1. Piala

234 23 2
                                    

Seorang cowo duduk sambil menikmati kopi hitam dan kerupuk bersama 2 temannya. Cowo itu melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 9 pagi.

"IQBAAL!!!"

Itulah nama panggilannya, seorang musisi yang berbakat, cerdas namun nakal. Iqbaal buru buru masuk ke dalam rumah Bu Yen tanpa sepengetahuan pemilik rumah.

"Nak, itu ada yang manggil kamu tuh!" Iqbaal tersentak kaget, ia pikir cewe cewe itu yang menghampirinya.

"Ah maaf bu, fans saya, udah biarin aja kalau bisa usir" balas Iqbaal. Bu Yen tersenyum tipis lalu keluar dari rumahnya.

Iqbaal mengintip dari jendela, bukannya melihat Bu Yen mengusir cewe cewe itu tetapi ia malah mengambil 2 bakwan yang terletak di sebelah jendela tersebut.

"Tuh, udah ibu usi---" Bu Yen melihat Iqbaal memakan bakwannya tanpa sepengetahuannya. "Heh kurang ajar ya kamu!!" Iqbaal mengeluarkan uang senilai 20.000 lalu pergi menghampiri sahabatnya.

"Bal, sekolah yuk lah!" seru sahabat Iqbaal yang bernama Aldi. Iqbaal mengangkat alisnya, ia mengambil tasnya lalu memakainya dengan asal.

"HEH KALIAN!!!"teriak seorang bapak bapak memakai baju PNS, berkumis tebal dan berjenggot, dan memakai peci hitam. Ia adalah guru agama di SMA Garuda Jaya yang paling galak dan pelit.

"Kalian bukannya sekolah malah nongkrong disini!" sewotnya sambil mencubit paha Iqbaal, Aldi, dan Bastian.

"Kan kata bunda harus makan dulu pagi pagi biar gak kena magh" balas Iqbaal. Semuanya menahan tertawa karna ulah Iqbaal yang membohongi Pak Asep, guru agama di sekolah Garuda Jaya.

"Alasan, cepat ikut bapak!" Iqbaal, Aldi dan Bastian mengikuti Pa Asep dari belakang.

〰〰〰

Gadis cantik yang sedang melakukan sesi pemotretan di ruang sekolah, dia bukan model tapi dia adalah gadis berprestasi. Ia memegang mendali emas dan piala.

"1...2...3..." gadis itu terseyum bahagia. Setelah pemotretan, (namakamu) duduk di kursi sambil menghadap kamera. Beberapa wartawan mewawancarai gadis yang bernama (namakamu) Mustika Cahyarani.

"Bagaimana cara belajar anda sampai anda menjadi anak terpintar di kota ini?" Tanya salah satu wartawan, (namakamu) menghela nafasnya.

"Aku selalu membuat rangkuman pelajaran gitu, walaupun lagi tanggal merah atau ada freeclass aku tetep baca baca. Terus aku juga buat jadwal, kapan harus belajar, kapan harus bermain, kapan harus nyantai. Ya gitu aja sih kayak murid biasa aja" jawab (namakamu), semua isi ruang guru menepuk tangannya.

"Dek, boleh minta fotonya lagi?" (Namakamu) menganggukan kepalanya, ia berdiri di dekat kursi sambil menunjukan piala dan mendali.

"1...2...3..." bruk, (namakamu) terjatuh karna ia ditabrak oleh salah satu cowo yang dikenal bandelnya, ya Iqbaal.

(Namakamu) melihat piala yang pecah, piala itu adalah piala olimpiade MIPA sekota Jakarta. Ia berusaha mendapatkan piala itu namun setelah ia mendapatkannya piala itu pecah.

"HEH LO!" Iqbaal berdiri di hadapan (namakamu), (namakamu) menampar pipi Iqbaal dengan keras. "Itu piala gue berusaha dapetin dan lo merusak pialanya,keterlaluan!!"

Iqbaal menatap piala yang pecah itu dengan sinis, ia menghela nafasnya lalu keluar dari ruang guru tanpa wajah berdosa.

"DISURUH IKUT BAPAK MALAH MASUK KE RUANG GURU, IKUT BAPAK!!" Iqbaal menurutinya lalu berjalan di depan Pa Asep.

Sekolah Garuda Jaya adalah sekolah paling bagus dari yang lainnya, pendidikannya yang sangat baik bahkan banyak siswa yang berprestasi. Tetapi kejadian Iqbaal membuat skandal besar untuk sekolah ini karna kejadian itu terjadi di depan para wartawan.

(Namakamu) mengambil kepingan piala itu dengan berat hati, lalu ia memasukan piala itu di salam plastik hitam dan membuangnya di tempat sampah.

"Kenapa di buang, sayang?" tanya Bu Fitri, walikelas 10.2, lebih tepatnya walikelas (namakamu).

"Pialanya udah gak berguna lagi, buat apa aku simpen piala yang pecah kayak gini" Bu Fitri mengelus dada (namakamu).

〰〰〰

Iqbaal keluar dari ruang BK, ia berjalan menuju kelas 10.4 , kelasnya. Iqbaal melihat gadis yang ia tabraki sedang duduk di pendopo sendirian, mengamati kepingan piala yang susah ia dapatkan. Mata Iqbaal terus menatap gadis itu, ia berlari menuju pendopo tersebut.

"Maaf!" (Namakamu) tersentak kaget, ia segera mengelap air matanya dan berdiri. "Piala yang udah gak berarti kayak gitu gak usah dinangisin, gila lo nangisin piala"

"Apa lo bilang? Piala ini yang gue pengen dapetin dari pas SMP dan lo ngerusaknya? Lo minta maaf tapi endingnya ngehina gue, apa mau lo?" Iqbaal tersenyum sinis, ia menatap piala itu.

"Ah, sini gue benerin!" Iqbaal menarik kantung plastik berisi piala yang pecah tetapi (namakamu) tidak mau piala ini dibawa Iqbaal.

Prang......

Plastik itu sobek sehingga kepingan piala itu jatuh. (Namakamu) geram melihat tingkah laku Iqbaal.

"Kurang ajar ya lo!" seru (namakamu) kesal. Iqbaal dan (namakamu) mengambil kepingan piala itu dan tidak sengaja tangan Iqbaal memegang tangan (namakamu). Matanya saling menatap satu sama lain.

"Matanya belo bagus, alisnya tebal, hidungnya mancung, bibirnya tipis tapi seksi, wajahnya lonjong tapi agak bulat, kulitnya putih, rambutnya bergelombang dan tebal. Makhluk dari mana ini? Bisa cantik gini" batin iqbaal. (Namakamu) buru buru melepaskan tangan Iqbaal lalu pergi dengan wajah yang memerah. 

Iqbaal mengamati badan (namakamu) dari belakang, dan tiba tiba hilang. "Tinggi, badannya ramping, jalannya kayak artis model, otaknya encer, bentuk jarinya bagus, bentuk kakinya juga bagus. Gue masukin aja kali ya ke perlombaan model" batinnya. 

Iqbaal tersenyum lembut, the first time because Iqbaal selalu menutupi senyuman indahnya, ia terlalu sering senyum paksa dan senyum sinis. Dan ini adalah senyuman manis dari lumbuk hati Iqbaal.

"Dorr!!" Iqbaal tersentak kaget, ia menoleh ke belakang. "Eh bro, ngagetin aja"

Bastian tersenyum sinis, "di kelas gue ya, ada cewe cantik banget. Dia pinter, putih, tinggi, gue lupa namanya. Dia banyak yang di sukai sama cowo, tapi dia tolak semua" 

"Hah? Sumpah? Gue mau gebet tuh cewe, kan gue ganteng, tajir, pinter, type dia tuh" cerocos Iqbaal. Bastian mengangkat alisnya dengan malas.

"Lo gak takut di tolak?" tanya Bastian. Iqbaal menggelengkan kepalanya.

"Cowo ditolak wajar, and takut tuh sama yang maha kuasa" Bastian lagi lagi mengangkat alisnya dengan malas.

Bersambung

Hai

Welcome to my first fanfiction🙆
Semoga kalian suka cerita aku ya.
Cerita ini ada campur tangan temen aku juga sih hehehe, namanya awkwkan

Arigato awkwkan!!!!

Vote dan komen
Dadahhhh

Loved✅IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang