Carry menyipitkan matanya, lagi-lagi apa yang di lihatnya sekarang sangat membuatnya muak. Pria itu menoleh saat sadar diperhatikan dan meninggalkan perempuan yang di ajaknya bicara."Kau terlalu pagi untuk membuat bibir cemberut itu" seru pria itu, merangkul Carry pergi.
"Kau yang terlalu pagi untuk menggoda seorang wanita seperti itu" Carry melepas rangkulan Willdon dan berjalan mendahuluinya.
Will mensejajarkan langkahnya dengan Carry "Wanita itu sepertinya tertarik padaku, ahh tentu saja pria tampan seperti ku, siapa yang berani menolak" Carry tersenyum miring mendengar perk
"Tenanglah, kau tetap yang tercinta dihatiku" Will mengelus kepala Carry dan langsung ditepis Carry.
"Berhentilah mengucapkan kata-kata aneh" ucap Carry jengkel.
Carry dan Will memasuki sebuah toko buku. Banyaknya tumpukan buku yang berjejer rapi membuat Will bingung, bagaimana bisa Carry tahan berlama-lama dengan benda mati yang sangat membosankan itu, jika bukan karena Carry dia tidak akan mau berada di tempat seperti ini.
"Buku apa yang kau cari" Will bertanya seraya berjalan di belakang Carry yang sedang memilah beberapa buku.
"Novel" Ucap Carry
"Novel dewasa?"
Carry menatap tajam Will "Yang benar saja,aku bukan sepertimu"
"Baiklah-baiklah" Will tertawa kecil
Sungguh dia hanya bertanya tanpa maksud menggoda, tapi tak disangka reaksi Carry benar-benar lucu."Aku ingin mencari sesuatu disebelah sana, aku akan kembali secepat mungkin" Will berjalan menjauhi Carry.
"Apapun yang ia tuju, itu akan berbau porno" Carry menggumam dan tertawa kecil.
Will sudah sangat dekat dengan Carry semenjak mereka berkenalan dikampus 2 tahun lalu. Semenjak itu juga apapun kebiasaan dan kesukaan Will yang tidak diketahui orang lain sangat diketahui oleh Carry, bahkan pertemuan pertama mereka terkesan konyol. Will menyangka Carry adalah gadis yang menyukainya seperti yang diceritakan temannya, lalu Will terus-terusan mengikuti Carry dan terang-terangan mengklaim bahwa ia menerima cinta Carry, dan Carry yang bingung dengan situasi itupun langsung mencap Will adalah orang gila, setelah tau ternyata ia salah orang, Will tetap tidak peduli. Baginya Carry inilah yang cocok untuk jadi pendampingnya. Satu pemikiran Carry, Will benar-benar pria konyol.
"Lama sekali dia" desah Carry.
Sudah hampir 30 menit ia menunggu, namun Will tidak juga kembali.Dengan langkah cepat Carry berjalan ke tempat kasir.
"Heyy" Carry menoleh kebelakang didapatinya wajah menyebalkan Will.
"Apa kau pergi tidur, atau ada wanita yang menahanmu tuan Don" Carry berucap kesal
"Ayolah sayang jangan berlebihan, aku hanya mencari beberapa buku dan maaf aku terlalu lama" Will mengusap pundak Carry.
Carry hanya diam dan menunggu pegawai kasir membungkus buku yang ingin dia beli. Will segera memberi buku yang ada ditanganya kepada pegawai kasir.
"Aku tidak suka saat kau memanggilku Don" Will menatap Carry "Kau tau itu, tapi kau masih melakukannya"
Carry hanya diam, tanpa mau menatap.
"Maaf, tadi ada perempuan yang butuh bantuan dan aku membantunya"
Carry tersenyum miring. Dia segera membuka tas untuk mengambil dompetnya, namun Will sudah terlebih dahulu menaruh uangnya dan mengambil bungkusan bukunya dan buku Carry, lalu menarik tangan Carry keluar dari toko.
"Kau tidak perlu berbuat apa-apa" ucap Carry keras, Will tanpa peduli terus menarik tangan Carry ke mobilnya.
***
Seorang pria turun dari tangga dengan menggunakan baju kasual yang sangat pas ditubuhnya. Dan duduk didekat Bara yang sedang menonton tv.
"Apa Will masih belum pulang" tanya Ron.
"Belum, hari ini para mahasiswa baru mulai masuk kampusnya Will, mungkin dia menemukan wanita baru" Bara tersenyum.
"Dasar anak itu"
Sebuah mobil memasuki pekarangan rumah, setelah turun dari mobil Will segera menarik Carry memasuki rumah itu.
Ron dan Bara yang berada di dalam rumah mengetahui itu pasti mobil Will, tapi dia tidak menyangka Will membawa Carry, apalagi dengan paksa seperti itu.
"Hey heyy, ada apa ini" Ron berdiri dan segera melepaskan genggaman tangan Will di tangan Carry.
Will mendengus "Dinginkan dia" dan segera pergi ke dapur.
"Harusnya aku yang berkata seperti itu, Don sialan" Carry berteriak marah
Ron segera membawa Carry duduk di soffa dan mengusap punggungnya.
"Ada apa hmm" Ron bertanya lembut.
"Will sudah gila" ucap Carry geram.
"Dari dulu" cetus Bara santai dan Ron melirik jengkel.
"Hilangkan sifat keras kepalamu, atau aku perlu mengajarkanmu" Will datang dengan soda digenggamanya
"Aku tidak butuh satu pengajaran pun darimu"
Ron dan Bara yang melihat peraduan mulut itu hanya bisa menggeleng maklum. Sudah tidak aneh lagi jika Will dan Carry sering bertengkar karena sesuatu, entah Will yang berulah atau pun Carry yang sensitive. Mereka seperti sepasang kekasih. Batin Ron dan Bara.
"Bisakah kalian selesaikan masalah rumah tangga kalian baik-baik" cetus Bara.
Carry segera mendelik pada pria yang satu itu.
"Wanita yang akan menikah dengan dia pasti sangat tersiksa" Carry menunjuk Will dengan dagunya.
"Cihh, biar kuluruskan sayang, wanita yang menikah denganku akan sangat-sangat beruntung dan aku sangat yakin jika kita menikah nanti kau akan menarik ucapanmu" Will tersenyum bak iblis
Carry melotot tidak terima "Bermimpi saja kau tuan" Carry bangkit dan pergi ke dapur.
"Kau benar-benar bermasalah sobat" tepuk Ron
"Dia manis saat marah"
Ron dan Bara tersenyum geli mendegar gumaman Will.
-DopDop
First story
Mohon like & comment nya agar saya bisa lanjut atau ngk.Yg udh baca makasih.
#GoReading
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Hidden
RomanceWanita yang tidak menyukai pria berandalan dan bertemu dengan pria berandalan yang akhirnya terikat dengannya. Apakah wanita tersebut mau mengakui atau hanya melihat pria itu bermain dengan wanita lain. Will and Carry.