Setelah UTS selesai.....
"Hathalis~ Hathalis~" Kata Nelson.
*aku nengok*
"Jiaahh nengok hahahah" Kata Nelson.
"Jih apaan sih wkwk" kataku ketawa garing.
"Tadi kan gw manggil pake kata Hathalis lu nengok hahah" Jelas Nelson.
"Jihh ga jelas." Kataku.
"Yaudah ga usah sewot gitu dong hahah. Kalo gitu gw manggil lu Hathalis aja ahh hahahah" Kata Nelson.
Kringg....
Aku langsung ke kantin bareng Bethany. Kali ini tidak bareng Dourtney, karena Dourtney sedang bareng Warningsih. Dan seperti biasa Dayu bersama teman-teman di luar kelasnya yaitu Meivira dan kawan-kawan begitupun dengan Thaya juga bersama teman-teman di luar kelasnya yaitu Stevy dan kawan-kawannya.
Skip....
Keesokkan harinya....
Setelah kejadian kemaren. Nelson benar-benar memanggilku Hathalis dan juga dipanggil dengan sebutan 'bu guru' gara-gara sering duduk di kursi guru depan kelas.
Entah mengapa aku senang dengan panggilan itu heheh. Gara-gara kejadian itu dia jadi makin sering ngobrol sama aku.Kringg....
Pelajaran matematika pun dimulai, saatnya presentasi. Karena baterai laptopku bocor, jadinya harus sambil di cas. Posisi duduknya masih seperti UTS namun aku pindah tempat dari yang tadinya di depan yang samping kananku Nelson jadi di pojok kanan bersama Bethany dan juga Thaya.
Setelah selesai presentasi, murid-murid dibagi kelompok lagi. Karena ada dinas yang datang ke kelas kami untuk menilai akreditasi sekolah kami.
"Bapak akan buat kalian jadi enam kelompok berhitung dari satu sampai enam lalu bergabung dengan kelompoknya masing-masing!" Perintah Pak Tra.
"Ehh kelompok 5 dimanaa?" Kataku.
"Lu kelompok 5, Hathalis? Wkwk, bareng gw dong hahahah" Tanya Nelson.
"Innalillahi kenapa mesti bareng Nelson sihh-_-" Kataku.
"Hush, gw belum mati-_-. Emang kenapa kalo bareng gw Hathalis wkwk?" Tanya Nelson.
"Gaa, gapapa. Eh denger ya, nama aku tuh Chalista, bukan Hathalis"
"Seinget gw nama lu Hathalis, hahah. Udah yuk cari yang kelompok 5 juga, eh duduk disana aja yuk" Kata Nelson sambil menggeser kursi diikuti denganku.
Demi apa aku sekelompok sama Nelson batinku senang tak percaya. Pada saat bapak dinas datang, kami sedang mengerjakan soal yang nantinya di presentasikan lagi.
"Nelson ih dieeem" Kataku.
"Apaan wkwk?:v" Kata Nelson.
"Itu ih kakinyaa"
"Iya iyaa bu guru wkwk"
"Ihhh-_-"
5 menit kemudian
"Nelson ih kakinyaa, buset dah, mainin aja trus-_-" Kataku kesal karena kakinya Nelson masih memainkan kakiku. Entah apa maksudnya. Yang pasti aku harus menjaga hati agar tidak mudah baper.
Skip....
Pelajaran terakhir adalah pelajaran TIK, sambil menunggu guru aku nonton animasi komedi yang aku buat sendiri di pojok kanan deket meja guru. Intinya ga ada yang liat lah. Tiba-tiba Nelson ikut nimbrung mendekatiku.
"Hathalis, ngapain?" Tanya Nelson.
"Ngapain yakk? wkwk. Kenapa? Mau liat?" Kataku.
Akhirnya kita nonton animasi tersebut berdua di pojokan. Tiba-tiba saja guru datang, aku langsung membereskan laptopku dan Nelson kembali ke tempat duduknya.
"Kalian tau ga itu baju Haslen keliatan kuning-kuning kayak apaan" Kata Pak Deno.
"Kuning-kuning di pojokan" kataku bersama Nelson bersamaan karena masih teringat film animasi komedi yang barusan ditonton.
*aku dan Nelson saling nengok*
"Hahahahah" Aku dan Nelson ketawa. Tapi yang lain kebingungan kenapa kita ketawa.
Kringg....
Pelajaran pun selesai aku kembali dengan laptopku dan memainkan game yang ada di laptop. Game ini adalah game yang paling aku dan teman-temanku sukai. Tiba-tiba Nelson ikut-ikutan main game ini dan dia jadi menyukai game ini. Dia jadi sering main game ini ketika aku membawa laptopku.
"Ikutan dong wkwk" Kata Nelson.
"Sok aja" Kataku.
"Bagi yak hahah:v" Nelson mengambil makanan lidiku dengan seenaknya.
"Sok weh" Kataku.
"Eh, bagi juga dong" Kata Haslen.
"Eh, gua juga mau dong" Kata Fradley.
"Ambil weh semua hahah:v" Lalu aku menatap Nelson dengan muka sebal.
"Apa?:v" Kata Nelson sambil nyengir.
"Gara-gara kamu, semuanya jadi pada minta -_-" Kataku bisik-bisik.
"Heheh maap"
'Sabar Chalista, untung sayang :)'
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful
Novela Juvenil[#721 DALAM TEENFICTION 15 JAN 2017] jika nanti aku terlihat baik baik saja tanpamu, percayalah itu sandiwara terbaikku