut aku aneh dan mencurigakan." ucap Nabilah sambil memegang tangan Naomi dan memaksa Naomi untuk masuk. "Hmm oke sekarang gua nanya, lo ada kunci ruangan ini kagak?" tanya Naomi sambil melepaskan genggaman tangan Nabilah. "Hmm gak ada sih ci." "Nah gimana sih lo kagak ada kunci juga asal aja mau masuk." "tapi kitakan harus nyari tau cii, loh kok kebuka?" Nabilah yang memegang knop pintu lalu membukanya dan ternyata pintunya tidak dikunci cuman pintunya digembok sama dirantai dari depan jadi masih bisa masuk lewat sela-sela rantai. “lah aneh ni orang sekolah kalo kayak gini mah siapa aja bisa masuk kesini, percuma dong digembok.” Ucap Naomi dan mengikuti Nabilah yang masuk keruangan kelas tadi.

Isi ruangannya menyeramkan dibagian atas kelas ada sedikit bagian yang bolong dan memperlihatkan sedikit cahaya matahari namun ruangan ini tidak seberapa terang. Tepat dibawah atap yang bolong itu ada sebuah brangkas dan itu membuat kecurigaan diantara Nabilah dan Naomi.

“ini kenapa ada brangkas? Kayaknya ada sesuatu yang penting didalam situ makanya ditaruh brangkas ditempat menyeramkan ini.” Ucap Nabilah yang sudah bersiap membuka knop brangkas itu.
“eh kebuka?” melihat brangkas yang tidak dikunci itu membuat heran Naomi namun setelah melihat kedalam tidak ada apapun Naomi pun hanya membuang hapasnya kasar.

“pantesan kagak dikunci orang kagak ada isinya.” Ucap Nabilah lalu menutup kembali brangkas itu.

“pasti tadi ada yang dating disini, nah itu liat ada sisa makanan ringan sama minuman kaleng.” Ucap Naomi dan memakan sedikit makanan ringannya. “belum melempem berarti tadi emang ada yang kesini.” Lanjut Naomi sambil.

“wahhh ci Omi kerennn aku makin cintaaa sama kamu cii.” Ujar Nabilah dan memeluk Naomi yang disampingnya. “aihh lu ngapain meluk gue! Sana sana.” Jawab Naomi dan melepas pelukan nabilah.

Tap tap tap tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki terdengar membuat Nabilah dan Naomi panik dan bersembunyi dilemari yang sempit namun muat untuk berdua, naomi memeluk Nabilah dari samping karna posisi mereka yang saling berhadapan. “ci omi meluk aku jantung ku berdebar ciii.” Ucap nabilah berbisik lalu sedikit mencium pipi Naomi.

“njay lu diem dulu napa entar ketauan.” Bisik Naomi lagi namun sedikit lebih keras. “kamu denger sesuatu Nju?” tanya seorang gadis yang mengawal gadis yang dipanggil nju tadi. “denger apa Beb? Perasaan kamu aja kali.” Gadis yang dipanggil Nju tadi ternyata Shania dan yang dipanggil Beb adalah Beby Chaesara Anadila yang selalu mengkawal Shania kemanapun Shania pergi. Shania lalu duduk disofa yang memang sudah ada dikelas itu.

Beby yang masih berdiri pun ikut duduk disebelah Shania dengan jarak yang sangat dekat. “Nju tadi aku gunakan pengaruhku untuk masalah ekskul volleymu.” Ucap Beby untuk memcahkan keheningan. “thanks, itu sangat berguna.” Jawab Shania. “tapi Nju aku masih bingung sama hal yang kamu lakukan ke Naomi.” Tanya Beby dengan raut wajah cemberut. “kenapa? Kamu marah?” tanya Shania sambil tersenyum.

“gak gitu Nju kamu taukan aku sayang sama kamu bahkan cinta? Terus pas aku denger kamu bilang kalo kamu abis nyium orang lain kamu gak tau sesakit apa itu nju.” Jawab Beby. “lagian kamu ngapain repot-repot memikat Naomi?” lanjut Beby.

Naomi dan Tujuh PenyihirWhere stories live. Discover now