Aku datang ke sekolah dan semua orang di kelas, kebanyakan yang perempuan memandangku dengan aneh. Karena penasaran, aku segera mendatangi Faith
"Faith," panggilku.
"TREVIE!" Faith datang menghampiriku dan menepuk pundakku.
"Apa sih?" kataku menatap kebingungan Faith yang lagi panik.
"Si Heaven. Dia suka sama lo!" perkataan Faith membuatku tersontak dan malah membuat ku terbahak-bahak.
"Apaan? Kaga lah!" ucapku sok tidak percaya. Padahal aku tau, hal itu mungkin saja terjadi.
Heaven memang juga teman "cukup" dekat ku. Selama ini ga pernah ku kira dia bisa punya perasaan padaku.
"Iya, Trevie sayang."
"EH!"Apa? Ga salah denger nih? Faith memanggilku dengan sebutan "sayang"? Kok agak malu gini ya..
"Eh?" kataku.
"So-sorry. Kebiasaan sama temen," jawabnya terbata-bata.
Aku
Ga
PercayaMungkin emang maksud dia memanggilku sayang? Atau hanya aku yang kegeeran di sini.
"Oh yaudah. Nanti siang makan bareng ya. Sekalian ngomongin si Heaven," ajakku dengan tampang masih merona.
"Ngomongin Heaven? Oh. Oh yaudah," ucapnya pula yang masih terbata-bata.
Aw
Kw
Ar
DObrolan tercanggung ku dengan Faith selama kenal setengah semester itu ya itu tadi.
Kita pun kembali ke kelas dan Faith duduk di kursi depanku. Saat ku menoleh, aku bisa melihat Heaven dan teman-temannya berbisik sesuatu sambil melirik ke arah ku dan Faith. Aku punya perasaan mereka lagi ngomongin kita.
Entah Faith juga merasa lagi diomongin atau gimana. Tapi, Faith segera beranjak pergi dari duduknya.
Hidup ku udah berantakan begini, mau ditambah drama lagi sama Heaven? Ga ah makasih.
Sebenarnya, Faith dan Heaven, mereka berdua adalah teman dekat. Mungkin bisa dibilang sangat dekat. Tapi, namanya juga perempuan, pasti ada lah salah satunya yang bermuka dua aka muna.
Jam menunjukkan pukul 10.30 yang berarti jam istirahat pertamaku. Faith tadi bilang akan makan siang bersamaku tapi dia malah menghilang seketika bel berbunyi.
Aku celingak-celinguk mencari orang yang mungkin tau kemana Faith pergi. Tapi yang dapat aku temukan adalah Heaven. Jadi, terpaksa aku harus bertanya padanya.
"Heav, liat Faith ga?" ucapku dengan berusaha tak melihat ke wajahnya.
"Lu nanya gue? Kalo gitu liat muka gue dong!" jawabnya dengan songong lalu menghadapkan kepalaku ke arah nya.
"Ih apaan sih? Kan gua cuma nanya: liat Faith ga?" ucapku balas sewot.
"GA. GA LIAT! MAKAN SAMA GUA AJA YUK!" ucapnya semangat.
'What the... gua mau makan sama Faith. Bukan sama lu, surga! Siapa lu nyuruh-nyuruh gua makan sama lu?' gumamku dalam hati.
"Udah ayo duduk aja!" Heaven menarik tanganku dan anehnya aku mengikutinya. Bego.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Book Ends : Re-cycle
Teen Fiction[BAHASA] Buku Miracle tidak berakhir happily efer after, karena sebenarnya happy ending yang selalu ada pada dongeng itu tidak ada di kehidupan nyata. Lalu bagaimana dengan kehidupannya sekarang? Tidak mungkin kehidupan seseorang hanya menggantung s...