SEMINGGU.
Ya. Hermione dan Draco sudah tinggal satu atap di-asrama ketua murid-Hogwarts selama seminggu.
Tahu apa yang mereka lakukan selama seminggu penuh itu? Tentunya saling melempar mantra, acuh tak acuh dan mencaci maki satu sama lain.
〄
Jadwal pagi itu adalah mata pelajaran milik Si Rambut indah se-Hogwarts, Prof. Snape, Ramuan.
Hermione sedang berebut kamar mandi dengan Si Pirang Kau-tahu-siapa. Bukan. Itu bukan jadwal paginya, tapi kebiasaannya.
Pada akhirnya harus selalu Hermione yang mengalah dan menunggu selama 30 menit. Demi Merlin! Itu terlihat seperti 1 tahun, kurasa.
Baiklah, kesabaran Hermione sudah dilatih selama seminggu lamanya. Bersyukurlah Hermione, bersyukur. Draco akhirnya keluar juga dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di bagian bawah.
Saat Hermione buru-buru masuk untuk mandi, tiba-tiba saja Draco memanggil, "Granger! Bisakah kau menolongku? Ini sungguh menyulitkan!" Draco kesusahan memakai dasi. dasar anak kecil.
Hermione langsung menghampiri dan memasangkan dasi Draco, dengan sungguh-sungguh dan sangatlah rapih, kau boleh melihatnya sekarang jika tidak percaya.
Oh, sekarang seragamnya yang sangat menjijikan. Bunuh Aku sekarang Merlin, kumohon. Mengapa ia tidak menggunakan sihir saja sih?. Gumam Hermione. Akhirnya ia merapihkan baju Draco juga.
"Sudah kan?- Oh, lihat! Tinggal berapa menit lagi sekarang?! Dasar Ferret! Selalu kacau jika-" omel Hermione, "Terimakasih Granger." bisik Draco sangat tepat di telinga Hermione, sangat lembut.
Ugh
BRAK!
Hermione berlari dan mendobrak pintu kamar mandi dengan Draco di luar sana sedang menyeringai.
〄
Setiap bertemu, Hermione selalu memasang wajah muram dan menjauh. Karena kesal, Draco juga sama halnya dengan Hermione, ikut menjauh. Disaat belajar berkelompok saat pelajaran Si Rambut idaman semua wanita, Ramuan, Draco tak acuh saat ditanyai oleh Hermione tentang tugas ramuan Polyjuice, sehingga Hermione salah memasukkan bahan dan Draco tidak mengetahuinya, lalu- BOOM!!-Ups. Meledak.
Bagaimana Hermione tidak kesal. Sekarang wajahnya berubah seperti abu dan rambutnya-kembali-berubah menjadi seperti rambutnya yang dulu saat tahun ke-1 dan ke-2, seperti semak. Dan, Draco meledek Hermione dengan sebutan yang sudah tidak pantas itu, Darah Lumpur.
Untung saja pelajaran telah usai hanya karena ulah Draco. Biar kuperjelas, Draco. Tentu bukan Hermione!
Jadi itulah sebabnya Hermione semakin membuat kebenciannya terhadap Draco bertambah. Tidak kurang sedikitpun.
Di Ruang Rekreasi Asrama Ketua murid, Ada Draco yang sedang bersantai di sofa Slytherinnya selepas pelajaran Prof. Snape usai.
Sedangkan yang disalahkan malah diberi detensi, lalu Hermione pergi ke Asrama Ketua murid berniat untuk membersihkan mukanya yang kotor. Tadinya Hermione pergi ke Hospital Wings, tetapi Madam Pomfrey memberitahu Hermione bahwa kecelakaan kecil tidak mengakibatkan luka atau masalah apapun, hanya muka Hermione saja yang perlu dibersihkan.
Dengan sangat penuh emosi, Hermione langsung mengucapkan kata kunci pintu Asrama dan-BRUK!. Kalian tidak perlu memanggil siapapun untuk menolong jika ada seseorang dibalik pintu tersebut, karena bagaimanapun juga orang tersebut tidak akan selamat.
Baiklah. Untuk beberapa menit, Hermione termenung mendapati orang yang sangat dia benci ada di hadapannya, bersantai ria. Sedangkan Hermione sendiri dapat dibilang tersiksa.
"Pergi dari sini Malfoy! Aku benci kau, Ferret!!" bentak Hermione.
"Diam! Jangan membentakku Darah Lumpur!" ujar Draco namun terpotong, "Diam kau Ferret! Kau tidak lihat bagaimana bentuk mukaku sekarang?!! Mukamu kelak akan lebih parah daripada ini, Ferret Albino Malfoy!!!" kata Hermione lama-kelamaan makin keras.
Kesabaran Hermione sudah habis. Ia amatlah membenci keturunan Malfoy itu.
Mengapa sempat-sempatnya dia menjuluki ku seperti itu lagi? Kurang cukupkah dia menyiksaku selama ini? Demi Merlin! Aku berbuat salah apa kepadanya!? Ucap Hermione dalam hati.
1 detik. 2 detik. 3 de-
"SECTUMSEMPRA!" Teriak Hermione lantang dengan tongkatnya yang menunjuk kearah Draco. Meleset. Lagi-lagi meleset. Draco ternyata tidak hanya diam, jadi ia membalas Hermione, "Crucio!". Tidak. Tidak meleset. Terkena tepat ditubuh Hermione. Jadilah Hermione yang merasakan kesakitan di lantai, bukan Draco.
Sakit, Patah, dan mati rasa yang Hermione rasakan. Sakit yang tidak ada duanya, tidak ada penyembuhnya, dan tidak akan pernah terlupakan selama kau hidup.
Hermione tidak bisa merasakan tubuhnya, sama sekali. Ia pun tidak bisa membuka mulutnya. Yang bisa Hermione lakukan saat ini hanyalah merasakan, dan menangis. Draco hanya menyeringai melihat perbuatannya.
Sampai beberapa menit kemudian, Draco menyudahi mantranya itu. "Jangan coba-coba denganku Granger!" bentak Draco dari atas karena ia sedang berdiri. "Ja-Jangan.. Kumohon.. Hiks. Ja..ngan.. Hentikan.." Hermione rasanya ingin menangis sekencang-kencangnya, namun air matanya sudah kering karena terus-menerus menangis dan terisak.
Draco terlihat iba melihat Hermione tergeletak tak berdaya seperti itu karena ulahnya sendiri. Apalagi saat melihat tanda Darah Lumpur milik Hermione, yang membuat masa lalu pahit itu terulang kembali. Saat Bibi Draco, Bellatrix menandai Hermione sebagai makhluk keji bagi Darah-Murni.
"Maafkan.. Aku.. Hentikan..." mohon Hermione. "Baiklah, Jangan sok kuat Gryffindork!" lalu Draco pergi. Meninggalkan Hermione yang lemas di lantai yang dingin. 『』
KAMU SEDANG MEMBACA
After all this time? | DraMione
FanfictionDua insan saling membenci hanya karena sebuah perbedaan status darah yang diagung-agungkan oleh diri masing-masing. Entah siapa yang menuangkan bumbu-bumbu cinta, namun salah satu dari mereka jatuh hati. Hanya salah satu dari mereka. Namun, bagaiman...